Naruto bersiul sambil membawa satu cup kopi yang masih mengepul. Berjalan riang menuju ruang santainya, dimana semua staff terutama dari unit bedah biasa beristirahat. Ada dua kamar di dalam sana yang salah satunya selalu ditempati dokter Kakashi saat beliau lembur dan kelelahan.Naruto melempar jas dokter miliknya. Lalu berpose sedikit di depan sebuah cermin usah yang terdapat di dinding. Jadwal hari ini hanya ada satu operasi kecil yaitu pengangkatan papiloma di jam pagi. Selebihnya bebas. Sudah ada Kiba yang berjaga di UGD dengan Neji sebagai pengawas. Naruto sungguh bahagia sekarang.
Tunggu...
Naruto mengerutkan alisnya saat satu bayangan seorang pria tertangkap di dalam cermin. Bukan hantu, namun kenapa dia bisa di sini?
"Kau?" Naruto berbalik. Berjalan terburu-buru mendekati sosok itu yang tengah sibuk membaca sebuah buku. Pria itu sangat tenang. Tidak terganggu dengan kedatangan Naruto. Tepatnya tidak peduli.
"Hei!" Naruto merebut buku itu dari sang empu. Membuat pria itu mendesah malas. Ada keheningan sejenak saat mereka berdua beradu tatap.
"Kau?"
Naruto mengernyitkan keningnya. Wajah pria di depannya sangat tidak asing. Pria berwajah tampan dengan kemeja biru tua. Rambut sedikit acak berwarna hitam. Wajahnya datar, namun memiliki mata yang tajam.
"Kita bertemu di UGD kemarin." Naruto langsung menyilangkan tangannya di depan dada. Sebagai seorang dokter ingatnya sangat baik. Apalagi kejadian yang melibatkan Sakura dengan pria di depannya itu baru saja terjadi kemarin.
Naruto menyeret sebuah kursi. Menempatkan benda itu dekat dengan pria yang masih saja bungkam.
"Kenalkan siapa dirimu. Kenapa kau bisa ada di sini. Kau tahu ini ruangan apa?"
Benar. Sangat tidak mungkin orang asing akan masuk begitu saja ke ruangan yang hanya boleh dimasuki staff.
"Aku juga bagian dari ruangan ini."
Naruto melotot, "Memangnya kau siapa?"
Hampir emosi, namun amarah Naruto lenyap karena ia tak ingin membuat keributan. Hal positif yang ada di otaknya seketika mendorongnya untuk tetap berprasangka baik.
"Kau anak baru?" Tebaknya, yang membuat lawan bicaranya menatap sedikit malas. "Kau residen baru? Kapan kau datang? Atau--- kau."
Lupakan. Naruto segera mengatupkan bibirnya. Jika dilihat, orang di hadapannya saat ini masih muda. Mungkin seumuran.
"Kurasa kita seumuran. Siapa namamu?"
"Sasuke."
"Aa ya Sasuke...Hahaha santai saja. Aku Naruto, Uzumaki Naruto. Anggap saja aku seniormu. Jika kau mengalami kesulitan tanya saja aku." Ucap Naruto narsis. Ia langsung memamerkan senyum lebarnya ala iklan pasta gigi.
"Penampilanmu oke juga." Ucapnya lagi. Di mata Naruto, tak banyak dokter tampan seperti dirinya. Dan bertemu dengan Sasuke membuatnya sadar. "Sasuke hanya sedikit lebih tampan daripada aku."
Saat mengingat kejadian kemarin Naruto sebenarnya sangat terkesan dengan aksi Sasuke yang cekatan. Jika bukan karena Sasuke, mungkin Sakura akan mengalami masalah yang lebih besar.
"Kau mengenal Sakura?"
Sasuke hanya terdiam. Karena tiba-tiba saja sosok yang mereka bicarakan sudah berdiri di belakang Naruto. Yah, Sakura datang dengan jas dokternya, membawa satu permen lolipop di mulutnya.
"Astaga kau!" Naruto berteriak. Langsung mengalihkan atensinya dari Sasuke ke gadis itu. Tangannya dengan ringan menyentil jidat Sakura hingga membuat gadis itu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doktor Room
FanfictionMempunyai sedikit waktu untuk diri sendiri adalah impian mereka. Namun Izanami Hospital sepertinyai tidak mengijinkan mereka untuk bersenang-senang meski sebentar. Cinta dan persahabatan tiba-tiba saja tumbuh di tengah kerasnya dunia medis. keprofe...