Uchiha Sasuke, seorang dokter fenomenal yang penuh misteri. Selama ini hanya namanya saja yang tergiang tanpa ada yang mengetahui sosoknya yang nyata. Seorang dokter dengan otak genius entah darimana dia mendapatkannya. Meraih lisensi bedah organ di usia muda dan kabarnya ia sedang di incar sebuah rumah sakit terkenal di America untuk terlibat penelitian.
Dia yang selama ini seolah hanya tokoh fiksi, kini beraksi secara nyata. Membedah perut pasien tanpa ragu dan tepat. Tangannya begitu mengagumkan hingga menjadi asistennya saja mungkin harus berlatih begitu lama agar bisa mengimbangi kecepatannya.
"Cut."
Suara itu terdengar seiring dengan iringan detak jantung pasien pada layar EKG.
"Cut!"
"Ah iya." Sakura tersadar dari lamunannya lalu memotong benang dengan gunting di tangannya.
"Melamun adalah sikap yang sangat fatal dilakukan saat berada di meja operasi. Sangat tidak profesional."
"Ma.. Maaf."
"Kata maaf tidak akan membangunkan pasien yang meninggal akibat satu kesalahan kecil."
Kata kata tajam itu membuat dada Sakura bergemuruh. Ingin runtuh saat itu juga namun ia menahannya. Pria tampan dengan mulutnya yang pedas. Bisa-bisanya pria itu terus berkomentar saat tangannya dengan lihai membuat simpul pada bekas sayatan operasi? Apa dia sungguh manusia?
"Jangan ambil bagian apapun di meja operasi dalam beberapa waktu ke depan."
"Hah?" Wajah Sakura melotot. Kalimat itu bagaikan petir di siang bolong. Bagaimana bisa Uchiha Sasuke melarangnya untuk ikut andil dalam operasi?
"Maksudmu kau melarangku masuk ke ruang operasi?"
"Kau sungguh tidak tahu apa kesalahanmu?" Sasuke melepas kacamata pembesarnya. Meletakan alat pada nampan yang dibawa Ino setelah itu menatap Sakura dengan remeh.
"Aku hanya----"
"Hanya?" Sasuke tersenyum miring. "Memberikan gunting yang salah sebanyak tiga kali. Kau memperlambat jalannya operasi. Kau pikir kau bisa menyelamatkan pasien dengan kerjamu yang lambat dan kurang fokus itu?"
"Kenapa dia cerewet sekali. Dia pikir siapa yang membuatku tidak fokus seperti ini?" Sakura hanya bisa membalas dalam hati. Lidahnya kelu, karena yang dikatakan pria yang baru saja ia ketahui sebagai kepala bedah yang baru itu adalah benar adanya.
"Aku akan memantaumu mulai saat ini."
"Dokter kau tidak bisa melakukan ini. Aku adalah dokter bedah yang sudah berkali kali mengikuti---"
"Tapi kau melakukan kesalahan."
"Itu karena.... " Sakura ingin sekali mengacak rambutnya sendiri.
"Tidak menerima alasan dalam bentuk apapun." Sasuke berbalik sambil melepas sarung tangannya.
"Sisanya kuserahkan padamu." Ujarnya. Kali ini ia menoleh pada Ino.
"Siap dokter!" Jawab Ino sedikit gemetar.
"Tunggu dokter!" Sakura menyela. Ia menghentikan langkah Sasuke namun gagal. Pria itu mendengar panggilannya namun tetap saja keluar dari ruang operasi.
"Hah sialan." Ujar Sakura frustasi.
"Cepat kejar dia." Ucap Ino.
"Hah... Sial sial sial."
"Cepatlah, biar aku yang membereskan sisanya."
Sakura sudah hampir menangis. Namun Ino terus menyemangati dengan senyum manisnya di balik masker hijaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doktor Room
FanfictionMempunyai sedikit waktu untuk diri sendiri adalah impian mereka. Namun Izanami Hospital sepertinyai tidak mengijinkan mereka untuk bersenang-senang meski sebentar. Cinta dan persahabatan tiba-tiba saja tumbuh di tengah kerasnya dunia medis. keprofe...