⩇⩇

782 77 1
                                    

┈━ִ━ ۫ ׅ ꒷۪ 𝄪 ۫ ׅ ꒷۪ 𝄪 ۫ ׅ ꒷۪ 𝄪 ۫ ׅ ━━┈

Kacau. Keadaan benar-benar kacau. Runtuhan bangunan, serbuk-serbuk merah bertaburan dimana-mana.

Perang. Tepat pada abad ke-15 terjadi perang antara dua belah pihak, baik pihak Fey (peri) dan manusia.

Aku menjerit kala melihat banyaknya peri yang lenyap terkena serbuk merah atau Tom-bloom, beraninya si nenek tua sialan itu. Aku bersumpah dalam beberapa jam mayat nya akan lenyap oleh Maleficent.

Pandanganku teralihkan kala melihat segerombolan anak-anak hampir terkena runtuhan bangunan akibat penyerangan yang meleset. Beruntung saja ada fey tundra yang menolong nya. Yah, ras tundra itu memang menyukai anak-anak, tak heran jika dia menolong mereka. Setelahnya dia memberi kode padaku agar segera menjauh dari daratan. Aku lantas mengepakkan kedua sayapku di udara dan mengawasi sekitar.

BOOM

Huh, meleset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huh, meleset.

"Si jalang tua itu! Awas saja!" Aku mengumpat kala melihat Siofra terkena serbuk Tom-bloom.

Tak lama Borra sebagai salah satu ketua berteriak agar mundur, karena semakin banyak nya korban. Dia memberi perintah untuk terbang rendah. Dengan kompak para kelompok fey terbang dengan posisi rendah dan melintasi pinggir tembok. Tanpa bertele-tele mereka menyerang dengan brutal kepada para prajurit kerajaan.

Beberapa dari kami ada yang terperangkap jaring milik prajurit kerajaan, ada juga yang berhasil masuk kedalam area kerajaan. Sedangkan aku mencoba untuk melepaskan mereka yang terperangkap dengan sihir ku.

"Yash!" Beruntungnya mereka berhasil melepaskan diri.

Aku kembali terbang dengan gesit sembari menyipitkan mata melihat gereja yang tertutup. Bahkan besi bertengger sebagai penahan pintu. Aku yakin bahwa mereka sedang mengurung penduduk Moors, dan mencoba melenyapkan mereka semua dengan serbuk Tom-bloom.

Lantas aku menyayat leher kedua prajurit yang sedang menahan Aurora dengan kedua sayap ku. Aku mendarat dengan mulus begitu Aurora berlari dan memeluk ku sambil meneteskan air mata.

"Katakan padaku bahwa kau dan ibu baik-baik saja." Ujarnya terisak.

"Beruntungnya ibu masih bisa diselamatkan" balasku tersenyum tipis. Tiba-tiba petir berwarna hijau terlihat di langit dengan awan kelabu.

Aku terpekik kaget melihat Diaval yang berubah menjadi beruang hitam. Come on... bahkan aku tidak melihat dia tadi, bagaimana bisa?

"Oh God, Maleficent in here." Aku terkejut melihat kedatangan nya yang langsung menghancurkan menara istana, begitu juga dengan Aurora.

Diaval yang dalam bentuk beruang nya dengan brutal menghempas para prajurit lalu memukul pintu gereja. Aurora segera berlari menuju menara ketika ia tau bahwa Maleficent mengincar ratu. Aku pun memutuskan untuk terbang ke dalam istana.

Kini aku berada di ruangan kecil yang di penuhi barang-barang bekas milik istana. Mataku bergerak memperhatikan sekitar ruangan, berharap melihat benda kotak berwarna emas yang berharga.

"Ah kemana sih!" Kesal karena tak kunjung terlihat, aku mengacak-acak beberapa barang disana.

"Akhirnya! Kupikir sudah hilang."

Aku menjerit senang setelah menemukan kotak itu, lantas ku buka dan muncul lah sebatang kayu. Lebih tepatnya sebuah tongkat sihir.

Beberapa hari lalu sebelum perang. Aku sempat menyusup ke dalam istana dengan wujud manusia ku hanya untuk menyelamatkan Aurora. Karena sedang berada dalam wujud manusia, aku membawa tongkat sebagai senjata.

Sial nya aku hampir tertangkap oleh prajurit kerajaan. Beruntung nya aku menemukan ruangan yang berisi barang-barang bekas tepat di samping kiri. Tapi itu tak berlangsung lama, prajurit mengedor pintu ruangan hingga pintunya hampir saja lepas. Dengan panik aku memutuskan untuk menyimpan tongkat ku di dalam kotak emas yang tiba-tiba muncul. Setelahnya, aku ber-apparate menuju tempat para dark fey berkumpul.

"AKH!"

Sialan. Lengan ku tergores runtuhan dinding ruangan yang tiba-tiba hancur. Ini saat nya aku menerobos jendela kaca dan terbang lebih tinggi.

Baru saja akan menggapai tangan Borra kedua sayap ku di tembak dengan peluru besi. Aku bergerak dengan panik saat sayap ku tidak bisa digerakkan lagi. Perlahan-lahan kudengar suara Borra dan fey lainnya meneriaki namaku.


"MELLIFLUOUS!"

"MALEFICENT IS DEAD."

"MALEFICENT IS DEAD."

"SHE IS NOT!"

"MELFUS COME BACK HERE!"

Aku membeku dan menunggu tubuhku menyentuh daratan. Mati, Maleficent sudah mati teriak mereka.

Tidak mungkin. Maleficent tidak semudah itu terkalahkan, ini semua pasti hanyalah khayalan.

Sayang sekali semua yang terjadi adalah kenyataan. Aku tak kuat untuk membuka mataku lagi, perlahan-lahan mataku terpejam. Hingga tak sadar tubuhku terbanting keras menyentuh tanah. Bersamaan dengan bulir air mata yang mengalir dari pelupuk mataku. Apa semuanya berakhir?




awal dari semuanya







ׂ֢ ▬ ۪݊ ▭ ׂ֢ ׅ ּ⎚ ׂ֢ ▬ ۪݊ ▭ ׂ֢ ׅ ּ⎚ ׂ֢ ▬ ۪݊ ▭ ׂ֢ ׅ ּ⎚

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
★ ℒavienda


ִ  ׁ ⊱ mɘllιflυουs ; maleficent × hogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang