┈━ִ━ ۫ ׅ ꒷۪ 𝄪 ۫ ׅ ꒷۪ 𝄪 ۫ ׅ ꒷۪ 𝄪 ۫ ׅ ━━┈
Sudah sebulan lamanya aku menetap di kastil Hogwarts. Oktober datang menyambut akhir bulan. Hari ini adalah hari Halloween. Aku tidak tau apapun tentang itu, sebelum teman sekamarku mengoceh dengan panjang. Begitulah rasa bersemangat ku tumbuh di awal hari.
Handuk yang kering aku sampirkan di bahu. Memutar bola mata dengan malas melihat empat orang yang masih terlelap nyenyak. Aku mulai membersihkan diri saat memasuki kamar mandi. Bergegas mengenakan seragam dan jubah Slytherin agar terlihat rapi.
Aku kembali teringat betapa gugupnya aku saat menghadapi penyortiran di hadapan seluruh murid. Topi seleksi itu membutuhkan waktu cukup lama untuk menetapkan ku di Slytherin dan Gryffindor. Pada akhirnya disinilah aku, asrama yang menjunjung tinggi kemurnian darah.
Pada awalnya mereka bersikap sinis. Namun, Dumbledore punya banyak rencana. Marga Fayette terdengar bodoh. Jadi kita sepakat untuk mengubah marga ku sebelum penyortiran, menjadi Leighton. Keluarga darah murni yang keturunannya telah hilang. Perlahan, mereka mulai menerima ku setelah mengetahui latar belakang keluarga (palsu) ku.
Tetapi ada satu lagi yang membuat diriku tidak tahan. Masing-masing kamar asrama perempuan ditempati oleh lima orang. Aku tidak tau bagaimana dengan asrama yang lain. Namun itu cukup membuatku terganggu. Setiap hari aku harus mendengar suara cempreng Sharon Bletchley yang bergosip dengan anteknya. Terkadang pembahasan mereka membuatku tertarik. Membongkar banyak hal yang tak terduga.
Hari-hari aku habiskan untuk pergi ke setiap kelas. Kalaupun ada waktu luang aku memilih berkeliling, mencoba untuk mengetahui setiap dinding yang ada di Hogwarts. Akhir pekan selalu aku habiskan untuk pergi ke desa Hogsmeade bersama teman-teman sekamarku. Terkadang aku berenang sendirian di danau hitam.
"Kau taruh dimana sisir milik ku, Mellifluous?" Lucretia Black berjalan mondar-mandir mencari sisir emas nya. Dia adalah wanita eksis yang pandai merayu. Aku tidak pernah menganggap nya remeh, melihat betapa berkuasanya keluarga Black.
"Kemarin ada dibawah bantal mu." Aku menjawab dengan malas. Setelah melihat Lucretia mendapat sisir nya kembali, aku kembali bercermin.
Penampilan adalah hal penting didalam pemikiran ku. Kalau boleh buat, aku bisa saja memanggil desainer terkenal untuk menciptakan berbagai macam gaun modis. Namun, selama ini aku hanya memiliki uang yang terbilang cukup dari kepala sekolah Dippet.
Dengan langkah percaya diri aku berjalan dari asrama Slytherin menuju aula. Aku tidak perlu repot-repot menunggu para gadis untuk berada di aula besar. Murid belum banyak yang berkeliaran di koridor. Dan aku lebih suka berangkat awal untuk mendapatkan tempat duduk ditengah.
Melihat meja Slytherin yang terisi sedikit orang, aku menempatkan diri dibagian tengah. Terkadang melirik jam seiring banyaknya tempat yang mulai terisi.
Dari kejauhan aku bisa melihat teman sekamarku berjalan bergerombol. Begitu mereka duduk disekelilingku, makanan mulai muncul dari atas meja. Aku memasukkan sepotong daging. Mengunyahnya dengan anggun saat melihat kapten tim Quidditch Slytherin diujung meja.
Winky Crockett gagal membawa tim Quidditch Slytherin meraih piala selama dua tahun. Slytherin selalu dikalahkan oleh Gryffindor setiap menyentuh final. Aku tidak bisa untuk tidak tertarik dengan Quidditch. Besok, aku akan menghampirinya untuk melakukan uji coba tim Quidditch baru. Semoga saja perubahan akan terjadi dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
ִ ׁ ⊱ mɘllιflυουs ; maleficent × hogwarts
Fantasíaㅤㅤ𓂃 𝐌ellifluous, keturunan terakhir ㅤㅤdark fey terkuat atau dark Phoenix. ㅤㅤ𝐒etelah terjatuh nya dia pada perang ㅤㅤyang terjadi di negeri Moors. ㅤㅤ𝐌ellifluous terlempar di sekolah ㅤㅤsihir Hogwarts. 𝐒alah satu ㅤㅤsekolah sihir yang terletak di...