Chapter 1

15 4 1
                                    

"Sejauh apapun dirinya pergi, tapi ketika Tuhan sudah menakdirkannya buat kamu. Ia akan kembali, dengan versi yang lebih baik dari pada waktu dulu."
-Fai

Tandai typo yang bertebaran!! Happy reading

.....

Fany Humaira Aldair, putri semata wayang dari pasangan Gabriel Ihsan Aldair dan Ayudisha Eliana. Ia sekarang tumbuh menjadi seorang remaja yang sangat anggun, cantik, dan berprestasi.

Ia selama SMP atau Sekolah Menengah Pertama ia bersekolah dibMedan, sampai pada SMA kelas 10.

Ia sekolah disana karena sang ayah sedang ada keperluan penting di Medan untuk jangka waktu yang lumayan lama, makanya ia dan bundanya ikut di boyong oleh sang ayah ke Medan.
Kenaikan kelas 11 ia Kembali lagi ke Jakarta, yang pastinya ia akan Kembali menemui beberpa temannya saa SD dulu.Walau sudah lama tidak ketemu tapi Fanny berusaha untuk menjaga komunikasinya.

Bandara Soekarno Hatta Internasional, Tanggerang.

Ya, sekarang mereka baru saja sampai di salah satu bandara Internasional yang berada di Jakarta.

“Hai Jakarta, I miss you so much.“ Tutur Fany dalam hatinya, sambal melihat sekeliling bandara.

“Fany, gimana perasaan kamu akan melakukan aktivitas kembali Jakarta?“ Tanya Ayu.

“Fany kangen banget bun, Fany akan main sama teman-teman saat Fany SD tentunya.“ Ujar Fany.

“Semoga kamu cocok yah kemabali ke Jakarta lagi.“ Ucap Gabriel.

“Pastinya Fany cocok dong, Yah. Kan Fany dari kecil disini.“ Jawab Fany.

“Sukur deh kalau kamu seneng,
ayah sama bunda juga ikut seneng.“ Ucap Gabriel, sambal mengelus kepala Fany yang tertutup pasmina.

“Itu dia mobilnya. Yuk kesana.“ Ajak Gabriel, saat melihat mobil yang ia tunggu-tunggu.

Mereka pun menaru barang yang mereka bawa kedalam bagasi mobil, dan dibantu oleh supir tersebut.

“Selamat datang kembali, Pak, Bu, Non.“ ucap sang supir saat bos nya masuk kembaling.

“Terima kasih mang ujang.“ Jawab Gabriel.
Mobil yang mereka tumpangi pun jalan keluar bandara.

“Gimana keadaan nya Mang, sehat? Keluarga gimana?“ Tanya Ayu

“Alhamdulillah sehat kok, Bu.“

“Alhamdulillah kalau begitu.“

…..

“AAA KAMAR KU.“ Teriak Fany, saat memasuki kamarnya kembali setelah empat tahun tidak ia masuki.

“CAPEKK.“ Ia menidurkan tubuhnya di Kasur yang sudah lama ia tidak tiduri. Ia cium bau seprai yang masih sama seperti dulu, pandanganya menelusuru setiap inci kamarnya. Masih sama seperti terakhir ia tinggalkan.

Tetapi pandangannya melihat boneka beruang kecil yang berada di meja belajarnya. Ia berjalan mendekat meja belajar itu pandangannya tidak teralihkan dari boneka beruang tersebut.

Adanya Prolog Tanpa Epilog [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang