chapter 2

13 3 0
                                    

"kalau memang dia suka sama kamu, dia bakalan perjuangin kamu. Sampai dimana dia meluluhkan hati kamu."
-fai

“Fany bangun nak, hari in ikan hari pertama kamu ke sekolah baru.“ ucap Ayu

“Bunda, An masih ngantuk bunda, 5 menit lagi deh.“ ucap Fany yang masih menutup matanya dan mengeratkan selimut di tubuhnya.

“NGGAK ADA 5 MENITAN FANY, NANTI KAMU TELAT INI JAKARTA BUKAN MEDAN.“ ujar Ayu sambil menarik tangan anaknya untuk duduk.

“Bunda… Fany kan masih ngantuk, Bun” ucap Fany.

“Kamu mandi gih, seragamnya udah bunda siapin, bunda tunggu di bawah yah." tutur Ayu sambil berjalan keluar kamar anaknya.

Fany pun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya sebelum berangkat ke sekolah.

Tidak sampai 10 menit ia sudah selesai, dan memakai seragam sekolahnya lalu menuju kebawah.

“PAGI SEMUA.“ teriak Fany.

“Pagi juga sayang, gimana siap untuk bersekolah lagi, dan suasana barunya nanti?“ tanya Gabriel.

“Siap dong, Ayah. “ ujar Fany exited.

“Yaudah yuk sarapan supaya tidak telat.“ ucap Ayudisha.

Mereka pun makan tanpa suara hanya ada detingan garpu dan sendok yang menggema di ruangan tersebut.

“Udah sayang? Ayok ayah antar sekalian ayah ke kantor.“ ujar Gabriel.

“Yaudah Fany pamit yah Bund.“ pamit Fany sambil menyalimi sang bunda.

“Jangan nakal yah, belajar yang rajin. Jangan bikin masalah loh nanti di sekolah!" perintah Ayu

“Iya bunda Any di sana nggak bikin ulang kok, Cuma belajar aja.“ jawab Fany.

“Kita berang kat yah, dadah.“ ucap Fany ketika mobil mulai jalan.

Fany dan Gibran pun membelah jalanan Jakarta yang lumayan padat.
Sesampainya di depan sekolah Fany, Gibran menepikan mobilnya di dekat gerbang.

“Belajar yang raji, nanti Ayah jemput, atau nggak mang Ujang yang jemput.“ tutur Gabriel.

"Okey, Yah. Fany masuk dulu yah, hati-hati di jalan.“ ucap Fany sambil menyalimi sang ayah.

“Yaudah sana masuk takut keburu bel.“

Fany pun keluar dari mobil lalu berjalan masuk menuju Gedung sekolahnya. Ia masuk ke salah satu kelas yang sudah di beritahu tadi oleh guru yang menjadi wali kelasnya.

Ia duduk di pojok belakang, karena ia sudah terbiasa dan nyaman kalau duduk disitu.

“Fany yah?“ tanya seorang siswi jalan mendekatinya. Yang di panggil kage, karena yang memanggil nya teman ia pas SD.

“Loh, kok ada lo Haura?“ tanya Fany.

“Gue kan sekolah disini juga sama Lo, satu kelas btw kita. Jadi kalau ada apa-apa kitab isa bareng.“ ucap Haura.

Ya, itu Haura Mahardika teman Fany saat SD, dia juga yang menjadi saksi bisu kisah Fany dan Lio.

“Tapi kok lo tau gue sekolah disini?" tanya Fany.

“Nyokap lo ngomong ke nyokap gue, terus nyokap gue ngomong lah ke gue. Lo mau tau kagak? Gue seneng banget lo disini.“ ujar Haura.

“Syukurlah lo satu kelas juga sama gue, gue males nyari teman.“

“Masa? Lo kan anak nya gampang berbaur Fan.“ selidik Haura.

“Hm… Tau aja lo.“ jawab Fany.

“Eh gue balik ke tempat duduk yah, soalnya bentar lagi guru dating.“ ucap Haura lalu melenggang pergi kembali ke tempat duduknya.

Tidak lama guru yang mengajar di jam tersebut pun memasuki kelas.

“Apa kabar kalian semua?“ tany guru tersebut.

“BAIK BU.“ ucap semua yang ada di kelas.

“Kita lihat-lihat ada anak murid baru yah, silahkan maju perkenalkan dirimu.“ perintah guru tersebut. Fany yang merasa terpanggil pun langsung maju kedepan kelas.

“Silahkan.“ ucap guru tersebut mempersilahkan Fany memperkenalkan dirinya.

“Hai teman-teman perkenalkan nama saya Fany Humaira Aldair, saya pindahakn dari salah satu SMA yang berada di Medan, sekian dari saya maaf kalau ada salah kata, saya senang sekali bisa berkenalan dengan kalian semua.“ ucap Fany.

“Apa ada pertanyaan untuk Fany?“ tanya guru tersebut.

“Fanyu dah punya pacar belum?“

“Nomer ponsel nya berapa Fany?"

“Alamat rumahnya Fany apa? Siapa tau babang bisa dateng kesana?“

Begitulah kira-kira pertanyaan yang di lontarkan oleh teman-temannya.

“Sudah pertanyaan kalian semua pada ngaco. Silahkan kembali ke tempat duduknya kembali Fany.“ perintah guru tersebut, dan Fany melangkahkan kaki ke tempat duduk semula.

“Baik semuanya silahkan buka buku paket halaman 57 kita bahas itu sekarang.“ ucap guru tersebut lalu melanjutkan menjelaskan.

…..

“Sekarang sudah selesai pelajaran ibu, ibu minta tolong Fany ke ruangan ibu untuk mengumpulkan tugas teman kalian.“ perintah guru tersebut.

“Fan gue tunggu di kelas yah, nanti kekantin bareng.“ ucap Haura dan di mendapatkan anggukan dari Fany.

Fany langsung mengikuti guru tersebut keruangannya sambil membawa tumpukan buku tugas teman-temannya.

“Silahkan taruh di meja situ.“ ucap guru tersebut setelah mereka sampai diruangan guru.

“Terima kasih ya Fany.“

“Sama-sama bu, saya izin keluar. “ izin Fany dan mendapatkan anggukan dari guru tersebut. Lalu ia berjalan dilorong menuju kelasnya, lumayan ramai sampai dimana.

Bruk

Tak sengaja Fany menabrak orang, karena ia tidak focus melihat kedepan.

“Aduh.“ rintih Fany.

“Kamu nggak papa?“ Tanya cowo tersebut, yang baru saja bertabrakan dengan Fany.

“Nggak papa kok.“ ucap Fany mengusap keningnya yang terasa sakit, lalu ia menatap siapa yang ia tabrak barusan.

Deg

Fany dan cowo tersebut langsung membeku setelah siapa yang dilihatnya.

“K-kak L-Lio?“

“A-An?“ Ucap mereka barengan setelah membeku beberapa saat.

“Kok kak Lio ada disini?“ ucap Fany dalam hati.

“Kamu nggak papa?“ Tanya Lio sekali lagi, dan membuyarkan lamunan Fany.

“Nggak papa kok kak.“ jawab Fany sambil menunduk.

“Yaudah aku pergi dulu yah ada urasan, maaf.“ ucap Lio sambil melenggang pergi meninggalkan Fany yang masih berdiam di tempat.

Tidak lama, Fany pun melanjutkan langkah nya menuju kelas karena ia tahu pasti Haura sedang menunggunya.

“Ra maaf ya lama.“ ucap Fany.

“Lagian kamu ngapain sih lama banget?“ tanya Haura

“E-eh ng-nggak papa kok, Ra.“ gugub Fany tapi masih tersenyum.

“Yaudah ayok ke kantin, udah laper banget aku.“ ucap Haura sambil menarik tangan Fany menuju kantin.

Jangan lupa votmen!!

Jakarta, 11 Januari 2022

Adanya Prolog Tanpa Epilog [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang