Quit Smoking 4

380 81 78
                                    

"Seperti itulah, saat pertama kali aku bertemu dengannya."

Tubuh masih mematung, sementara kelopak mataku berkedip beberapa kali. Dalam kepalaku saat ini muncul sebuah pertanyaan, apakah tadi itu demo? Jadi, Yibo hanya ingin menunjukkan padaku pertemuan dia dengan sang kekasih, begitu?

"Xiao Zhan, di mana kau tinggal selama ini?"

Huh? Aku bingung saat tiba-tiba Yibo mengalihkan pembicaraan. Namun, ketika bibirku sudah terbuka dan ingin menjawab pertanyaannya, mendadak otakku menjadi buntu. Tunggu! Aku harus jawab apa? Ah, tidak, lebih tepatnya selama ini aku tinggal di mana?

Terulang kembali. Aku melupakan sesuatu lagi. Hanya saja, bukankah ini terlalu aneh jika aku tak mengetahui tempat tinggalku sendiri? 

Ah, benar. Beberapa menit yang lalu aku bahkan masih mengingat seorang kakek yang mengatakan lukisanku tak memiliki kehidupan di taman kota. Lalu, aku juga masih ingat bahwa aku seorang pelukis jalanan. Berangkat naik kereta dari stasiun ... apa nama stasiun itu? Kenapa aku juga tak mengingatnya.

"Xiao Zhan?" Yibo memanggilku lagi. Mungkin, dia berpikir aku tidak mendengar pertanyaannya.

"Entahlah, aku tidak ingat," jawabku lirih.

Mendadak rasa panik menyerang. Aku cukup gusar hingga Wang Yibo menatapku seolah bertanya, ada apa? Namun, aku mengalihkan pandangan dan mulai berpikir kembali, mengingat lagi perjalananku hari ini.

Jika aku sering melukis di taman maka stasiun pertama tadi adalah stasiun taman kota. Aku melirik ke arah Yibo dan bertanya, "Stasiun pertama, di mana kau dipukul petugas itu di taman kota, 'kan?"

Wang Yibo menganggukkan kepala. Berarti aku dalam perjalanan pulang ke rumah. Saat menunggu kereta datang, aku melihat Wang Yibo yang membuatku penasaran dan khawatir, karena itu aku memutuskan untuk mengikutinya. Di dalam gerbong kereta aku bertemu dengan anak kecil, dan begitu turun di stasiun kedua aku baru menyadari bahwa anak kecil itu adalah sosok hantu.

Lalu aku terus mengikuti Yibo dan berakhir di bukit ini.

"Yibo, apakah tempat ini memang tujuanmu saat kau naik kereta?"

Aku menoleh ke arah Yibo. Pemuda itu rupanya tengah menyulut batang rokoknya yang tadi. "Tidak. Tujuanku ... pulang ke rumah," katanya.

Pulang ke rumah? Itu artinya rumah Yibo memang tidak jauh dari tempat ini. Tetap saja, aku tidak tahu ke mana tujuanku. Apakah aku juga tinggal di dekat sini?

Kepalaku terasa pening mendadak. Kedua tanganku terangkat , menjambak, meremas-remas helaian rambut dan memukul-mukul kepala. Kenapa aku tidak mengingat apa-apa tentang tujuan maupun tempat tinggalku? Sebenarnya apa yang terjadi, Xiao Zhan sadarlah, ingatlah!

Melihat aku yang seperti orang gila, mungkin Yibo merasa prihatin. Dia menarik tanganku, menggenggam erat-erat selagi berkata, "Sudahlah, hentikan. Tidak apa-apa kalau kau tidak ingat di mana tempat tinggalmu. Kau bisa tinggal bersamaku malam ini."

"Benarkah?" Aku memastikan, dan mengangguk sambil menyunggingkan senyum tipis.

"Wang Yibo, apa kau begitu baik pada semua orang? Penampilan dan auramu mungkin terlihat suram dan menyedihkan, tetapi tidak kusangka kau sangat baik sampai menawari orang asing untuk tinggal bersamamu."

"Tidak. Ini hanya untukmu," bisiknya.

Tak dapat ditahan, di bibirku tersemat senyum simpul. Aku menggodanya dengan berkata, "Ah, tiba-tiba aku merasa spesial."

Kulihat, Wang Yibo memalingkan wajah berlawanan arah dariku kemudian tersenyum tipis. Tidak terlihat jelas, tetapi daun telinganya sekilas tampak memerah.

QUĪT SMOKING | YiZhan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang