25

719 76 9
                                    

"Gimana Hoon maukan?" Mama
"Coba tanya ke Hanna ma, keputusan Hanna keputusan aku juga" Sunghoon

•°•°•Happy Reading°•°•°

"Jadi gimana Hanna keputusanmu?" Mami
"Kayanya jangan dulu deh Mi, soalnya di perusahaan juga lagi sibuk sibuknya kan?. Meskipun nanti dihandle sama asisten Sunghoon, sewaktu waktu pasti bakal minta bantuan Sunghoon buat nyelesain masalah diperusahaan yang emang enggak bisa dihandle asistennya" Kata Hanna
"Untuk honeymoon, untuk Hanna nanti aja dulu Mi, bukan berarti Hanna enggak mau punya anak tapi bukan saatnya Mi. Maaf Mi" Lanjut Hanna
"Yahh padahal Mami pengen cepet punya cucu" Kata Mami
"Masih banyak waktu kok Mi, kita usahain biar Mami cepet punya cucu" Kata Sunghoon
"Ehm okealah" Kata Mami dengan pasrah
"Nanti jangan lupa kalo mau bulan madu tinggal bilang aja ke Mama, nanti Mama kasih referensi hotel termahal" Kata Mama
Hanna pun mengganguk dan berkata, "Iya ma"
"Udah malem nih, pulang yuk Pah" Ajak Mama
"Eh iya nih. Yaudah Papa sama Mama pulang dulu ya" Kata Papa setelah melihat jam di tangannya
"Kita juga nih, masih ada kerjaan di kantor yang harus diselesain" Kata Papi
"Baik baik ya kalian" Kata Mama sambil mengusap kepala Hanna
"Iya Ma" Kata Hanna

Keesokan harinya, Hanna bangun terlalu pagi karena moodnya hari ini bagus. Ia langsung mandi. Setelah itu tak lupa menyiapkan baju Sunghoon yang dipakai untuk rapat nanti, memasak dan berjemur. Saat Sunghoon bangun aroma harum masakan Hanna sudah tercium dari lantai 2. Sunghoon pun langsung mandi lalu memakai baju yang disiapkan oleh Hanna. Sunghoon langsung keluar kamar dan berpamitan langsung ke kantor karena ada urusan. Hanna mengusulkan untuk mengantarkan makanan Sunghoon saat siang. Tapi keburu Sunghoon sudah masuk mobil. Hanna melihat aneh kebiasaan Sunghoon yang tidak biasanya tidak mau sarapan meskipun ada hal di kantor.

Siang harinya, Hanna bersiap untuk ke kantor Sunghoon untuk membawakan bekal makan siang.

"Mbak, Sunghoon ada di ruangannya?" Hanna
"Ada kok nyonya, ta-pi" Mbak resepsionis dengan kata diakhir sedikit terbata
"Tapi?" Hanna dengan penasaran
"I-itu nyonya. Sini nyonya saya bisikan" Mbak resepsionis
"APA" Teriak Hanna
"Haduh nyonya jangan teriak, saya kaget" Mbak resepsionis
"Hehe maaf mbak, makasih untuk infonya, saya permisi dulu" Pamit Hanna keluar perusahaan dan sekarang berada di area parkir
"Enggak bisa dibiarin nih" Hanna sambil memukul hpnya dengan pelan ditangannya
"Nelpon siapa ya? Eh ngapain nelpon kan gua bisa labrak sendiri" Hanna sambil berjalan ke ruangan Sunghoon

Brakk

Hanna langsung melotot ketika melihat Dona sedang duduk di pangkuan Sunghoon. Dona mengetahui itu malah mengerjai Hanna dengan mencoba merayu Sunghoon. Dengan kesal Hanna langsung menjambak Dona sampai tidak berada di pangkuan Sunghoon.

"Masih belum cukup hukuman yang dulu?" Hanna
"Masih kurang jera ya?" Hanna
"Hei, tanyakan saja pada suamimu, dia yang memerintahkan ku untuk kesini" Dona

Hanna langsung menatap ke Sunghoon penuh pertanyaan. Tapi Sunghoon menanggapi dengan roll eyes. Hanna langsung mengangkat salah satu alisnya. Dan langsung menatap Dona dengan tatapan malas. Langsung saja Hanna pergi dari ruangan Sunghoon dengan membanting pintunya.

Tak lama hp Dona berbunyi. Dona buru buru mengangkat telpon dari seseorang.

"Halo, kenapa nelpon?" Dona
"Bagaimana sudah berhasil?"
"Sudah lah, lanjut ke rencana ke dua?" Dona
"Iya, cepatlah. Aku melihat dia sedang berada di salah satu cafe"
"Oke, aku akan kesana" Dona

Dona langsung menutup telfonnya dan memasukkannya kedalam tasnya. Dan langsung duduk di meja Sunghoon.

"Sudah waktunya. Jangan ulur waktu yuk kita langsung capcus" Dona
"Iya iya" Sunghoon

Di luar cafe yang di hampiri oleh Hanna sudah dijaga oleh mata mata dari Dona untuk memantau Hanna sedang duduk di meja sebelah mana agar rencana Dona tidak gagal. Dan saat keluar ruangan, sudah dijemput oleh seseorang dengan mobil.

"Nah sekalian nih Sunghoon, ini calon suamiku" Dona
"Iya gua udah tau. Dia rekan kerjaku" Sunghoon
"Iya bener sayang. Dia rekan kerjaku" Calon suami Dona
"Oke jangan berlama lama kita bakal ke cafe yang dikunjungin Hanna" Dona
"Hanna? Hanna yang selalu kamu bicarain itukan?" Calon suami Dona
"Iya. Aku dan Sunghoon, eh lebih tepatnya Sunghoon meminta bantuanku untuk mengerjai Hanna. Karena ini hari yang dia tunggu tunggu" Dona
"Ooo, apakah perlu bantuan ku?" Calon suami Dona
"Nanti aja, udah ya kita langsung kesana. Daritadi ngobrol tapi enggak jalan jalan nih mobil" Dona
"Hehehe maap sayang" Calon suami Dona

Hanna sekarang sudah berada di cafe dan bersama Haechan dkk. Yang lain pada berbincanga, sedangkan Hanna hanya mendengarkan dan memasang muka datar.

"Serem juga ya Hoon muka istri lu. Jadi inget dulu hahaha" Dona dari luar cafe sambil mengingat masa lalunya

Sedang enak enaknya berbincang tiba tiba hp Haechan ada yang mengirimkan pesan. Ia  langsung ngeshare pesan itu ke teman temannya disana (kecuali Hanna)

"Eh Hanna, dari tadi lu kok enggak ngomong sama kita?" Jake
"Ehmmm suasana hati gua lagi enggak enak" Hanna sebelum menyeruput secangkir kopi
"Ooo, sama si kulkas?" Haechan
"Ehm" Hanna

Tiba tiba Hanna melotot dan tersedak minuman. Bagaimana tidak, ia melihat Sunghoon dan Dona berada di satu cafe dengan Hanna. Bukan hanya itu tangan Dina sedang menggenggam tangan Sunghoon.

Haechan dan Jake melihat Hanna sedang geram. Mereka langsung mengahadap ke belakang mereka. Mereka langsung terkejut

"Halo guys, maaf telat" Renjun
"Loh kok masem gitu mukalu" Renjun sedang melihat Hanna
"Hmm enak nya" Renjun nyeruput minuman Haechan
"Minuman gua ini, main comot aja" Haechan
"Heleh pelit" Renjun sambil tangannya menjelajah mengambil minuman Jake, tapi ketauan Jake dan alhasil disingkir kan dari gelasnya.
"Pesen sono, malah mau minta minuman gua. Sama aja kaya Haechan lu" Renjun sebelum memangil waiter
Setelah menunggu lama, akhirnya pesanan Renjun datang. Mereka berbagi cerita setalah lama tidak berjumpa lagi. Tak sadar, suasana sudah mulai petang. Mereka akhirnya pulang. Hanna pulang bersama Jake

"Nangis" Jake
"Hah?" Hanna
"Nangis aja, gua tau lu lagi kesel. Nangis aja gapapa" Jake
"Enggak, gua enggak nangis" Hanna sambil mengelap air matanya yang enggak bisa dibendung lagi

Jake langsung menepikan mobilnya dan memeluk Hanna. Serasa Hanna sudah tenang, ia pun langsung mengantar Hanna pulang. Sampai nya di rumah, suasananya gelap.

"Ma"
"Pa"
"Abang"

Saat sampainya di kamarnya, Hanna mendengarkan suara aneh. Ia langsung lari kebawah dan menarik tangan Jake yang masih sentiasa menunggu didepan pintu.

"Hee apaan si tarik tarik" Jake
"Sstt diem, dengerin nih" Hanna sambil mengarahkan kepala Jake
"Anjir, suara siapa tuh?" Jake
"Ya kaga tau" Hanna
"Jangan jangan" Jake
"Jangan jangan apa?" Hanna

Next?
Vote and comment


Perjodohan || Sunghoon × Hanna [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang