Part 17 --A Lie (2)--

38 5 1
                                    


------------------------------------

Ketika Danela sudah berusaha meruntuhkan benteng pertahanan untuk mencintai laki-laki ini, tapi kenyataan ini menamparnya begitu keras. Masa lalunya terlalu menyakitkan bagi Danela. Danela rasa ia tidak sanggup menerimanya.

Danela menghapus air mata-nya, "Terima kasih, kau boleh pergi sekarang..."

"Apa yang kau lakukan di sini..?"

-------------------------------------

Suara Nic menginterupsi ketika Ilsa hendak beranjak dari tempatnya.

"Well, aku hanya memberitahu sebuah kebenaran padanya..." Ilsa berjalan ke arah pintu keluar, namun sebelum itu dia berkata lirih pada Nic "...I've done something amazing, Nic."

Nic menggenggam tangannya kuat-kuat, hingga buku-buku jarinya memutih. Danela segera memberesi berkas yang ada di meja dan segera menuju ke kamarnya lalu mengunci pintunya. Dia sedang tidak ingin bertemu dengan Nic apalagi berbicara padanya.

"Ela..." suara Nic terdengar di luar pintu, Danela duduk dan memeluk luturnya melihat lembaran-lembaran kenyataan yang ada di tangannya, air mata tidak berhenti mengalir dari mata Danela.

"Ela, biar aku jelaskan padamu. Jangan biarkan hubungan kita seperti ini..."

Hampir dua jam Nic duduk di depan pintu kamar Danela, namun tidak ada tanda-tanda bahwa Danela akan membukakan pintu untuk Nic. Nic beranjak dari posisi duduknya dan memilih menuju ke ruang kerjanya. Membiarkan Danela menenangkan diri dan Nic akan mejelaskan semuanya saat Danela sudah tenang.

Danela meringkuk di sudut kamar dan memegang beberapa lembar foto dan surat laporan kepolisian mengenai kecelakan yang dialami orang tuanya. Mengapa Nic harus berbohong pada Danela. Mengapa Nic tidak bercerita pada Danela tentang hal yang sebenarnya. Bahwa Nic tidak mencintai Danela. Selama ini Nic bersikap manis hanya karena rasa bersalah atas keterlibatan Nic dalam kematian orang tua Danela.

Danela memberesi barang-barang yang ia perlukan, Danela ingin menenangkan diri dulu. Jika tetap berada di penthouse milik Nic, Danela tidak akan tenang. Sementara itu Nic sedang berada di ruang kerjanya, menyesali mengapa dia tidak menjelaskan pada Danela sejak awal. Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Danela melaju menggunakan mobilnya, ia tidak berpamitan pada Nic. Air mata mengalir deras di pipinya, saat ini Danela tidak bisa berpikir jernih. Semua kebaikan yang Nic lakukan menguap begitu saja, yang teringat jelas adalah bayangan Nic menabrak mobil orang tuanya dan menyebabkan orang tuanya meninggal. Setelah kurang lebih tiga jam mengendarai mobilnya, sampailah dia di mansion milik Nic yang ditinggali oleh Minerva. Danela memarkirkan mobilnya di pekarangan, segera turun masuk ke mansion untuk mencari Minerva.

 Danela memarkirkan mobilnya di pekarangan, segera turun masuk ke mansion untuk mencari Minerva

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Miracle #COMPLETE#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang