Konsekuensi (3)

35 12 44
                                    

"Hanya ada dua pilihan yang terbentang bagi para pelaku kesalahan.
Perbaiki sebelum mati.
Atau menjadi pengecut hingga mati."

---***---

Swiinggggg

BRUGHHH

"AH SHIT!! a-aawww sakit banget anjir. Lift nya kurang bagus apa gimana sih. Apes bngt gue. mana kotor banget lagi. Perasaan tadi kucing-kucing pada kalem masuknya.  Ko gue sengsara gini sih." Oby jatuh tersungkur di tempat yang kotor dan penuh lumpur. Tak Lama kemudian..

Setttt.. Wushhh

Setttt... Wusshh

Setttt.. Wusshh

Tak jauh dari tempat nya berada, portal lainnya masih aktif memunculkan banyak orang yang 'mungkin' di undang oleh Alin.

Swiinggg.. wuusshh.

"Suara apaan tadi ya? Kaya ada yang ilang. Tapi perasaan, gue kan kesini ga bawa apa apa. Orang niat mau makan gratis ko hehe."

Oby terlalu fokus memperhatikan portal itu. Hingga ia tak sadar, sesuatu telah hilang dari genggamannya. Matanya masih fokus memperhatikan portal hingga ia menyadari sesuatu.

"Wahh banyak juga ya yang diundang Alin. Tapi bentar. Bentar deh bentar deh. Ini emng otak gue yang lagi nge-lag apa gimana ya? Dari tadi gue perhatiin ko tampilan nya persis kucing semua sih? Kuping nya, kumisnya, bahkan ada ekornya. Lagi pada cosplay ni kayanya. Ahh salah kostum kan gue."

Oby berbicara pada dirinya sendiri. Ia sebenarnya kebingungan melihat sekelilingnya. Bagaimana tidak? Semuanya persis seperti kucing. Hanya saja bedanya, mereka dapat berjalan tegap dan berbicara layaknya manusia. dan juga jubah, jubah mereka berbeda beda. Yang ada di pikirannya kini semua masih hal yang pantas dianggap wajar.

Hanya satu yang ada di benaknya. Barangkali hanya cosplay?

Dengan masih diselimuti rasa kebingungan nya kini Oby mencoba lebih memperhatikan sekelilingnya. Namun yang ia dapat hanya pertanyaan yang membuat nya berpikir lebih keras. Ada dimana ia sekarang? Seperti dunia lain dan bukan dunia nya. Sampai matanya menangkap satu objek yang dikenalnya. Terpaku dan mengunci objek itu.

"Eh, itu Alin kan? Itu Alin!! Mata gue gaakan salah. Coba gue panggil. AL-"

"Hey Kacung, Cepat belikan aku makanan itu. Aku lapar." Sosok tinggi besar dan berotot kekar sedang berdiri dihadapan Oby dengan tampang yang sangar dan aura yang menekan.

Suara sosok itu membuat Oby tak melanjutkan ucapan nya. Padahal Oby yakin, sosok yang ditangkap mata nya adalah Alin.

Mengetahui ada yang mengganggunya, Oby hanya menengok sebentar dengan wajah kesal lalu langsung memalingkan wajahnya. Tak ingin menyahut dan seolah tak peduli, matanya malah sibuk menjelajah mencari sosok Alin yang menghilang dari tempat semula.

"HEYYY, APA KAU TAK MENDENGAR? APA KAU TULI?"

Suara itu, lagi lagi dia mengacaukan pencarian Oby.

"Apaan sih lu, baru kenal dah nyuruh-nyuruh.  Ambil dewek!! Badan doang gede. Apa apa minta diambilin. DASAR MANJA!!!" Ucap Oby dengan nada marah dan kesal. Oby yang sudah kepalang emosi tak mampu meredam amarah. Hal itu karena satu hal, ia telah kehilangan jejak Alin. Dan satu satunya penyebab semua nya adalah dia.

"KAU TAK TAHU SIAPA AKU? KAU BERANI MELAWAN AKU? SINI KAU! " Amarah terlihat jelas di raut wajahnya.

NGAAOOO NGAAOOO NGAAOO

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANOTHER LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang