Thirteen

227 33 2
                                    

Enjoy the story~❤️

"Uhuk! Uhuk! Hoek! Hoek!"

"Sayang, kamu tidak apa-apa?" - Pak Yuta.

"Sana, mas! Kamu bau! Aku gak suka! Hoek!" Gue dorong kaki dia.

"Bau? Saya sudah mandi, sayang" - Pak Yuta.

"Gak mau! Bau parfumnya gak enak!"

"Ini parfum yang biasanya," - Pak Yuta.

"Gak! Bau parfumnya beda, aku hapal banget sama wangi parfum kamu."

"Ayo sarapan dulu," Pak Yuta bantu gue balik ke meja makan.

"Kamu ganti parfum kan, mas?"

"Tidak, sayang" Pak Yuta dudukin gue di kursi makan.

"Baunya gak enak! Terlalu nyengat!"

"Maaf ya, sayang. Saya akan ganti besok," - Pak Yuta.

"Gak usah, mas."

"Kamu tidak suka dengan wangi parfum saya kan? Saya akan cari penggantinya segera," - Pak Yuta.

"Gak usah, mas. Lagian aku udah gak papa kok."

"Benar sudah tidak apa-apa?" - Pak Yuta.

"Bener, mas. Mending kamu sarapan aja nih," gue kasih mangkok buburnya ke dia.

"Kamu yakin mau temani saya service mobil hari ini? Kita di rumah saja, saya akan minta Sarip untuk membawa mobilnya ke bengkel" - Pak Yuta.

"Jangan, mas. Aku juga mau jalan-jalan, bosen di rumah terus."

"Ya sudah, tapi saya akan tetap mengajak Sarip dan Asep untuk menemani kita hari ini" - Pak Yuta.

"Aku gak habis, mas."

"Kenapa tidak dihabiskan?" - Pak Yuta.

"Kenyang, mual rasanya."

"Ya sudah jangan dipaksa lagi, habiskan minumnya" - Pak Yuta.

"Hoek!" Gue lari ke kamar mandi lagi.

"Kan, apa saya bilang? Saya akan meminta Sarip untuk membawa mobilnya ke bengkel," - Pak Yuta.

"Hoek! Hoek!"

"Aku cuma gak suka bau parfum kamu, mas. Sana!"

"Saya ganti baju dulu," Pak Yuta langsung ke kamar habis naroh mangkok.

"Hoek!"

"Ya ampun, ibu gak papa?" - bibi 2.

"Gak papa, bi cuma mual kok."

"Mau saya buatkan teh, bu?" - Bibi 2.

"Boleh, bi tapi jangan terlalu manis ya" gue senyum sambil duduk.

"Tunggu sebentar ya, bu" - bibi 2.

"Bagaimana, sayang?" - Pak Yuta.

"Ini better dari yang tadi," gue senyum.

"Kamu sudah yakin mau ikut saya ke bengkel?" - Pak Yuta.

"Jadi, tapi aku mau ngeteh dulu sebentar."

"Bapak mau saya bikinin teh juga?" - Bibi 2.

"Tidak, bi terima kasih" - Pak Yuta.

"Mas, soal papa gimana? Kamu yakin mau investasi dalam jumlah banyak ke perusahaan papa?"

"Saya yakin, karena itu satu-satunya cara agar papa bisa membebaskan kamu dari rencana pernikahan dengan Hendery" - Pak Yuta.

"Terus udah teken kontrak?"

Suami Dadakan - YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang