[ 1.2 ]

677 55 1
                                    


Sinar mentari memasuki kamar Minjeong membuat tidurnya terusik. Ia terbangun dengan memegang kepala nya yang terasa pusing.

"Akh sakit..." lirih Minjeong.

"Minjeong, jangan duduk dulu kamu masih sakit,"

Mendengar adanya suara, mata Minjeong mencari keberadaan suara itu. Ia mendapatkan wanita yang sangat cantik. Minjeong tidak munafik, ia mengakui jika wanita yang ia lihat itu sangat-sangat cantik.

"K-kau akhh," Minjeong merasakan sakit kepala yang begitu dahsyat membuat wanita itu menghampiri Minjeong.

"Apa kamu tidak apa-apa?" Wanita itu memegang dahi Minjeong dengan sangat lembut. Tetapi Minjeong menyingkirkan tangan wanita itu.

"Tolong, tinggalkan aku sendiri," pinta Minjeong.

"Tetapi kamu masih sakit nak,"

"Aku bisa mengatasi ini semua sendiri,"

"Jika sesuatu terjadi dengan mu, aku tidak akan memaafkan diri ku sendiri, kemarilah, aku akan memberi mu obat, dan menjaga mu," kata si wanita itu.

"Tolong Ny. Irene. Jangan membuat ku marah. Segera keluar dari kamar ku,"

Wanita yang menjaga Minjeong adalah Irene. Mendengar pinta Minjeong, ia segera keluar dari kamar Minjeong dengan rasa khawatir. Ia menghampiri suami dan anak tirinya di ruang makan.

"Bagaimana keadaan Minjeong?" tanya Junmyeon.

"Badannya masih panas. Sepertinya dia sedang tertidur sekarang. Oh iya Junkyu, apa kamu mau nambah susu nya?"

"Tidak perlu, aku sudah kenyang," jawab Junkyu.

"Baik. Nanti kamu pulang sekolah jam berapa?" tanya Irene lagi.

"Entah lah, aku akan pergi bermain dengan teman2 ku setelah pulang nanti," jawab Junkyu seadanya.

"Oh seperti itu ya. Jangan pulang terlalu malam ya," nasihat Irene.

Junkyu tak menjawab, ia segera keluar rumah dan masuk kedalam mobil menunggu ayah nya.

Melihat Irene menghela napas, Junmyoen menghampiri istrinya itu lalu memegang pundak nya sesekali mengusap pundak sang istri.

"Mereka belum bisa menerima semuanya. Ditambah lagi mereka masih remaja, susah untuk memberi pemahaman. Jangan dimasukkan ke hati ya," kata Junmyeon menenangkan Irene.

"Iyaa aku paham kok, sudah kamu berangkat gih, nanti Junkyu telat," kata Irene sembari membetulkan tuxedo milik Junmyeon.

"Iyaa, aku berangkat dulu,"

Junmyeon mencium kening istrinya itu lalu keluar rumah.




Junkyu melangkahkan kaki nya ke kelas.

"Oi gan, tumben telat," kata seorang lelaki dengan memukul pundak Junkyu.

"Ngagetin aja lu. Hooh, rada telat gue tadi mobil bokap gue kehabisan bensin," jelas Junkyu ke lelaki itu.

"Lu sendiri kenapa baru sampek?" tanya balik Junkyu.

"Gue lagi pingin pakek kacamata, yaudah gue beli dulu. Ganteng kan gue,"

"Pede bet lu bwhahahahah. Yang ganteng itu Kim Junkyu bukan Park Jihoon," tawa Junkyu.

 Yang ganteng itu Kim Junkyu bukan Park Jihoon," tawa Junkyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STEP MOTHER [ Suho X Irene ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang