Satu, getaran kecil.
Dua, getaran kecil.
Tiga, getaran besar.
Suara ombak terdengar keras menghantam bangunan."Peringatan pergilah ke pusat wilayah. Gempa besar susulan akan terjadi."
Terdengar suara pengumuman dari setiap bangunan kuil di ujung pulau.Tunggu dulu.
Tenanglah.
Ini kesempatan bagus.
Ya, benar.Dengan semua kekacauan yang terjadi mungkin ada seberkas harapan yang tercipta.
Awan hitam mulai merintik-rintik.
Genangan air kembali memercik.
Bencana.
Ini adalah malapetaka.
Malapetaka yang akan menjadi tiket keluar dari jurang neraka."Tinggal sedikit lagi."
Semua perlengkapan telah terpasang, tinggal menunggu keputusan yang tepat.
Kedua siluet melangkah keluar dari zona nyaman.
Memandang retakan disisi dinding, mengayunkan dengan penuh tenaga."Tiga, empat, lima."
Sinar laser mengeluarkan cahaya dan tombak runcing menembus lapisan baja.
"Hancur hancur hancurkan!"
Suara gemuruh kilat dan petir dikalahkan oleh suara tekad yang kuat.Waktunya melewati batas pengaman.
Saatnya untuk melewati celah bangunan pencakar langit yang telah lama memerangkap jiwa-jiwa yang tersesat.
Siapkan lengan dan kedua jiwa yang telah kembali utuh.
Kini saatnya menyeberangi batas kepulauan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU KATA
RandomSatu kata Lepaskan... Kenangkan wajahmu memandang langit dan tulislah dengan hati-hati Sepucuk kata... Satu-satunya kata dari hati (Maaf buku ini nantinya hanya akan diisi oleh tulisan hati sang penulis. To make my heart calm and store all the words...