Dinding besar yang kubangun telah menjadi tempat penampungan air limbah dan polusi hati yang kubuat sendiri.
Aku berjalan melalui jalan setapak yang tidak dilalui oleh semua orang, kecuali satu, diriku sendiri.Orang-orang bilang ini hanya permulaan.
Ini mungkin hanya sebuah cobaaan.Semua itu tidak bermakna, hanya sebuah perkataan.
Waduk cairan emosi negatif yang tergenang itu sudah mulai berteriak untuk keluar dari barikade yang kuciptakan.
"Keluarkan kami dari sini! Galilah lubang. Buatlah retakan."
Mereka mencoba merobohkannya.Mungkin...
Bila ada makhluk asing yang membantu mereka.
Menghantam dinding tebal itu dari luar, mereka akan berhasil.
Tapi dinding itu memastikan agar tidak ada yang bisa mendekat, apalagi masuk kedalam.Tapi aku tahu...
Aku sendiri pun mengetahuinya.
Mereka pun juga tahu.
Mereka juga...
Bahwa hari itu akan datang.
Hari dimana tembok itu akan terkikis.
Hari dimana hati itu akan menangis.
Tembok itu akan retak dan hancur.Dan duniaku akan utuh kembali.
Bahkan mungkin...
Lebih besar dan luas dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATU KATA
AcakSatu kata Lepaskan... Kenangkan wajahmu memandang langit dan tulislah dengan hati-hati Sepucuk kata... Satu-satunya kata dari hati (Maaf buku ini nantinya hanya akan diisi oleh tulisan hati sang penulis. To make my heart calm and store all the words...