Delapan

383 40 0
                                    

Selesai mandi dia memilih untuk pergi memasak. Sepertinya sup iga enak di makan dipagi libur ini. Langkahnya terhenti saat melihat yoongi sudah duduk di pantry dengan laptop dan handset terpasang di telinga.

"Tidak ada hari libur ya?" Kejut gebi dengan senyum menyapa.

Yoongi yang sembari tadi diam dengan wajah yang acak acak sekarang tersenyum.

"Semangat, jangan buru buru"

Yoongi melepas handset dan menarik paperbag di meja "ini untukmu"

"Apa ini?" Gebi ikut duduk sambil membuka paperbag dengan heran. Menampakkan sebuah jam tangan simple namun elegan.

"Untuk apa?"

Yoongi meraih jam di tangan gebi dan memasangkannya di tangan kanan.

"Aku tau kau lebih suka menggunakannya di tangan kanan, cantik"

"Yoongi ssi, tapi ini berlebihan"

"Em, simpan saja. Jika kau tak suka bisa di buang"

"Ada cerita apa hari ini?" Gebi lantas tersenyum melihat perubahan raut wajah yoongi. Sambil mengambil beberapa bumbu dan bahan masakan untuk dia potong.

"Kau sudah mendengar laguku?"

"Lagu yang mana?" Bingungnya sambil memotong bawang.

"Seesaw"

"Oh, baru demonya"

"Tidak mau mendengarnya?"

"Em iya baiklah"

Dengan laptop yoongi memutarkan lagu yang semalam rilis. Banyak komentar positif disana dan tentu saja negatif. Banyak juga yang membuat rumor karena lagu ini adalah ekspresi patah hati.

Gebi tentu saja menikmatinya.

"Dia menjauhiku setelah tau jika lagu ini jadi di rilis"

Gebi berhenti dari aktifitasnya.

"M-maksudnya?"

"Kau tau agensi tidak pernah melarang kami menjalin hubungan dengan siapapun kecuali staf"

"Aku dekat dengan seseorang dan dia meninggalkanku"

"Siapa? Siapa yang mau meninggalkan orang sepertimu? Bukankah itu bodoh" tawa gebi renyah.

"Dia cukup kekanak kanakan saat diajak bicara, beda dengan kau yang selalu memberikanku masukan"

"Kenapa malah jadi membanding bandingkan?"

"Dia tahu jika lagu ini juga ada kontribusinya denganmu, para sasaeng bodoh itu mengetahui keberadaanmu"

"Sasaeng bodoh itu apa?"

"Sasaeng fan, dia fan yang, bagaimana aku menjelaskannya? Kau cari saja di google, aku sedang malas membicarakannya"

"B-baiklah"

"T-tapi aku tidak paham dengan ceritamu. Bisa kau ulangi sekali lagi?"

"Dari awal?"

"Ya! Supaya aku tau bagaimana alurnya"

"Menjadi idol di korea itu hal yang rumit"

Yoongi menegak segelas air es yang sudah dia siapkan dari tadi sebelum gebi datang.

"Kita di kekang oleh penggemar supaya tidak menjalin hubungan dengan seseorang"

Gebi hanya diam mendengarkan.

"Akhir akhir ini, aku dekat dengan seseorang"

"Fan mu?"

Yoongi menggeleng lemah "dia non idol"

"Oh begitu, lalu bagaimana setelahnya?"

"Tentu sasaeng itu tau! Dan menghalalkan segala cara untuk membuatnya menjauhiku. Salah satunya ini"

"Tapi bukankah itu aneh? Jika di lihat dari sudut pandang tanpa ada sasaeng itu, kenapa dia menjauhimu setelah mengetahui bahwa lagumu itu ada ide ku?"

Yoongi menggeleng lagi "dia terlihat lebih sensitif dari biasanya"

"Wah wanita memang susah di tebak, yoon"

"Termasuk kau?"

Gebi hanya tertawa renyah.

"Ya! Sasaeng itu tau keberadaanmu sebagai asisten baruku. Dia memberikan info yang tidak ada menjadi ada, bilang jika aku telah menyukaimu, dan banyak hal bodoh lainnya"

"Aigoo, pantas saja dia marah. Lantas bagaimana dia sekarang?"

"Memilih bersama pria lain" degusnya.

"Mwo?!!" Kejut gebi membuat yoongi menatapnya kaget.

"Mian, tapi sepertinya sejak awal dia tidak mencintaimu"

"Maksudku begini, yoon. Dari beberapa artikel yang tak sengaja aku baca. Ada banyak pendapat yang tertera. Beberapa dari fan kalian mendekati idol bukan karena masalah cinta, tapi masalah terobsesi"

"Maksudnya? Tolong jelaskan dengan bahasa manuisa. Kau membuatku bingung"

"Kau pikir aku bicara dengan bahasa hewan dari tadi?!" Kesal gebi. Namun dia tetap melanjutkan penjelasannya saat yoongi tertawa.

"Fan kalian taunya kalian itu hebat dan yang baik baik karena dari media memang menunculkan yang baik baik kan? Sementara yang bukan fan, melihat kalian memang dari sudut pandang media dan seterkenal kalian. Bukannya terkenal sama dengan uang banyak? Mereka hanya terobsesi dengan uangmu"

"Setelah bisa mendekatimu ternyata resiko yang tidak pernah mereka bayangkan terjadi. Pantas saja mereka mulai menjauh. Karena niat sejak awal adalah ketika cinta bukan lagi dasarannya"

Yoongi hanya diam. Setiap saat di pikirannya kembali memahami penjelasan gadis indonesia itu dengan tenang.

"Kau benar"

"Yoon maafkan aku karena aku mulai sok tau. Tapi ucapanmu benar jika menjadi idol adalah ide yang rumit"

"Kau bisa bantu aku?"

"Selagi aku bisa, kenapa tidak?"

"Tolong jelaskan padanya untuk masalah ini"

"Kau bodoh?!"

"Tidak?! Kau pasti bisa. Sekiranya kalau dia benar benar menjauh tidak ada rekam jejak buruk di pikirannya tentang kau dan aku"

"Baiklah" resah gebi. Gadis itu melanjutkan kegiatannya. Bahkan sudah tidak selera lagi memasak yang enak enak pagi ini.

Paragraf Delapan : Rahasia

𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘶𝘴𝘭𝘪𝘮 - Min Yoongi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang