02

22 8 3
                                    

Hola!! Bertemu lagi!
Gimana ceritanya seru gak?
Maafin yah, masih gak rafi penulisannya, kalian bisa banget kok, beri aku saran dan kritikan 😻

Hola!! Bertemu lagi!Gimana ceritanya seru gak?Maafin yah, masih gak rafi penulisannya, kalian bisa banget kok, beri aku saran dan kritikan 😻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari kita mulai
🌻🌻🌻

Hari pertama, setelah berhenti dari perusahaan sebelumnya. Asma sangat antusias sekali, meski belum bertemu dengan sang atasan, tapi Asma yakin atasannya kali ini ramah dan baik hati.

Memakai baju berwarna hitam bercampur putih dengan jilbab senada, dengan senyum yang sumringah Asma, langsung mengetuk pintu sang atasan.

Beruntung, tadi Asma bertemu dengan Rio, jadi Asma tidak perlu susah payah mencari ruangan sang bos, dan kata Rio bosnya baik serta ramah, semoga sesuai dengan yang dibayangkan Asma.

"Assalamualaikum, pak. Selamat pagi," ucap Asma berbarengan dengan membuka pintu ruangan itu.

Dengan wajah datar, Andra sang atasan menjawab sapaan Asma di dalam hati.

"Siapa?"tanya Andra.

Asma lebih dulu mendekat dan duduk di kursi tamu Andra.

"Saya Asma Fauziyah, pak. Saya yang melamar jadi sekretaris bapak," jelas Asma pelan dengan senyuman manisnya.

"Oh."

"Oh? Sialan si Rio membohongiku!"

"Silakan, keluar," lanjut Andra.

Asma, menelan ludah berat, "Maaf, pak?"

Andra mengisyaratkan, Asma keluar dengan matanya.

Dengan hati yang merasa dongkol Asma keluar.

Ia segera pergi ke ruangan Rio, yang ada disebalah ruangan Andra.

"Gila, lo Rii, orang gitu lo bilang ramah dan baik hati," dumel Asma.

Setibanya di ruangan Rio, Asma rasanya ingin menghajar Rio.

"Rio, lo sarap apa gimana sih? Bisa-bisanya lo bilang bos lo itu ramah dan baik hati." Asma benar-benar kesal pada Rio.

Rio, terkekeh. Ia berasa seperti menang undian kali ini.

"Sepupuku yang tersayang, dia itu sebenarnya baik kok, cuma belum kenal aja," jawab Rio menahan tawa.

"Gue resign aja boleh gak sih?"tanya Asma dengan wajah mengiba.

"Kalau lo resign, nanti yang biayai obat tante siapa? Kemarin aja lo sampe jual motor lo kan, untuk biayai rumah sakit tante, lo yakin mau keluar Asma?"

Asma menghela nafas, dengan muka murung sekaligus bingung, ucapan Rio benar juga tapi, ah sudahlag sepertinya Asma harus menerima hal ini.

Rio menunjukkan ruangan Asma, rungan Asma berada di samping sang Bos, hanya berbatasan kaca, jadi setiap sang Bos memanggil hanya dengan isyarat jadi Asma tahu.

Persimpangan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang