26. Kehilangan

21.7K 1.3K 750
                                    

"Rel maafin bunda karena gak bisa didik varo yang bener" ucap raisa.

Aurel menggeleng pelan. "Bunda gak salah" balas aurel.

"Bunda bener- bener malu sama kamu rel. Bunda gak tau gimana harus buat varo cinta sama kamu" raisa meneteskan air mata nya.

Aurel yang duduk di samping raisa itu mengusap lembut bahu raisa. "Jangan paksa kak varo buat cinta sama aurel bun. Karena gak semudah itu melupakan orang yang pernah hadir di hidup kita"

"Bukan hanya kak varo yang salah tapi aurel juga salah, gara- gara aurel kak varo gak bisa nikah sama sheila" aurel tersenyum tipis.

"Apa kamu gak bisa balik lagi sama varo sayang?" tanya raisa spontan.

Aurel terdiam.

"Mungkin saat ini aurel gak mau punya hubungan lagi sama kak varo. Terlalu capek buat aurel harus berjuang lagi" jawab aurel pelan.

"Bunda paham rel, pasti sakit banget kamu selama ini"

"Kenapa gak cerita sama bunda, ayah kalo kamu di perlakukan varo kaya gitu. Kenapa aurel pendem sendirian?" tanya raisa.

"Aurel bisa selesai masalah rumah tangga aurel sendiri bunda" jawab aurel tersenyum tipis.

Di sela- sela aurel dan raisa berbicara mereka menatap senja yang tengah di asuh oleh baby siter. Karena terlalu repot aurel harus mengerjakan semua nya ia memilih mencari baby siter untuk mengurus senja.

Raisa tersenyum manis menatap senja.

Aurel melirik raisa sejenak. "Bunda?" panggil aurel pelan.

Sontak raisa menatap aurel. "Iya sayang?" tanya wanita paru baya itu bingung.

Aurel menghapuskan air mata nya yang entah menetes. "Apa aurel boleh pergi?" tanya aurel.

Raisa terdiam dia mencoba mencerna ucapan aurel. "Aurel gak boleh ngomong gitu! bunda gak mau kehilangan aurel sama senja!" jawab raisa. "Jangan pergi rel, bunda gak kuat harus kehilangan kalian" lanjut raisa dengan pelan.

"Tapi itu yang bisa nenangin diri aurel bunda"

"Bolehin ya bunda dua tahun lagi aurel bakalan balik ke sini" ucap aurel memohon.

Raisa tidak menangapi aurel dia terdiam mendengar aurel akan pergi entah kemana arahnya.

"Bunda gak bisa apa- apa lagi rel. Bunda bingung harus apa" ucap raisa lirih.

Aurel memegang erat tangan raisa. "Bun, cuma ini cara satu- satu nya aurel ngobatin rasa sakit aurel"

"Tapi bunda gak rela rel harus kehilangan kamu sama senja" balas raisa.

"Kenapa kamu milih pergi dari sini?"

Aurel tersenyum tipis. "Aurel mau lupain masalah- masalah aurel sama kak varo. Tapi aurel janji setelah dua tahun nanti aurel bakalan balik ke sini lagi"

Raisa menarik napas dalam- dalam lalu ia menghembus nya perlahan. "Kalo itu yang aurel mau, bunda bisa apa?"

Aurel memeluk erat raisa. "Makasih bunda. Aurel janji nanti balik ke sini lagi"

Raisa tersenyum manis dia membalas pelukan aurel. "Janji?"

Aurel mengangguk di dalam pelukan itu. "Iya aurel janji"

Raisa yang baru saja mempunyai cucu itu tapi kini ia harus mengikhlaskan kepergian aurel dan senja. Walaupun sesusah itu tapi raisa akan mencoba kuat dengan semua ini.

***

Aurel melangkahkan kaki nya masuk ke bandara namun rasanya sangat susah ketika ia melangkahkan kaki nya. Aurel tersenyum manis pada raisa yang tidak terlalu jauh dari dia. Sedangkan raisa wanita paru baya itu menatap aurel lekat dengan air mata nya yang sudah mengalir deras.

AURELIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang