27. Penyesalan

23.5K 1.3K 698
                                    

"Dengan orang tua nya pak varo?" panggil seorang suster.

Farhan dan raisa sontak berdiri dan mendekati suster rumah sakit tersebut.

"Saya " ucap farhan.

"Jadi begini pak kecelakaan yang terjadi pada pak varo menyebabkan keluar nya banyak darah, dan kini beliau membutuhkan donor darah golongan A" ucap seorang suster memberitahukan pada farhan dan raisa.

"Golongan darah saya A, biar saya yang donorin darah untuk anak saya" ucap farhan cepat.

Walaupun pria itu membenci alvaro lantaran masalah kemarin ia tetap memperdulikan alvaro anaknya.

Suster itu diam sejenak menatap farhan. Bukan nya ia tidak percaya kepada farhan tapi dari luar nya saja pria itu seperti sedang menahan sakit. "Apa bapak punya riwayat penyakit?" tanya wanita itu.

Farhan menatap raisa yang berdiri di sampingnya. "Saya punya penyakit serangan jantung sus, tapi demi anak saya apa pun itu saya akan bersedia"

Suster tersebut menggeleng pelan. "Maaf pak kami tidak bisa melakukan itu. Karena hal tersebut sangat mempengaruhi kesehatan bapak setelah mendonorkan darah"

Mendengar itu membuat farhan dan raisa terdiam.

"Apa bapak punya keluarga yang golongan darah nya A? kami pihak rumah sakit sudah mencari tapi tidak ada satu pun rumah sakit lainnya yang mempunyai stok golongan darah A" jelas wanita itu.

Di lain tempat sosok lelaki yang mendengar pembicaraan itu mendekati mereka. "Golongan darah saya A" ucap seseorang pria yang baru tiba di rumah sakit.

Sontak farhan dan raisa membalikkan badan nya ke belakang.

Aditya tersenyum manis pada farhan dan raisa. "Berapa banyak adik saya perlu donor darah sus?" tanya aditya spontan.

"Kami memerlukan dua kantong golongan darah A" balas suster tersebut.

Mendengar itu membuat raisa menatap aditya tajam. "Dit kamu jangan macem- macem!" ancam wanita paru baya itu.

"Gak pa- pa bun yang penting varo selamat. Aditya bakalan baik- baik aja" ujar aditya berusaha membuat raisa percaya.

"Dua kantong itu banyak aditya! ayah gak mau kamu kenapa- kenapa" balas farhan melarang dengan keras aditya untuk mendonorkan darah untuk alvaro.

"Kalo varo yang kenapa- kenapa apa ayah sama bunda rela?" tanya aditya.

Farhan dan raisa terdiam.

"Yah, bunda percaya sama adit ya" ucap pria itu meyakinkan kedua orang tua nya.

"Dit kita bisa cari golongan darah orang lain dan kamu gak perlu lakuin ini" ujar raisa tetap menolak.

"Gak ada waktu lagi bun" balas aditya cepat.

"Sekarang aja sus" ucap pria itu kepada suster.

Suster tersebut mengangguk sebagai jawabannya. "Mari ikuti saya"

Aditya perlahan melangkahkan kaki nya mengikuti wanita itu. Sedangkan farhan dan raisa terlihat sangat gelisah terhadap apa yang akan aditya lakukan untuk alvaro.

Aditya masuk ke dalam ruangan itu ia berbaring di samping alvaro terlihat luka- luka di sekujur tubuh pria itu dan yang terparah di sekitar kepala nya. Aditya memejamkan mata nya lantaran sakit terkena suntikan itu.

"Kalo boleh perlu semua darah saya donorin aja ke dia, yang penting adik saya selamat sus" ucap aditya pelan.

Suster tersebut tersenyum tipis. "Beliau hanya membutuhkan dua kantong darah, jadi anda tidak perlu seperti ini" balas wanita itu.

AURELIA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang