Heejin POV
Aku menutup mulutku ketika seseorang baru saja mencium bibirku. Ini sungguh gila. Rasanya aku hampir mati. Dia... Lelaki itu
Semua orang yang berada di lobby ini pasti menjadi saksi semua kegilaan ini. dia bukanlah kekasihku, dia hanya seseorang yang aku sukai entah aku cintai.
"A – Apa yang kamu lakuin?" sungguh rasanya sulit mengeluarkan suaraku."Udah tau cium kamu. Apa kamu bodoh?"
"Ke-kenapa kamu cium aku?"
"Sebenarnya itu ucapan perpisahan dari aku buat kamu " aku mengernyit.
Apa maksudnya? Perpisahan?
"Perpisahan apa maksud kamu?"
"Mmm gini.. sebenarnya, selama dua tahun ini, aku suka sama kamu. Mungkin kamu ga tau dan aku rasa juga kamu ga perlu tau. Sekarang aku sudah ga bisa suka lagi, aku bukan lelah hanya saja aku sudah menyukai orang lain"
Rasanya aku mau mati detik ini juga. Bukan karena aku kaget mendengar pengakuannya. Hanya saja, aku juga sangat menyukai lelaki dihadapanku ini
Ga tau karena alasan apa dia begitu menarik bagiku, tapi aku ga pernah punya keberanian buat mengatakan aku suka sama dia. Aku bahkan ga pernah ngomong sama dia, aku cuma tau dia bernama Na Jaemin. Aku mengenalnya saat kami menjalani OSPEK.
" Bye" lelaki itu mulai beranjak pergi meninggalkanku
Kenapa semua seperti ini? kenapa aku harus merelakannya di saat aku tau dia juga suka sama aku? Ga bisakah aku, ah maksud aku kita memulainya? Kenapa kita harus mengakhirinya?
Air mataku menetes seiring mata ini melihat senyum lega di wajah tampannya. Sungguh hatiku sangat teriris.Aku berlari dari kampus, tempat aku memulai dan harus menghentikan semua kegilaan ini. Lelaki jahat. Bagaimana bisa dia tersenyum, bercanda dan tertawa dengan teman temannya disaat aku harus menghadapi kegugupan setiap bertemu dengannya?
Apa dia ga pernah menyadari mata ini selalu mencari sosoknya ketika kakiku melangkah dikampus ini?
Apa dia ga pernah sekalipun menyadari aku selalu memperhatikannya?
Aku selalu bersikap dingin dan ga peduli sama dia tapi apa dia tau ini semua membunuhku secara perlahan?
Aku memarkirkan mobilku tepat didepan rumah. Aku segera berlari, aku hanya butuh kamarku dan sebuah bantal. Aku menghempaskan tubuhku dan menangis sekuat yang aku bisa. Semua ini begitu menyakitkan, sangat..
" Kak kamu kenapa?" tanya Jaehee, adikku satu satunya, biarpun dia adik tiriku. Aku sangat menyayanginya dan menganggap dia seperti saudara kandungku. Aku segera memeluk Jaehee.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEJIN | Jaemin & Heejin
أدب الهواةKumpulan cerita pendek / oneshot Jaejin by deka 🌱 Lapak khusus Jaejin