Guanlin sedang mem-packing pakaian dan kebutuhannya ke koper.
"Demi Renjun sama Ayden, gue harus ngelakuin ini secepatnya" tekad Guanlin.-
Renjun membuka pintu kamar, mendapati suaminya yang ngomong sendiri. Di dekatilah dia,
"Mas, mau kemana. Ko...?" Melihat Guanlin berkemas seperti itu, membuat Renjun panik.Guanlin menyadari itu, dia menarik Renjun dalam pelukannya,
"Hay sayang, aku ada urusan di luar negeri. Gapapa ya aku tinggal?" Tangan Guanlin mengelus rambut hitam Renjun.Guanlin yang merasa pakaian depan nya basah, dia melihat ke bawah dan di dapati muka merah suaminya itu.
"Haay sayang, astaga, jangan nangis hmmm"
Guanlin panik sendiri, susah urusannya kalau Renjun udah nangis gini.Guanlin mendudukan tubuhnya di kasur, dan Renjun di pangkuannya, masih dengan muka merah yang ia sembunyikan di dada suaminya.
Guanlin menghela nafas, tangannya tak berhenti mengelus rambut dan punggung suaminya.
Suara isakan sudah sedikit mereda, Guanlin memegang bahu Renjun dengan lembut,
"Sayang, hmmm, aku ada urusan di Canada. Ga lama ko, janji" dengan senyum meyakinkan."Alin..."
"Iya sayang, ga lama. Hanya 1bulan"
"ITU LAMA!!" teriak Renjun, semakin menangis.
"Cup cup sayanggggg" Guanlin menarik Renjun kembali ke-dekapannya.
"Kenapa?..." suaranya lirih sekali, tapi masih bisa di dengar oleh Guanlin.
"Demi kalian" jawabnya yakin.
"Demi aku, Ayden?"
"Iya, pasti."
"Ga gini caranya Alin..."
Ruangan itu pun menjadi sunyi, tidak ada suara apapun. Bahkan suara AC pun kalah oleh kesunyian itu.
Yang tadi menangis pun mengusap air matanya, dan menatap suaminya.
"Alin... Janji sama aku, kembali ya!" Suaranya serak, matanya berkaca-kaca..Guanlin mengangguk, mencium kening Renjun lama, berharap pikiran negatifnya tidak akan terjadi.
--
Guanlin dan Renjun keluar dari kamar, bergandengan tangan.
"Dede...." Panggil Guanlin.
Merasa dipanggil, mahluk kecil itu berlari kecil mendekat Daddy dan Mommy nya.
Bug
Ayden menubruk Guanlin, ya karena larinya kekencengan :)
"Duh sayang, sakit ga?" Renjun mengelus Ayden, takut dada Ayden sakit karena dia nubruk Daddy nya, dan Daddy nya pake jaket.
keren kan jaketnya Daddy Alin-Author"Hihi enggak Mom! Deden kan kuat!" Tangan nya terangkat.
Renjun dan Guanlin terkekeh melihat anaknya yang pintar itu. Bentuknya boleh Renjun semua, tapi otak nya turunan Guanlin.
"Pinter hm anak Daddy." Guanlin mengendong Ayden, dan memberi kecupan sayang di seluruh muka anaknya.
"Hihi Daddy eli..." Ayden menggerakkan kepalanya, geli dia.
"Sayang, Daddy mau pergi dulu ya. Dede sama Mommy di rumah hm," ucap Guanlin lembut.
"Daddy mana?" suara Ayden melirih.
Ayden persis seperti Renjun, hatinya lembut. Dan ini yang membuat Guanlin ga tega ninggalin mereka."Daddy mau ke Canada, ada urusan penting. Daddy janji, beliin Dede robot besar"
"Heung..." Ayden merengutkan bibirnya, tangannya ia mainkan di jaket Daddy-nya.
"Sayang,.. gapapa ya?" Tanya Guanlin lembut, dia juga menatap Renjun.
Renjun mengerti kode itu, dia memeluk Ayden, "Sayang hm, Daddy ada urusan. Nanti Daddy Vidio call koo."
"Janji????"
"Iya sayang, Daddy janji Vidio call terus sama kalian."
Jawaban Guanlin itu membuat Ayden tersenyum. Berpindahnya Ayden ke gendongan Renjun, dan berjalan ke depan rumah. Karena supir Guanlin sudah menunggu.
"Mas, hati-hati" ucap Renjun tersenyum manis.
"Duuh kamu manis gini, mas jadi ga mau jauh-jauh dari kamu" rengek Guanlin. Lemah dia tuh sama senyuman Renjun, apakah anda juga?
"Ahahhaa udah sana, di tungguin itu!" Renjun tersipu malu, suaminya ini bisa bikin dunia nya cerah.
"Babay kesayangan Daddy!!"
Jaket yang dipakai Daddy ini kooo♨️