CHAPTER 7

301 18 0
                                    

"Dirimu baru sampai, Kak?"

"Menurutmu?" Pria itu terduduk di kursi dekat lawan bicaranya seraya mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya. "Belum ada yang tiba selain kita?"

Pria dengan kemeja hitam yang membalut tubuhnya itu menghela napas. "Kau seperti tidak tahu tabiat mereka. Gemar membuat orang lain menunggu," ujar pria itu yang setelahnya meneguk wine dalam gelasnya.

Keduanya terdiam selama beberapa menit. Sibuk dengan kegiatan masing-masing yang berada di dalam gawai. Jemari keduanya tampak menari di atas layar bercahaya itu.

"Mau?" Pria dengan kemeja hitam itu menunjukkan botol wine dalam genggaman tangan kirinya.

"Diriku ingin merlot."

Lantas si lawan bicara bangkit dari duduknya, berjalan menuju salah satu sisi ruangan yang terdapat banyak botol dengan jenis dan harga yang beragam. Bahkan ketika cairan yang baru saja dikeluarkan dari botolnya itu terasa nikmat, sesuai dengan harga yang harus dikeluarkan.

Netra pria dengan balutan jas hitam itu memperhatikan sekitar, ruangan VIP yang dirinya tempati. Sorot matanya tampak menilai dengan sesekali meneguk brandy dalam gelasnya.

"Tempat milikmu bagus, Joo."

Namjoon tersenyum yang kemudian meneguk habis vodka dalam gelasnya. "Desain tempat ini juga sumbangan dari otak kreatif Jungkook. Pria itu pandai dalam segala hal."

Keduanya terlarut dalam obrolan ringan ditemani minuman alkohol yang membasahi tenggorokan keduanya. Tampak menikmati kebersamaan mereka yang sesekali diselingi tawa.

Kerap kali kita merasa jenuh menghadapi segala macam perkara dalam kehidupan. Ketika jenuh itu timbul, maka yang dilakukan mereka adalah mencari cara melepas penat. Setiap manusia memiliki caranya masing-masing dan yang dilakukan kedua orang dengan rupa menawan itu melakukannya dengan hal seperti ini, memasuki tempat penuh kemaksiatan yang nikmat.

"Wow, ternyata kalian tiba lebih awal."

Tampak pria dengan jas single breasted yang membalut kemeja dengan warna berbeda itu memasuki ruangan.

"Kau yang terlambat, Kim. Kami hanya datang tepat waktu."

Sementara si lawan bicara Namjoon itu hanya tersenyum seraya membuka ponselnya. Namjoon terlampau hafal bagaimana tabiat kedua pria yang datang secara bersamaan itu hanya menggelengkan kepalanya dengan senyum yang tersemat manis.

"Kalian tidak mengajak Jimin?" Seokjin yang duduk di sebelah Namjun sejak awal itu bersuara.

"Dirinya sibuk sejak pagi tadi sebab mengurus beberapa keperluan untuk pernikahannya." Usai berujar demikian, Jungkook meneguk soju dalam sekali teguk.

"Wahh, tidak di sangka ternyata pria pendek itu melangkahi diriku." Seokjin meminum sisa merlot dalam gelasnya dalam sekali teguk.

"Bukankah dirimu menjalin hubungan dengan gadis sana?" Namjoon kembali mengisi gelasnya.

"Yah, dirinya bermain dengan pria lain di belakangku. Wanita itu beralasan sebab mabuk tapi tidak ada toleransi bagi diriku untuk dijadikan alasan sebagai cara mereka dapat melakukan hal yang tidak aku ketahui." Seokjin meneguk merlot miliknya lagi. "Diriku membenci seorang penghianat."

AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang