01. ALVARASYA

77 21 57
                                    

Haloo, call me donat !

Jangan lupa tinggalkan ⭐ & 💭 di setiap paragraf nya !

Happy reading !

***

Sekarang berita tersebut sudah tersebar ke seluruh penghuni SMA Gingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekarang berita tersebut sudah tersebar ke seluruh penghuni SMA Gingga. Tak seorangpun yang terlewatkan akan berita yang kini menjadi perbincangan hangat dari seisi sekolah menengah atas itu.

"Gila Var! Lo bener-bener nembak tu cewek?!" Tanya Gempa yang seharusnya sudah Ia ketahui jawabannya.

"Hm," balas Alvar hanya dengan deheman singkat.

"Lo jangan sok-sokan jadi manusia kutub kayak...." Gempa melirik sinis kearah Alan yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya.

Alan yang tahu dirinya sedang disindir menganggap itu hanyalah cibiran setan yang tak berguna. Buang-buang suara.

Akbar yang baru masuk ke kelas IPA 3 tersebut ikut menimbrung. "Ga Lo apa-apain kan anak orang? Pulangnya selamet kan? Ga bonyok kan? Masih napas--"

"BERISIK SETAN!" Potong Alvar sedikit emosi mendengar lontaran pertanyaan yang bertubi-tubi.

"Ya maap, namanya juga khawatir," ujar Akbar dengan kekehan kecil. "Kali aja tu cewek pulang-pulang tinggal nama" lanjut Akbar.

Alvar memutar bola matanya malas. "Aman masih gadis kok," ucap nya yang langsung dihadiahi oleh pelototan maut Akbar.

"Bercanda, santai aja tu cewek masih aman-aman aja tuh." Alvar menyilang tangannya bersedekap dada dengan mata yang Ia pejamkan sembari bersenderan di kursi.

Alan yang sedari tadi hanya diam mulai mengeluarkan satu pertanyaan. "Diterima?" Tanyanya singkat.

Alvar hanya mengangguk pelan dengan mata yang masih terpejam.

"Lo nembaknya gimana Var? Pakek bunga? Coklat? Apa pelet?" Gempa mengeluarkan pertanyaan serta terkaan yang sedikit mengundang darah tinggi.

"Kepo" balas Alvar dengan seringainya.

***

Flashback

Setelah kejadian balap-balapan berakhir, tanpa berlama-lama Alvar langsung menancapkan gas dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah seorang gadis.

"Gue? Cupu? Ga masuk kamus," guman Alvar sedikit mendecih. "Gue buktiin seorang Alvar ga pernah ingkat janji."

Selang beberapa menit, Alvar turun dari motornya menuju ke pintu pagar rumah bercat putih yang bisa dibilang cukup mewah.

ALVARASYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang