02. ALVARASYA

54 21 23
                                    

Halo , donat kambek ^>^

Semoga suka sama part ini, janlup vote sama komen nya Bestie!

Happy reading


***

Hari Senin, hari yang paling di sumpah serapahi oleh semua pelajar. Bagaimana tidak? Di setiap hari Senin pasti akan ada upacara yang membosankan serta pelajaran yang membuat otak seakan-akan lepas dari tempatnya.

"Pa, Asya berangkat dulu ya!" Asya melenggang pergi terburu-buru akibat sudah terlambat 15 menit dari waktu bel sekolah berbunyi.

"Eh, lupa!" Asya kembali masuk ke rumah untuk menyalimi tangan Bram. Papanya.

Bram mengusap lembut rambut putrinya. "Belajar yang pinter, jajan yang sehat, jangan bakso terus." Peringat Bram dengan kekehan kecil. Asya hanya mengangguk tidak yakin jika perihal bakso.

Sedari umur 11 tahun, Asya sudah menjadikan bakso sebagai makanan pelangsung hidupnya. Seminggu tanpa bakso? Mungkin gadis itu akan koma 2 bulan.

Setelah berpamitan, Asya melenggang pergi meninggalkan Bram yang menatapnya dengan senyuman teduh hingga menghilang di telan jarak.

"Andai mama di sini"

***

Seperti yang Ia duga, sesampainya Asya di depan gerbang sekolah yang bertuliskan nama SMA GINGGA itu sudah tertutup rapat. Tidak ada jalan masuk lagi kecuali memanjat tembok belakang.

"Gak ada cara lain."

Asya berlari menuju tembok belakang Sekolah, menguncir rambutnya asal untuk mempermudah aksinya.

Gadis itu berusaha menggapai puncak tembok tersebut berkali-kali, namun tidak ada yang berhasil. "Ya kali cewek semetal gue gak bisa manjat, apa kata dunia?"

Asya berusaha untuk kesekian kalinya, namun nihil.

Bruk

Bokong gadis itu mendarat mulus di atas tanah tanpa beralaskan apapun. "Akhh, semua gara-gara ni rok haram!" Maki Asya sedikit kesakitan.

"Bangun"

Mendengar bariton yang menurutnya sangat familiar, Asya memalingkan muka mencari sumber suara tersebut. Gadis itu terkejut melihat cowok yang kini di depannya adalah orang yang Ia temui malam itu.

"Bangun." Alvar menjulurkan tangannya berniat membantu gadis di depannya itu berdiri.

"L-lo? Ngapain disini?" Tanya Asya sedikit terkejut.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Asya, Ia langsung meraih tangan gadis itu dan menariknya hingga berdiri. "Lama," Ujar nya dengan wajah datar.

Cowok itu membungkuk di depan Asya sembari menepuk bahunya memberi isyarat. "Naik" perintah Alvar tanpa basa-basi.

"H-ha?"

"Ck, naik gue bilang naik!" tukas Alvar sedikit kesal. Asya mengangguk cepat.

Gadis itu pun berusaha menaiki pundak Alvar dengan perasaan ragu tapi mau. Setelah dirasakan posisi Asya sudah pas, Alvar bangun dari bungkuknya dengan perlahan agar gadis itu bisa meraih puncak tembok sekolah.

"Yess!" Seru Asya setelah berhasil melewati tembok gedung sekolahnya yang lumayan tinggi.

Beberapa detik kemudian sorot mata gadis itu fokus melihat cowok di depannya yang menaiki tembok tersebut seperti tidak kesusahan sama sekali.

ALVARASYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang