04. ALVARASYA

33 10 10
                                    

Holaa para readers...
Donat kembali membawakan beberapa rangkaian kata, azekk.

Btw thanks banget nih matanya udah 100

Thanks juga yg udah masukin ke list reading nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks juga yg udah masukin ke list reading nya. Vote nya juga jangan lupa!

Nulis juga ngeluarin tenaga, pikiran serta emosi lho ᕙ (° ~ ° ~)

Bacanya pelan-pelan aja ya biar nge feel.

Happy reading!


****

....

Selang 15 menit bel istirahat pun berbunyi, seluruh penjuru kantin yang semulanya sepi kini di penuhi desakan para murid yang berbondong-bondong keluar dari kelasnya masing-masing.

Dan pada saat itulah meja yang sedari awal hanya terisi dengan 3 perempuan dan 2 laki-laki kini bertambah dengan kehadirannya beberapa perusuh yang sangat baik hati.

Gempa, Fahri, Akbar, Reza, dan Bima. Mereka adalah sosok laki-laki yang sangat baik hati, sangat baik hingga setiap insan di dekat mereka akan mengalami beberapa gejala seperti depresi.

Sungguh baik bukan?

Brak!

"Halo para budak ku yang baik hati dan menawan, Reza di sini berdiri untukmu!" Seru Reza sembari Menghentakkan meja.

"Najis." Dara melirik sekilas, seakan tidak tertarik.

Reza mengusap dadanya asal. "tega banget lo sama gue Dar," tukas Reza sedikit memelas.

"Alay." Kali ini bukan Dara, namun es kutub kita yaitu Alan.

Serentak gelakan tawa menggelegar dari seisi meja tersebut, menertawakan nasib Reza yang selalu di skak mat oleh dua manusia kutub yang sama sekali tidak memiliki rasa prihatin padanya.

Melihat ekspresi wajah Reza yang semakin mengundang gelakan, Asya menepuk-nepuk tangan tepat di samping tempat duduknya, berniat menyuruh Reza duduk di sana.

"Duduk ja, ntar di skak mat lagi lo," suruh Asya. Reza mengangguk lalu duduk tepat di samping Asya.

Di lain sisi tepat di depan Asya sudah terdapat ekspresi tidak suka dari seorang yang kini bergelar "pacarnya Narasya"

"Ngapain?" Tanya Alvar menggantung.

Seluruh meja melirik bingung ke arah nya. Seakan tidak mengerti arah tujuan dari pernyataan Alvar. "HAH?" Serentak semuanya bingung.

ALVARASYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang