8 - Efra Argadinata

34 3 0
                                    

"Gimana?  Mendingan? " tanya Efra yang duduk di kusri sebelah Aish.

"Efra? " sontak Aish terheran, mencoba mengenali wajah lelaki disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Efra? " sontak Aish terheran, mencoba mengenali wajah lelaki disebelahnya.

"Hmm"

"Em, pusing aja."

"Sok kuat ya, disuruh mundur malah ngehadang pintu."

"Bu,, bukan gitu. "

"Terus apa? " tanya nya lagi dan mendekat ke wajah Aish.

Deg.

"Apaan sih.  Ngapain lo bisa di sekolahan gue saat itu?" Aish mengalihkan perhatian Efra dengan memberi pertanyaan akan kedatangan Efra yang tiba-tiba.

"Oh,  gue lagi nyari temen."

"Sejak kapan lo punya temen disini? Lo bukannya di bali dari kelas 6. Ngomong-ngomong kapan lo balik ke pulau jawa lagi? "

"Bodoh. " Efra menyeringai dan mengelus rambut Aish.

"Yang gue cari itu Aisha Huriyya, lo ga kenal? Apa pura-pula lupa? Gue baru sampe siang tadi." lanjutnya.

Memalingkan wajah dan memutar bola matanya malas. Aish menghela nafas dan kembali berbarin...

"Dah lah sana ga ada rubahnya lo. Sama aja kek anak kecil."

"Lo pikir lo udah gede apa? " kembali mengelus rambut Aish dan mengacak-acak nya pelan.

"Nyebelin lo."

"Ga ada gue lo bakal tidur di sana semalaman, sayang."

"Dih, geli gue dengernya. "sahut Aish.

Grtt.

"Maaf sekarang waktunya minum obat, setelah itu biarkan pasien istirahat ya. " ucap suster yang masuk dalam ruangan dimana Aish dirawat dengan membawa baki berisi beberapa obat dan segelas air putih.

"Baik, sus." balas Efra.

Aish menarik selimut dan menutupi wajahnya.

"Ngapain lo? Minum ni obat!" ucap Efra.

"Males.  Lo aja yang minum. "

"Gue sehat Aisha, lo yang sakit sekarang. "

"Gue kaya gini gara-gara lo juga. Gue mah tadinya sehat-sehat aja, kenapa disuruh minum obat. "

"Dasar bocah." kesal akan sikap Aisha namun juga gemas pada tingkah Aish, Efra menyiapkan obat dan mendekat ke arah Aish yang masih menutup wajahnya dengan selimut.

,

Dari balik pintu Baheen mendengar seperti suara yang tak asing dan mencoba untuk memastikan, ternyata benar itu suara Aish .

Rasanya ingin masuk dan bertanya, kenapa Aish bisa di rawat.

Namun niat dibuang saja. Untuk apa memastikan hal yang tak penting untuknya. Apalagi Aish tak sendiri juga, sudah tertawa lepas pasti baik-baik saja.

Baheen AdelouahidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang