01

240 15 0
                                    

Dulu, saat Kana ditanya akan melanjutkan sekolah dimana? ia menjawab dengan santai

"Dekat sama rumah oma"

Berkali-kali ditanya dengan pertanyaan yang sama meskipun diwaktu yang berbeda, jawaban Kana tetap dengan pendiriannya

"Kana lebih suka tinggal bareng oma, sekolah disana kan ada, udaranya juga lebih bagus buat paru-paru Kana"

Kata-kata Kana yang terdengar serius, juga membuat mama papanya yakin tentang pilihan anak semata wayangnya

Kesibukan kedua orangtuanya yang membuat Kana tidak nyaman berada di rumah, tapi Kana tidak pernah menyalahkan

Mereka bekerja juga untuk keperluan Kana, untuk masa depan Kana

Giliran Kana yang menentukan sendiri tanpa merugikan satu sama lain, siapa tau? Kehadirannya di rumah oma sangat membantu, apalagi Oma hanya tinggal sendiri di desa

Sekarang, sudah terhitung hampir 2 tahun Kana tinggal bersama Omanya. Mama papanya sesekali menengok, tidak sering tapi pernah.

"Kamana lagi papamu Na?"

Tanya oma ke Kana yang sedang memetik tomat di kebun samping rumah

Kana menjawab tanpa menoleh

"Turki oma, udah kaya orang penting aja tiap bulan keluar negeri"

"Kan memang papamu orang penting, kamu tuh harus lebih kenal sama orang tua. Tanya kesibukannya apa aja, jangan cuman nanya kapan disetorin uang jajan"

"Iya omaa"

Selain bersosialisasi, berdebat juga bukan kebiasaan Kana. Ia pasti selalu menghindar jika diajak mengobrol dengan hal yang tak sejalan dengan pikirannya

Seperti sekarang, menuruti omanya adalah jalan agar perdebatan tidak semakin panjang

"Nanti tolong anterin panenan tomat ke tetangga baru ya Na?"

"Harus banget Kana oma?"

"Kamu mau bikin kaki oma keseleo?"

Kalau sudah begini, Kana hanya bisa mengiyakan. Omanya ini terlalu baik dengan tetangga, tak heran sebagian besar penduduk mengenali oma bia

Sekitar 3 keranjang besar berisi tomat yang sudah mereka panen, 1 keranjang untuk dibagikan ke tetangga, ½ keranjang untuk stok di rumah dan 1½ dijual murah ke pedagang dan dijual lagi oleh pedagang di pasar

Kata oma "hobbi, bisnis, silaturahmi harus berjalan beriringan. Itu namanya nikmat dunia dan akhirat"

Tidak salah Kana hidup disini, Kana yang dulunya dikenal dengan sebutan "anak tunggal dari pengusaha kaya raya" kini berubah menjadi "cucu oma bia yang tampan dan mandiri"

"Nanti, pulang dari rumah tetangga, jangan lupa mampir ke rumah mamang atma. Bilang, tomatnya udah siap dipasarkan"

"Upah?"

"Oma sama kamu lo kayanan kamu Na"

"Bercanda oma"

"Sana berangkat, jangan lupa nanya nama keluarganya. Oma harus kenal semua tentangganya oma"

"Iyaa"

Kana dengan kantong kain berisi tomat, berjalan melewati perkebunan penduduk yang hijau nan sejuk. Memperlihatkan Kana yang di sekolah dan di rumah (oma) adalah Kana yang berbeda

Pengaruh lingkungan yang membuat Kana lebih ramah berada di rumah (oma), terbukti saat Kana baru menginjakkan kaki di luar rumahnya, beberapa penduduk yang lewat saling saut menyaut menyapa Kana

"Mas Kana mau kemana?"

"Eh bi, mau ke rumah tetangga baru. Silaturahmi sekalian nganterin titipan oma"

"Ooh.. rumahnya pak Deral"

Kana yang belum mengenal tetangga barunya hanya tersenyum, dalam batinnya "oh keluarga pak deral, bagus nanti ngga perlu nanya lagi"

Sampai di depan pintu rumah tetangga barunya, Kana berniat untuk mengetuk, namun tertahan saat ada suara motor mendekat

Kana menoleh, mengecek siapa

"Cucunya Oma bia ya?"

"Iya om"

"Wah kebetulan ketemu kamu disini. Om yang punya rumah ini, namanya Deral panggil aja Om Deral. Nah ini ada apa nih ko repot-repot kesini?"

Menyodorkan kantong yang dibawanya, Kana tidak lupa menyampaikan pesan dari oma

"Ini om, abis panen tomat di kebun samping rumah. Sekalian ngewakilin oma silaturahmi ke tetangga baru"

"Waduh makasih banyak lo, maaf ya om ngga bisa bikinin teh malah ngebiarin kamu cuman berdiri disini"

"Gapapa om, Kana juga mau langsung pulang. Oma sendirian dirumah soalnya"

"Tapi nanti bisa kok, bikinin kamu teh. Ajak oma sekalian ya? Kita makan bareng sama tetangga yang lain. Abis magrib oke?"

"Siap om, kalo gitu Kana pulang dulu ya om"

Dibalas dengan anggukan dan senyuman dari om Deral, Kana beranjak dari posisinya. Namun saat berada di depan pelataran Om Darel bersuara sambil melambai-lambaikan tangannya, membuat Kana menoleh sejenak

"Makasih ya nak Kana!"

"Sama-sama om"

Saut kana mengacungkan jempolnya lalu melanjutkan perjalanan pulang-

-Tapi, Mampir Kerumah mang Atma dulu

[ K A N A ]

KANA | KJK LOCAL ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang