"Hari ini kita kumpul dirumah Kana, ada yang mau gue bahas berhubung bentar lagi bakal prakerin dan mencar satu-satu" Pandu Gala untuk ke enam temannya. Kana, Jerry, Javas, kembarannya Gale, bahkan si adik kelas Sean dan Jopan
Membuat janji untuk berkumpul diparkiran sebelum pulang, suara Gala mengawali obrolan
"Ada yang mau gue bahas juga tentang kasus yang masih ngegantung" Imbuh Kana yang langsung di angguki lainnya. Tanpa panjang lebar lagi mereka menaiki motor masing-masing, kecuali si kembar yang memang boncengan dan Sean yang menebeng Jopan karena tadi diantar
Sesampainya di rumah Kana, alangkah kagetnya saat ketujuh laki-laki itu mendapati Aya dan satu teman perempuannya sedang mengobrol santai di teras dengan Oma
Tatapan Sean cukup serius, sikapnya yang dingin keluar tertuju ke teman Aya itu. Padahal ini kali pertama mereka bertemu langsung dengan jarak dekat, biasanya hanya papasan tanpa tukar pandang
"Rame banget, Kana gak bilang kalau temennya mau kesini? Tau gitu Oma masakin" Sapa Oma Bia
"Gak perlu repot-repot Oma, kita cuman mampir sebentar" Jawab Javas mewakili yang lain
Kana memimpin memasuki rumahnya, melihat sekilas ke Aya dan Oma dengan senyum tipisnya lalu masuk ke rumah begitu saja
Diikuti Jerry yang melempar ejekan menjulurkan lidahnya ke Aya, yang mendapat tatapan sinis dari perempuan itu
Javas sibuk membenahi rambutnya, hanya menyapa Oma lalu masuk
Sedangkan si kembar Gala Gale menyalami Oma layaknya anak ke orangtua, menyapa Aya dan juga temannya
Diakhiri dengan Jopan yang masuk kemudian tak lupa melepas alas kakinya lalu senyum tiga jari dia tampilkan
"Mbak, nanti kalo gue wa bales ya" ini Sean yang malah duduk manis di samping Aya. Ikut menyamber camilan di depannya, dengan santai duduk sila tanpa ada niatan untuk menyusul teman lainnya
"Lo kesini niat mau apel Aya apa main bareng kita sih Se?" Jerry menongolkan kepalanya dari balik pintu,
Sean cengengesan namun akhirnya bangkit juga, "permisi Oma" sapanya
"Iya, iya, masuk nak"
Saat semua sudah berada di posisi nyamannya, tepatnya di area dapur ketujuh pemuda duduk dengan tenang
"Gue kemarin pas pulang sekolah sama Aya diikutin orang" Suara Kana tiba-tiba, membuat keenam temannya yang awal fokus ke ponsel ditangan otomatis langsung menaruh dimeja dan fokus ke arah Kana
Wajah bingung dan tanda tanya besar diantara mereka sangat jelas terlihat
Hanya Kana disini yang tenang, tidak terlalu ekspresif dan suara nya terdengar sangat amat baik-baik saja
"Kenapa gak telpon salah satu dari kita? Gila, itu bahaya banget Na, lo bisa diapa-apain sama orang macem itu" Gala yang biasa was wes wos kali ini serius
Menghela nafas panjang sebelum melanjutkan, Kana berkata "Orang yang sama, di video yang kita liat waktu itu"
"Ada yang udah ngobrol sama Aya? Tentang laptop dan kelasnya ngga? Lo, si kembar? Udah ngobrol?" Rentetan pertanyaan keluar dari mulut Javas, rasa penasaran anak ini berada di level puncak sangat amat butuh jawaban dan kepastian
Si kembar menggeleng, keduanya tau kalau Aya pasti akan menolak jika dibantu
Tapi, ini bukan tentang Aya saja. Tapi tentang kelasnya juga. Bisa bahaya jika misi mereka sekedar wacana
"Gue yakin, besok orang itu pasti masih berkeliaran diarea sekolah. Dan lo semua kudu hati-hati, saling kabar"
"Menurut gue ya le, mending salah satu atau dua dari kita ketika ketemu orang itu, ikutin, kemana pun ikutin. Dengan begitu kita bakal tau maksud dan tujuan orang itu apa?"
"Gue bisa"
"Gue ikut Jerry"
Tanpa babibu mereka memutuskan, Jerry dan Sean yang akan mengikuti orang itu. Saran Javas mudah dicerna, dan disetujui saat itu juga
Kana sebenarnya mewanti-wanti ke 6 temannya agar tidak terlalu gegabah, takut celaka, takut kenapa-kenapa
Ngga lama Aya masuk kedalam, ikut menimbrung. Kali ini sendiri, tidak dengan teman perempuannya tadi
"Kemana?" Tanya Kana selaku tuan rumah
"Pulang dia, di cariin mamanya"
"Dia siapa?" Jopan celingukan
"Gisa, anak pariwisata"
Si kembar terutama Gale yang dari tadi anteng langsung bangkit pindah posisi ke samping Aya, "Pinjem hp lo Ya, ada yang mau gue liat"
Karna sebelumnya hp Aya memang sering dipinjami si kembar, jadi Aya bisa dengan entengnya memberikan hpnya ke Gale
Di sisi lain Kana diam mengamati Gale dan Aya bergantian, jujur pikirannya sekarang penuh, campur aduk, bingung
Tapi ada yang lebih bingung dari Kana, yaitu Javas. Entah kenapa semenjak tau Aya berteman dengan Gisa perasaannya tidak enak
Kana yang sadar langsung mengajak Javas keluar sebentar, dengan alasan agar tidak terlalu ketara dengan yang lain "Bentar deh, gue ke supermarket sama Javas. Pada nitip apa?"
"Eh ikut!"
"Lo berdua mau ngomongin apaan sih?" Yang malah berakhir Kana, Javas dan diikuti Gala yang ke supermarket
Bukannya mau menyembunyikan dari yang lain, Kana hanya tidak yakin feeling dan yang dipikirkan Javas sama atau tidak
Sebenarnya dengan adanya Gala, cukup membantu juga. Seperti, "Lo tau ngga Gal Aya temenan sama Gisa sejak kapan?"
Gala mengerutkan dahinya, merasa aneh karena Kana yang menanyakannya
"Semenjak Aya ikut Paskib mungkin? Gisa kan anak paskib juga"
"Aya ikut paskib? Sejak kapan?"
"Ya sejak pindah ke SMK Bhayangkara, kenapa sih emangnya? Lo ngga biasa nanya beginian Na?"
Tepat sasaran, "Gue ada feeling ga baik ke Gisa" yang menjawab Javas to the poin menghindari dugaan-dugaan
"Oh" Jawab Gala santai, tapi malah ngebuat Kana dan Javas keheranan. Oh aja? Respon Gala terlalu biasa aja untuk masalah yang dibilang agak serius
"Aya pinter taekwondo, ya meskipun kalo Aya diapa-apain kita bakal tau ada pengumuman apa di sekolah buat nutupin masalahnya" lanjut Gala yang makin ngebuat Kana Javas terheran-heran
Namun pertanyaan Kana tertahan saat ketiganya sampai di depan pintu supermarket, ketiganya memilih berpencar, Kana yang menyarankan
"Pilih apapun secukupnya, biar nanti sama gue bayarnya"
"Waduh! Ditraktir mas Kana!"
"Gas Jav?!""Gasss!"
[ K A N A ]
KAMU SEDANG MEMBACA
KANA | KJK LOCAL ✅️
Novela JuvenilKANA ( life love live ) A Story of Kana spend his days at oma's house [In this struggle world] HIS-STORY PT.1 ✅️ = COMPLETE