"Lo ini sebenernya siapa?"
"Akhirnya kita bisa ngobrol juga"
Kana memiringkan kepalanya, jawaban macam apa ini. Namun tak lama pemuda di depannya itu kembali bersuara setelah memposisikan duduknya dengan nyaman
"Dengerin baik-baik karna gue ngga akan ngulang duakali. Nama gue Rasyid Tahta, temennya Salim waktu kuliah. Gue bertugas di departemen kehakiman dan sedang mengusut kasus korupsi salah satu orang besar"
What a surprise?
Kana berhasil melongo mendengar pemuda bernama Rasyid itu, sejak namanya disebut Kana sudah merasa familiar dengan nama belakangnya. Pak Tahta salah satu hakim ternama yang juga merupakan kenalan papanya
"Gue harap lo bisa diajak kerjasama setelah tau semua ini Na"
"Tapi gue belum bisa terima penyerangan lo dirumah bang Salim" saut Kana
Rasyid tau, ia mengangguk. Sebelum menjawab Rasyid menghela nafas panjang, "Gue harus ngerahasiain identitas, demi pekerjaan gue. Karna orang yang sedang gue usut ngga akan segan-segan buat ngancurin hidupnya Salim kalau tau Salim terlibat.."
"..tapi ada kesalahpahaman, yang ngebuat gue sama Salim berantem waktu itu"
"Dan demi apapun gue cuman mau mantau tanpa ada keinginan buat nyakitin siapapun"
Jelas Rasyid dengan suara pelan, ucapannya terdengar meyakinkan. Namun Kana belum bisa sepenuhnya menerima alasan dari orang di depannya ini
Melihat Jamnya sekilas, Kana harus kembali ke sekolah sebelum bel masuk kembali karena waktu istirahatnya sudah hampir habis
"Kita lanjut nanti, dan lo masih utang nyawa ke Aya bang. Gue balik dulu"
"Janji jangan bilang siapa-siapa Na! Gue masih pengen hidup lama"
Kana hanya menatap sekilas, lalu pergi seperti enggan menanggapi tapi Kana juga akan berfikir dua kali jika ingin membocorkan. Karna kasus kelas Kimia Industri tidak berhubungan dengan Rasyid yang membuat Kana maupun teman-temannya belum menemukan titik terangnya
Tapi itu akan Kana pikir nanti, yang penting sekarang dia harus kembali ke kelas dan menyiapkan beberapa jawaban karena pasti kedua temannya akan menyerbu dengan beberapa pertanyaan
Meninggalkan laptop Aya namun menitipkannya ke buk Maya. Kana tadi sempat minta tolong ke buk Maya untuk diantarkan laptop itu ke pak satpam saja
Dengan alasan, 'ada laptop tertinggal di warung udah 2hari, siapa tau ini punya anak Bhayangkara'
Dan tepat di jam pelajaran terakhir Kana mendengar pengumuman dari arah kantor 'bagi yang merasa kehilangan laptop diharapkan untuk ke kantor sekarang juga'
Baik Jerry Javas dan Kana mereka saling lempar pandang, seperti sedang berada di satu pikiran yang sama. "Laptop Aya?" Tanya Javas yang hanya menggerakkan mulutnya tanpa suara namun bisa dipahami jelas oleh kedua temannya
"Kayanya"
Bertemu lagi di parkiran sekolah, Kali ini tak hanya Kana dan Aya. Terlihat si kembar, Jerry dan Jopan juga diantara mereka. Javas sedang ada urusan sedangkan Sean entah kemana karena dari tadi pagi Kana tak melihat batang hidungnya
Kana sudah menaiki motornya sendiri, merasa tak enak jika terus terusan menebeng si kembar. Meskipun tau akan bahaya dijalan kalau tiba-tiba kambuh dan tak bisa terkendali
Namun Kana yakin, sakit nya ini muncul kembali karena kelelahan saja
Jadi dia berniat untuk mengurangi kegiatan yang menguras energi extra. Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Untuk saat ini Kana harus banyak berfikir positif
KAMU SEDANG MEMBACA
KANA | KJK LOCAL ✅️
Roman pour AdolescentsKANA ( life love live ) A Story of Kana spend his days at oma's house [In this struggle world] HIS-STORY PT.1 ✅️ = COMPLETE