April Tahun Kedua

17 2 0
                                    

Kusut dan berantakan
satu persatu getir tumbuh di hati yang menyekat sirkulasi
bagai di serang dengan ratusan pedang yang menancap di sanubari

Saat suatu hari alat komunikasi ku menampilkan dan berbunyi suara panggilan yang dengan tidak percaya aku menerima nya. Ya, panggilan darimu sosok yang sudah lama menghilang, sosok yang aku kenal di kota yang sudah aku tinggalkan

Ku kira kau merasa rindu, dengan terburu-buru aku menjawab panggilan itu, aku berpikir apa yang akan kau katakan? ternyata kau menanyakan kabar, lantas aku jawab baik-baik saja.
rupanya pertanyaanmu yang menanyakan kabarku hanya pembuka untuk kabar yang akan kau sampaikan. kabar baik, tapi begitu terasa buruk untuk ku

Kau terima keinginan baik dari seseorang yang kau sangka baik

Baik bila itu benar baik, tak usah bertanya apa aku masih dalam keadaan baik

Kau mengundang aku untuk hadir di acara resepsi mu bersama lelaki itu

Kabar yang kau sampaikan ini hanya ku lihat sebagai beling yang siap menusuk lebih dalam

Tanpa bisa banyak bicara lagi aku hanya bisa mengucap selamat, dan menutup panggilan itu dengan suasana hati yang retak

Aku tidak tahu dengan hati yang sebodoh ini masih saja merasa sakit ketika bersangkutan dengan dirimu, padahal sudah sekuat tenaga untuk melupakan, untuk merasa baik-baik saja, untuk merasa tidak terjadi apa-apa yang terjadi setahun lalu

Ku rasa ini adalah puncak kesedihan, ku rasa ini adalah fase paling tinggi yang menyiksa perasaan

Aku hanya berharap setelah ini menjadi benar-benar bisa melangkah tanpamu, bisa sepenuhnya membuka lembaran baru, dan tentunya semoga akan ada yang bisa menjadi pusat semestaku

Dan selamat untuk hatimu yang akan hidup di satu atap, bercerita tentang rencana setelah sah, mendiami rumah yang dimana, letak pot bunga, motif sofa, tebal selimut, nama anak pertama, dan hal-hal yang hampir terjadi lainnya

Saat gaun pengantin sudah kau kenakan, dan undangan sudah tersebar untuk pesta meriah
maka perayaan lengkaplah sudah

.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.
"cincinmu tersemat, jantungku terlumat."
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.

Kita Adalah HampaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang