Sedang malas berbasa-basi :)Jadi Happy Reading
✓✓✓
"Apakah Al akan memasuki akademi tahun ini?" Tanya Sandrina
"Ya, Lana akan mencoba test masuk Akademi Acasia. Lana sudah belajar cukup keras untuk itu, Lana harap bisa lolos" jawab Alana
"Al benar. Test masuk kesana sungguh susah. Ayahanda dan Ibunda sudah mewanti-wanti Sya agar bisa masuk kesana. Apalagi Kakak Sya bisa masuk kesana dengan mudah" Sandrina bercerita dengan wajah memelas.
"Hah Sya memiliki seorang kakak? Lana kira Sya putri satu-satunya" ujar Lana menatap terkejut Sandrina.
"Ya, Sya memiliki seorang kakak perempuan. Dia lah yang akan dinobatkan sebagai Putri Mahkota nanti. Kakak Sya lima tahun lebih tua dari Sya. Orangnya kaku dan tidak suka keramaian, jadi wajar jika Lana tidak tahu. Walau begitu dia terkadang perhatian juga pada Sya" Sandrina menceritakan kakaknya dengan begitu antusias. Sepertinya dia begitu menyayangi sang kakak.
"Terkadang memiliki kakak itu menyebalkan, apalagi jika kakak seperti Kak Vano. Dia itu jahil dan menyebalkan. Dia pernah menaruh Ulat di tempat tidur Lana, hi menggelikan sekali" ujar Alana.
"Hahaha jadi Al takut pada Ulat" timpal Sandrina setengah mengejek.
"Syaa~ Lana itu tidak takut, tapi geli" jawab Alana merengek.
"Ahahahaha Al menggemaskan sekali sih" ujar Sandrina sambil mencubit gemas pipi Alana. Alana yang diperlakukan seperti hanya cemberut dan mempoutkan bibirnya.
"Baiklah baiklah jangan merajuk. Sebagai permintaan maaf Sya akan mengambilkan kue coklat dan stroberi untuk Alana. Tunggu sebentar ya" lanjut Sandrina yang dibalas anggukan semangat dari Alana. Kemudian Sandrina berlalu pergi menuju meja khusus kue.
✓✓✓
"Tuan muda pertama Derian Ramous Syeilendra bersama dengan nona muda Syeilendra memasuki aula pesta"
Mendengar pengumuman ksatria, semua orang mengalihkan tatapanya ke pintu aula pesta. Bintang utama pesta itu membuat semua terkagum, begitu pula dengan Reinhard. Sejak Alana melangkah memasuki aula, Reinhard kesulitan melepaskan pandangannya dari Alana.
Maunara yang melihat tatapan memuja Reinhard pada Alana bersedih hati. Namun, dilain sisi hatinya merasa geram dan marah. Ada sudut kecil dihatinya yang menginginkan seluruh perhatian hanya tertuju padanya.
Apalagi ketika ia mendengar decakan kagum dan pujian yang membanjiri Alana ketika berdansa. Maunara muak dan menatap benci Alana. Namun, tatapan benci itu hanya seperkian detik, selanjutnya digantikan dengan tatapan penuh binar dengan kakinya yang bergerak kecil mengikuti ketukan lagu.
Tanpa sadar Maunara menyenggol pelan bahu Reinhard, membuat Reinhard tersadar dari tatapan memujanya dari Alana. Reinhard mengalihkan perhatiannya pada gadis manis disampingnya yang masih bergerak kecil seolah sedang berdansa. Melihat itu, Reinhard terkekeh kecil.
Begitu sesi dansa pertama selesai, Reinhard mengulurkan tangannya bermaksud mengajak calon tunangannya berdansa. Maunara yang melihat uluran tangan Reinhard langsung menghentikan gerakannya. Dirinya sungguh malu dan salah tingkah.
Dengan malu-malu Maunara menyambut uluran tangan Reinhard. Melihat itu Reinhard semakin gemas dan tanpa sadar tersenyum lebar.
Sekali lagi Maunara berhasil menarik perhatian tamu dengan dansanya yang begitu anggun. Apalagi dia berdansa dengan Putra Mahkota Vandalls.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Main Lead
FantasyRambut ungu gelap dengan mata Ungu cerah berkilau. Terlihat anggun dan kuat, tetapi polos dan memikat. Cantik! Dan aku suka ini! Sungguh kamuflase yang sempurna, dan aku tidak akan mengabaikan ini begitu saja. Dan kau tunggulah malaikat ini menjadi...