Bagian 14

2.8K 392 11
                                    

Terimakasih And ucapkan kepada reader's sekalian atas partisipasi dan keantusiannya.

Seperti biasa tolong bantu tandai typo

Happy Reading:)

"Adik, kau benar-benar akan mengikuti tes masuk Akademi Akasia?" Jengah sudah rasanya Alana.

Kakaknya yang paling cerewet, terus saja bertanya dengan pertanyaan yang sama.

Varo? Tentu saja!

Berharap apa kalian dari Kakak tertua Alana, Rian. Jangan kira dia sebucin itu pada Alana, yang akan mendadak banyak bicara ketika bersama adik yang dia sayangi.

Hih, Rian tetaplah Rian. Si dingin dan irit bicara. Entah wanita mana yang akan menaklukkan hatinya. Alana hanya berharap Rian akan menikah suatu hari nanti.

"Astaga Kak Varo. Harus berapa puluh kali lagi Lana bilang, jika Lana akan mengikuti tes masuk Akademi Acasia" mulut Alana sampai berbusa karena harus terus mengomel dan berbicara panjang lebar pada Varo jika dia benar-benar serius akan mengikuti tes.

Semuanya berawal ketika Alana menyampaikan niat terbesar dalam hidupnya pada sang Ayah, Grand Duke Alexander.

Keesokkan harinya setelah pesta ulang tahun Alana, Alana menemui ayahnya di ruang kerjanya dan mengatakan  perihal untuk mengikuti tes masuk Akademi Acasia.

Tentu saja awalnya ditolak mentah-mentah. Namun, Alana dengan seribu jurus andalan berhasil meyakinkan sang Ayah.

Tetapi, tidak sampai disana perjuangan yang harus Alana lakukan. Tentu saja setelah sang Ayah, Alana harus berhadapan dengan kedua kakaknya yang saat ini menyidangnya.

Awalnya dirinya hanya bersantai dirumah kaca miliknya sambil minum teh dan makan buah strawberry kesukaannya.

Baru setelah itu datanglah seorang perusuh dalam acara bersantainya.

Hanya satu! Karena yang perusuh hanya Varo, Rian anteng saja seolah tidak ada sedari tadi.

"Kau itu anak perempuan satu-satunya Grand Duke Syeilendra. Kakak benar-benar tidak ikhlas melepasmu" selain cerewet dan judes, Varo juga lebay dan kekanak-kanakan. Semoga saja ada wanita yang bermurah hati menerima kekurangan Varo ini.

Rian yang mendengar perkataan Varo, hanya memutar kepalanya jengah. Entah darimana sifat Varo ini berasal.

"Kakak menunggumu disana" Rian berkata sembari mengelus kepala adiknya.

Walau tidak akan mendadak cair jika bersama Alana. Namun, sikap yang Rian tunjukkan sudah menunjukkan betapa dia menyayangi adik perempuan satu-satunya ini.

Rian memang sudah dua tahun memasuki Akademi Acasia. Sedangkan Varo baru tahun lalu, yang mana ditahun ini dia akan memasuki tahun kedua. Mereka berhasil lolos tes dengan begitu mudah.

Yah, gen keluarga Syeilendra memang tidak ada yang gagal.

"Huaaa Kak Rian yang terbaik. Lana menyayangi kakak" Alana berkata girang sambil memeluk kakaknya.

Varo hanya melongo tidak percaya dengan keputusan kakak tertuanya ini. Semudah itu dia mengizinkan Alana.

Wajar Varo begitu khawatir. Akademi Acasia bukanlah Akademi khusus untuk Kekaisaran Maurya. Disana juga akan ada siswa dari seluruh benua Agrasia, baik itu dari Kekaisaran Maurya, Kekaisaran Bizantium, Kekaisaran Persia, dan Kekaisaran Ambrogio.

Kasta bangsawan tidak digunakan disana. Disanalah kasta sebenarnya berada. Yang kuat berkuasa dan yang lemah tertindas. Memasuki Akademi Acasia sama saja dengan hidup mengembara di Benua Agrasia. Terlalu bebas dan lepas!

The True Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang