A l g i o - 3

7K 341 33
                                    


"It's okay, don't worry! Okay?"

•Algio•

☠︎︎☠︎︎☠︎︎

"ALGIO, JOHAN, GAVIN DAN ALVIAN, APA YANG KALAIN LAKUIN HA?!"

Seketika itu lapangan outdoor menjadi hening lantaran Harimau sudah muncul.

Johan ragu-ragu menolehkan kepalanya kesebelah kanan hanya untuk melihat Guru BK nya yang akan memarahi mereka.

"Nyanyi Pak," jawab Alvian santai, bukan brandalan dan hoby masuk ruang BK saja ternyata mereka juga tidak ada takut-takutnya sama Guru.

"NYANYI? TADI BAPAK HUKUM APA? NYANYI?!" Pak Nanang, Guru BK yang terkenal dengan sifatnya yang sangat galak itu menatap keempat siswa yang membuat onar itu dengan tatapan tajamnya, tangannya sudah bertengger dipinggangnya.

"Tadi Bapak hukum buat bersihin lapangan, ya karena kita-kita capek dan bosen jadinya yanyi deh Pak," jawab Johan yang membuat Pak Nanang mendekat kearah mereka.

"Kalian itu, bikin onaaaar saja... pusing saya mikirin kalian." Guru BK itu menggelengkan kepalanya, tangannya memijat pelan pelipisnya yang terasa berdenyut akibat pusing akan ulah anak muridnya ini.

"Ya gak usah mikirin kita lah Pak, kita aja gak mikirin Bapak," sahut Gio membuat Pak Nanang menatapnya melotot.

"Ngajawab aja kalian, KALIAN SEMUA NGAPAIN DILUAR? MASUK-MASUK! BUBAR!!!" Secara bersamaan semua siswa-siswi yang keluar tadi langsung lari masuk kedalam kelasnya.

"Kalian berempat, ikut Bapak keruang BK!"

"Asik masuk ruang ber AC lagi," kata Johan lalu mengikuti langkah Pak Nanang dari belakang.

"Edan. Lo tiap hari juga masuk ruang ber AC nyet," sahut Gavin yang berjalan disebelahnya.

"Enggak Johan aja kali, kita-kita tepatnya," ucap Alvian yang berjalan di belakang mereka, membuat empat cowok itu tertawa, sampai-sampai Pak Nanang yang berjalan di depan mereka menoleh menatap keempat laki-laki itu.

"Ampun Pak," kata Gavin sambil menganggukan kepalanya.

Sesampainya di ruang BK yang ber AC itu, mereka berempat berdiri tepat didepan Pak Nanang selaku Guru BK yang duduk dikursinya.

Mereka sengaja tidak dibolehkan untuk duduk, padahal ada sofa di ruangan itu, tapi Pak Nanang melarang mereka untuk menduduki sofanya.

"Tadi Bapak hukum kalian, Bapak suruh apa?"

"BERSIHIN LAPANGAN BASKET!" jawab mereka serempak dengan suara yang begitu kencang, sangat nyaring ditelinga Pak Nanang.

"Tidak usah berteriak, ini ruangan tidak seluas lapangan basket, bisa budeg saya gara-gara kalian!" Guru yang sudah memakai kacamata mines nya itu mengusap kedua telinganya, menatap empat siswa yang selalu masuk ruang BK itu dengan tatapan tajam nya, namun tak membuat mereka takut sama sekali.

"Johan, mau Bapak aduin ke orang tua kamu?" Tanya Pak Nanang kepada Johan yang tepat berdiri di depannya.

"Orang tua saya ada di luar Negeri Pak, jadi kalau Bapak mau panggil mereka gak bisa." Jawab Johan, bohong tentunya.

Padahal kedua orang tuanya berada di rumah semuanya, Johan itu anak tunggal tidak punya saudara, jadi dirinya menjaga nama baik sang Mama dan Papa tercintanya. Bisa digantung dia kalau kedua orang tuanya itu sampai di panggil BK, masalahnya Papa nya itu galak, bahkan teman-temannya saja kadang takut dengan beliau.

ALGIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang