Sore ini anggota Razors tengah mengumpul di basecamp mereka yang sudah berantakan. Mereka tidak lagi ingin mengingat tentang geng Leon, biarkan saja, mereka tidak akan ada jengahnya jika di ladeni terus menerus.
"Nih mau di cat warna apaan, Yo?" Tanya Arjuna yang membawa buku kecil untuk mencatat. Cowok itu belum membeli cat karena lupa ingin bertanya warna apa yang ingin di beli.
Gio mengendikkan bahunya. "Tanya yang lain aja, ntar gue suruh cat warna hitam pada protes," jawab Gio.
Arjuna terkekeh pelan. "Lagian lo mah, sukanya warna hitam aja." Cowok itu berjalan meninggalkan Gio untuk bertanya pada yang lainya.
"DINDING DALAM MAU DI CAT WARNA APA?" Tanya Arjuna mengeraskan suaranya.
"Pink"
"Idih pink, kayak cewek aja. Kagak-kagak, ijo aja,"
"Jangan-jangan, jadi green screen nanti,"
"Bagus dong, bisa buat nobar film bareng nanti,"
"Alah, jelek-jelek. Jangan ijo,"
Gio tertawa melihat Arjuna yang kebingungan, ini bukanya pada usul malah pada sahut menyahut.
"Warna apa, Pin?" Tanya Arjuna pada Gavin.
Gavin menatap Arjuna terkejut. "Kenapa nanya gue, woy. Gue gak tahu," jawab Gavin sambil menggelengkan kepalanya.
"Jadinya warna apa oi! Ayo buru!"
"Gak tahu gue warna-warna cat,"
"Hooh. Yang gue tahu mah cuma warna pelangi aja,"
"Edan-edan."
"Warna mint aja, bagus." Gio berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekati Arjuna.
"Nah bagus tuh, di paduin sama warna putih nanti cocok!" Sahut Alvian.
"Putih cepet kotor gak nih?" Tanya Johan.
"Ya kagak, lah... lagian emang kita mau main dinding-dindingan?"
Johan nyengir lalu menggaruk tengkuk lehernya. "Yaudah ngikut aja," kata cowok itu.
Arjuna langsung mencatat warna cat yang akan ia beli nanti bersama yang lainnya.
"Perlu apa lagi nih?"
"Tipi, tipi," kata Alvian menjawab pertanyaan Arjuna.
"Tipinya masih ada itu." Gio menunjuk Tv yang berada di luar.
"Barang-barang semua masih bagus?" Tanya Arjuna pada Gio.
Gio mengendikkan bahunya. "Kayaknya sih masih," kata cowok itu.
"Masih, kemarin gue cek semua," sahut Andi yang duduk sambil ngerokok di dekat Gavin.
"Yaudah."
Arjuna membacakan semua barang-barang yang akan ia beli nanti. Tentang semen dan material yang perlu di gunakan sudah ada, sudah Arjuna beli kemarin.
Markasnya yang rusak hanya bagian belakang saja, tidak terlalu banyak, jadi bisa diperkirakan bahwa akan selesai hanya dua sampai tiga hari saja.
"Lo bertiga ikut gue kepasar, ya?" Tanya Arjuna pada Gavin, Johan dan Alvian.
Alvian yang semula asik bercanda pada Johan kini menatap Arjuna bertanya. "Dih ngapain?" Tanyanya balik.
"Beli ember gituan," kata Arjuna santai.
"Dih ngapa kita-kita?"
"Gak usah banyak tanya deh, ayo sekarang." Arjuna berjalan menuju motornya, dengan helaan nafas malas ketiga orang yang di ajaknya tadi mengikuti Arjuna dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIO
Fiksi UmumAlgio Daffandra, remaja berusia 18 tahun, Si ketua geng motor yang bernama Razors Gang. Memiliki wajah tampan membuatnya banyak disukai para siswi di sekolahnya. Sebagian orang mengenalnya dengan sifat dingin dan cuek tetapi ada yang mengenalnya seb...