Jangan lupa vote sama comment yakk, banjirin notif aku sama votment kalen😫.
HAPPY READING BESTIW🦋
"Gak mau yang muluk-muluk, sebab yang muluk belum tentu akan membahagiakan, cukup sederhana saja, karena itu sudah cukup."
•Algio•
Johan masuk ke basecamp terdengar banyak suara gaduhan. Saat ia membuka pintu semua antensi menatapnya membuat ia menggaruk tengkuknya tidak enak.
"Dateng juga, Lo?" Tanya Alvian yang sedang memegang camilan.
"Gak boleh?" Tanya Johan masih berdiri di ambang pintu. Cowok itu menaikkan satu alisnya bertanya.
"Gak." Sahut Gavin bercanda.
"Yaudah gue balik." Johan sudah bersiap balik keluar dari tampat ini.
"Baperan amat lo!" Teriak Alvian saat Johan sudah benar-benar keluar dari dalam ruangan itu.
"Moodnya lagi hancur," kata Gio membuat Alvian dan Gavin baru sadar.
"Di luar hujan, Jo! Kalau mau balik ya balik aja. Tapi jangan sampai pipi lo ikutan hujan, ya!" Teriak Alvian semakin membuat Johan kesal.
"Jangan main hujan buat alihin tangisan lo ya, Jo! Gue kasihan lihatnya!" Ikut Gavin bercanda.
"Makanya Jo, jadi cowok itu yang ganteng ka-- ANYING!" Alvian meringis ngilu saat sudut bibirnya dipukul Johan secara mendadak.
"Bacot lo!" Maki Johan dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah.
"Brengsek lo! Sama temen sendiri juga!" Alvian meringis, sudut bibirnya yang kemarin belum benar-benar sembuh kini malah terkena bogeman mentah dari si Johan.
"Lo yang cari gara-gara,"
"Lo apaan sih, Jo. Biasanya juga Alvian gitu," kata Arjuna menatap Johan bingung.
"Gak usah ikut campur lo!"
"Dih. Gila." Arjuna memilih memainkan handphonenya daripada meladeni Johan yang tidak tahu menjadi seperti itu.
"Efek putus cinta," sahut Gavin dengan santainya ia mendorong Johan agar terduduk di sebelah Alvian.
"Bangsat!" Maki Johan karena dengan kerasnya ia jatuh ke lantai yang di lapisi karpet tempat Alvian duduk.
"Dosa lo udah banyak, gak usah misuh-misuh gitu. Mau jadi ahli Jahanam?" Tanya Gavin sedikit kesal mendengar Johan mengumpat terus.
"Udah." Lerai Gio.
"Jun ambilin kotak P3K yang ada di sebelah lo itu," kata Gio yang yang langsung diberikan Arjuna kotak P3K.
"Obatin, Yan." Gio menyerahkan kepada Alvian, menyuruh sahabatnya itu untuk mengobati luka membiru di sudut bibirnya.
"Gara-gara Johanjing!" Sengit Alvian menatap Johan tajam.
"Udah." Decak Gio setelah itu ia kembali fokus pada handphonenya.
***
Pukul sepuluh malam, Gio sampai di rumah. Pintu rumahnya sudah tertutup rapat, Gio sedikit was was, bisa saja kan dirinya dikuncikan Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIO
Ficção GeralAlgio Daffandra, remaja berusia 18 tahun, Si ketua geng motor yang bernama Razors Gang. Memiliki wajah tampan membuatnya banyak disukai para siswi di sekolahnya. Sebagian orang mengenalnya dengan sifat dingin dan cuek tetapi ada yang mengenalnya seb...