EKSTRA PART

2.3K 43 1
                                    

HOLAA FRIEND!!!

APA KABAAARRR???

ALGIO BACK!!!

SEKARANG PEMBACA ALGIO SUDAH 100K LEBIH!!! OMO OMO OMO!!! KELUARGA GIO SEMAKIN BANYAK.

TERIMA KASIH BANYAK YAA TEMAN-TEMAN!!! AKU MASIH GAK NYANGA BAKALAN BISA PUNYA CERITA YANG PEMBACANYA SAMPAI RATUSAN RIBU!!!

I'M VERRY GRATEFUL. SIAPA PUN KALIAN, DIMANA PUN KALIAN. TERIMA KASIH BANYAK YAA. TOLONG HIDUP LEBIH BAHAGIA LAGI.

MESKI AKU TIDAK KENAL KALIAN, TETAPI AKU BERSYUKUR DENGAN ADANYA KALIAN DI DUNIA INI.

I LOVE U !! 🌷💐💍🧚‍♀️💗🍭

Tahun ini Gio disibukkan dengan aktifitasnya mencari tempat untuk ia melanjutkan sekolahnya. Sebenarnya ia malas tetapi Mamanya menyuruhnya terus untuk segera mendaftarkan diri di Universitas terbaik.

Gio sebenarnya ada rencana melanjutkan sekolahnya di luar negeri, tetapi lagi-lagi impianya itu pupus dimakan rasa malas dirinya.

Memang dasar Gio.

"Kenapa gak daftar di UI aja?" Tanya Mamanya yang sedang menggendong Rezi.

Gio mendelikkan matanya mendengar itu. "Daripada cari malu di tolak mentah-mentah, mending Gio cari tempat yang sesuai nilai Gio aja deh," kata Gio sadar diri dengan kepintaranya yang tidak seberapa itu.

"Kan dulu Mama selalu ngingetin, sekolah yang bener biar mudah cari kuliahnya. Eh, besarnya malah hobi bolos," balas Viona.

Gio berdecak. "Gio mau cari di luar aja deh, Ma." Final cowok itu.

Viona terlihat sedikit terkejut. "Yakin mau keluar negeri?"

Gio menggelengkan kepalanya. "Luar kota maksud Gio,"

"Dimana?"

"Gak tahu, nanti mau cari sama Johan."

"Gak usah macem-macem deh, Yo. Udah kuliah aja di Universitas yang ada di dekat-dekat Jakarta. Kan banyak juga itu, kalau gak, biar Papa sekolahin di London nanti kamu tinggal sama Om di sana, ya?"

Gio menghela nafasnya. Sejak kemarin Mamanya selalu saja memintanya ke London. "Gak deh. Gio gak pinter bahasa Inggris," alibi Gio.

Viona menurunkan Rezi ketika bayi yang kini sudah bisa merangak itu grusak-grusuk di gendonganya.

"Memang mau cari kapan?"

Gio membiarkan adiknya bergelayutan di kakinya. Cowok yang sedang duduk di sofa itu menggelengkan kepalanya singkat. "Kalau kata Johan sih besok. Tapi gak tahu nanti."

"Yaudah semaunya kamu aja gimana-- Mama mau ke warung depan, titip Rezi ya,"

Gio tidak menjawab dengan suara cowok itu hanya menganggukkan kepalanya. Memang sekarang Gio lebih sering menghabiskan waktunya bersama Rezi, Adiknya.

Setelah kelulusan SMA beberapa bulan yang lalu ia menjadi malas untuk keluar rumah, apalagi mengingat hal buruk yang telah menimpanya waktu itu.

Drtt  drtt drtt

Hanphone Gio yang berada di atas meja membuat atensi Gio dan Rezi teralihkan. Rezi mencoba mengambil benda pipih yang bergetar itu tetapi gerakanya kalah dengan gerakan cepat Gio.

"Apa?"

"Buset, rek rek, kagak ada ramah-ramahnya,"

"Cepet!"

ALGIO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang