5

5.4K 1K 168
                                    

Setelah mengetahui masalah Mark di sekolahnya, Johnny akhir akhir ini jadi berfikir terlalu berat, jatuhnya overthinking.

Pria itu gak akan menyangkal jika dia dijuluki workaholic. Dia bahkan sudah mengatur step by step semua rencana nya dalam kurun waktu 10 tahun kedepan.
Dan masalah bullying Mark benar benar tidak ada dalam daftar bencana mendadak nya.

"Tck! Apa harus pindah sekolah lagi? Atau home schooling?", gumamnya.

"Tapi dia sudah kela-SHITT!!! HEY!! Kenapa kaki ku diinjak sih!!".

Ternyata dari tadi Johnny sedang bersama dengan Lisa di cafe, jam makan siang.

"Kakek Suh..! Kau dengan seenaknya menyuruh ku kesini bukan untuk mendengar mu baca mantra kan?".

Lisa kesal karena Johnny sibuk dengan fikirannya sendiri. Dia bahkan belum menyentuh makanan yang dipesannya. Pemborosan!!

"Ini gara gara ucapan mu kemarin itu kan.. aku kepikiran", Johnny menurut mulai menyantap bossam nya.

"Berfikir bagaimana..? Perhatikan Mark lebih dulu, itu yang penting".

"Karena itu.. apa menyuruhnya home schooling saja?", tangan nya membungkus daging dengan selada,"buka mulut".

"Aku tidak setuju…", mulutnya langsung penuh saat Johnny menyuapinya.

"Bagaimana menurutmu? Dagingnya enak tidak?", kali ini pria itu bertanya bisik bisik.

Setelah menelannya,"dagingnya alot.. gusiku sakit".

Setelahnya Johnny menyumpit daging lagi lalu mencelupkan saos,"yang ini..".

Lisa reflek buka mulut lagi,"oh!! Wow!! Kalau dengan saos jadi enak!!".

Johnny kali ini setuju,"menu cafe ini tertolong karena saos ini...".

"Coba gopjang ku....", gantian Lisa yang menyendok dan Johnny buka mulut.

Setelah mengunyah beberapa saat,"ini rasanya lebih sedap! Daun bawang nya segar!harusnya aku pesan yang ini".

"Ini juga lebih murah!".

Dan entah kenapa topik Mark malah belok jadi Bossam dan Gopjang.

.
.

"Pak Johnny...? Belum mau pulang?".

Johnny yang baru dari toilet menoleh saat Wendy dan beberapa karyawan wanita menyapanya.
"Masih ada yang harus dikerjakan. Kalian cepat lah pulang, ini sudah lewat jam kerja".

Pria itu melambaikan tangan dan segera berlalu ke ruangannya. Tak menggubris beberapa karyawan yang mulai membicarakannya.

"Aku tidak percaya pria mapan seperti Manajer Suh tidak punya pacar".

"Dia sudah punya pacar bodoh! Tadi siang saja keluar makan siang. 4tahun kerja disini aku baru lihat manajer ijin keluar!".

.

Johnny mengetik lagi laporan nya yang akan diserahkan pada atasan, padahal masih dua hari lagi tapi pria itu sudah menyibukkan diri.

"Ah.. aku harus beritahu bocah itu", dia baru ingat dengan ponselnya.

"Hyuuuung....".

Johnny mengernyit,"kenapa kau merengek..? Aku cuma mau bilang hari ini pulang lebih malam..".

"Kalau begitu aku ke apartemen Noona saja!".

"Jangan merepotkan orang lain terus..".

"Nooona! Apa aku merepotkanmu?", Mark langsung bertanya, sepertinya anak itu sudah di apartemen Lisa.

Love ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang