12

12 1 1
                                    

"Rey, bangun nak adzan maghrib" ucap mamah

Mataku masih terpejam, mendengar suara samar mamah yang membangunkan ku.
"hmm, jam berapa mah?" sambil berusaha mencari handphone ku.

"jam 6 sore, cepat mandi lalu sholat maghrib" ucap mamah sambil meninggalkan kamarku

"Demi apa jam 6 sore?? Gue latihan mati suri apa gimana si, astagfirullah ashar nya bablas. Maafin rey ya Allah" ucap ku sambil terburu-buru mengambil handuk lalu mandi.

Setelah selesai mandi dan sholat, aku keluar kamar menuju dapur. Laparr karena dari pulang sekolah belum makan.

"kak" panggil iki
"hmm, apa?" sahutku, aku yang sudah selesai mengambil makan, duduk disamping iki.

"Lo capek banget ya?" tanya nya
Aku menatap heran, "tumben lo nanya gue. Kesambet lo".

"Kalo ada apa-apa cerita kak, gausah dipendem sendirian. Gue adik lo, lo bisa berbagi cerita lo sama gue. Kalo lo mau sih, tapi kalo gak juga gapapa. Gue rasa ucapan gue cukup jelas" ucap iki beranjak dari duduknya kemudian meninggalkan aku.

Aku tersindir dengan ucapannya barusan. Fakta memang jika ada sesuatu yang aku pikirkan, aku akan berusaha mencari solusinya sendiri.
Setelah meninggalnya papah, aku jadi jarang terbuka ke orang-orang termasuk keluargaku. Jika bisa ku pendam sendirian, kenapa harus berbagi ke orang lain. Karena pikirku orang lain hanya ingin tau saja, tanpa mau memberikan solusi. Meski tidak semuanya berpikir seperti itu. Aku hanya mencari aman saja.

Aku buru-buru menyelesaikan makanan ku dan berhenti tenggelam dengan ucapan iki barusan. Aku kembali ke dapur untuk mencuci piring. Lalu aku kembali ke kamar ku.

Cara saat ini agar sekolah ku tidak merepotkan mamah dari biaya sekolah adalah belajar. Belajar yang giat prinsipku.
Aku mulai membaca buku fisika dengan merangkum apa yang ku pelajari, itu akan memudahkan ku.

Banyak yang bilang Fisika itu sulit, tapi menurutku yang lebih sulit itu ketika berdebat sama isi kepala ku sendiri.

Setelah semuanya aku rasa cukup untuk pretest besok, aku bereskan buku dan alat tulisku. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 20.50.

Fyi aku belajar paling tidak suka diganggu, aku akan jauhkan hp ku selama aku belajar. Ketika selesai baru aku buka.

Aku membukanya dan ternyata sudah ramai di grup.

Tasya Salsabila
Guyss, mau ngingetin besok pretest fisika bu ningsih.

Bagas alamsyah
Ya Allah sya, gue mau pura-pura lupa, malah inget lagi :(

Celline Cintya
Sanss gaiss

Bagas Alamsyah
Sans sans sans, besok lo heboh palingan, terus bilang "Sumpa demi apa, gue ga ngerti apa-apa anjir".

Tasya Salsabilla
Anjir, ngebayangin eksprrsi celline. Bener juga si bagas.
Btw persiapan kalian gimana?

Dimas Mahesa
Gak ada yng harus dipersiapkan. Cukup berserah diri aja.

Fian Anggara
Gue sig belom ada apa-apa sya, masih nge game wkwk

Celline Cintya
Percaya sama gue, kalian gak akan mati cuma gara-gara gak bisa ikut pretest.

Dimas Mahesa
Hmm, bener juga.
Tapi tetep aja gua panikan.

Fian Anggara
Setau gue sih, pretest kan pengetahuan awal. Jadi gpp kalo nilainya gak bagus2 amat. Ya gak si?

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang