Dimas Mahesa
Nama gue Dimas Mahesa, biasa dipanggil Dimas, dim, tapi gue gak mau dipanggil mas karena kita belum sah. Haha abaikan.
Gue masuk ke golongan orang-orang introvert, gue sulit buat basa-basi biasanya langsung to the point. Gue gak bisa ramah ke orang-orang, bahkan gue sulit akrab sama orang, apalagi buat memulai pembicaraan.
Mungkin ketika awal kenal sama gue, ngiranya gue orang yang sombong, angkuh. Padahal emang gue sulit untuk masuk ke dunia orang lain. Gue berkutat dengan dunia gue sendiri aja. Rata-rata gue berteman ya sekedar menjalani gue sebagai makhluk sosial aja, teman yang bener-bener cuma satu atau dua orang aja.
Gue anak ke tiga, kakak gue perempuan semuanya. Bokap kerja di salah satu perusahaan farmasi. Dulu nyokap kerja di salah satu perusahaan sereal sebagai accounting, tapi nyokap berhenti kerja sejak gue masuk SD.
Gue berada dikeluarga yang suka berdiskusi, karena bokap mengharuskan anak nya open minded, ya jadi lah gue seperti ini.
Sejak masuk dunia SMA, Kelas X gue punya temen yang menurut gue pinter banget, temen gue cuma dia doang. Gue cowok tapi gue gabisa berteman. Sulit buat gue.
Temen gue ini namanya Revan, gokil dia awal masuk tiap hari buka buku soal SBMPTN dan dia nyelesaikan itu dalam waktu 1 semester. Gue mikir revan "doyan banget sama buku".Sesekali gue diskusi sama Revan, cukup nyambung. Alhamdulillah sampai sekarang gue masih komunikasi baik sama revan.
Tapi gue dikelas baru ini, gue kenal perempuan. Namanya Reyhana Paramita. Baru kenal beberapa hari gue ngerasa deket banget sama dia. Gak tau kenapa gue ngerasa langsung nyambung ngomong sama dia.
Orangnya supel, sederhana, pinter, yang buat gue tertarik dia cukup unik. Jangan tanya kenapa, gue rasa dia unik aja. Anak yang gak macem-macem menurut gue. Itu asumsi awal gue aja tentang dia, selebihnya nanti gue mau berteman baik sama dia.
Sepulang dari sekolah, gue langsung balik ke rumah. Gue gak suka mampir-mampir.
"Assalamualaikum"
Seperti biasa, rumah gue sepi. Kakak gue kerja, bokap pasti kerja juga dan belum pulang. Paling cuma ada nyokap.
"Waalaikumsalam, udah pulang dim" mamah keluar dari kamarnya.
"Udah mah, dimas naik dulu keatas"
"Jangan lupa bersih-bersih dulu, habis itu makan" ucapnya
"Oke siap" gue langsung ke kamar untuk bersih-bersih.
Biasanya balik dari sekolah gue selalu bersih-bersih, ganti baju, baru makan. Selalu gue lakuin selama sekolah. Selesai semuanya, gue turun kebawah buat makan.
"Gimana sekolahnya dim? Aman?"
"Lagi banyak tugas aja, selebihnya aman mah"
"Ya anak sekolah kerjaan nya tugas sekolah, ibu rumah tangga kerjaan nya rumah. Gimana sih dim" sahut mamah
"Iya juga si, tapi sekarang dimas punya temen mah. Jadi temennya gak cuma revan aja. Tambah personil"
"Oh ya? Bagus dong, ada kemajuan. Berapa orang sekarang temenmu itu"
"Tambah 5 orang, seru-seru mereka. Alhamdulillah jadi ada temen ngobrol baru"
"Bagus lah, tingkatin terus"
Tak ada lagi percakapan gue sama nyokap, gue makan dengan khidmat. Dan nyokap kembali fokus dengan kegiatannya.
Setelah makan, gue balik ke kamar.
Kegiatan gue biasanya sekedar baca buku atau majalah. Tapi kalau bosen ya biasanya tidur. Gue nge game, tapi gak terlalu.Gue jadi mikir ke tugas PLH tadi. Seru kayaknya. Gue baca-baca dari internet tentang pencemaran.
Cukup lama gue berkutat dengan topik itu. Gak terasa gue ketiduran.
"Bangunnnn, bangunnn weii udah sore" teriak histeris, lemparan bantal mengusik tidur gue.
"Astagaa, berisik lo"
"Dihh, bangun udah jam 5. Sholat asar heh. Cepet cepet"
"Iyaa sebentar"
Gue langsung bangun buat sholat asar.
Btw, yang bangunin gue tadi kakak gue yang kedua. Kak velli namanya, mahasiswi semester 5 paling berisik dikeluarga gue.
Kakak gue yang pertama udah nikah, dia ikut suaminya. Namanya kak Anggi. Sudah dikaruniai anak perempuan namanya hanum. Ponakan gue cantik. Gue suka anak kecil.Waktu sudah pukul 20.00 bokap pasti ada di meja kerjanya. Gue mau diskusi tugas ini.
"Pah, dimas ganggu gak?"
"Enggak, masuk dim""Dimas mau diskusi pah, ada tugas observasi lapangan tentang pencemaran air"
"Terus, apa langkah yang kamu ambil?"
"Niatnya dimas mau ambil survey deket-deket sini pah, kan disini banyak tuh pencemaran air."
"Berapa banyak kelas yang dapat tugas ini?"
"Kayaknya hampir semua kelas XI si pah."
Papah mengangguk "Coba dim, berapa peluang banyak nya teman kamu yang survey di lokasi yang sama. Kalau pola pikir kamu sama mereka itu sama"
Kalau diskusi, papah suka gitu. Memberi pertanyaan yang harus mikir dulu untuk menjawabnya.
"Mungkin 70% pah. Dimas paham maksud papah, pasti yang lain juga akan ke lokasi yang sama kan"
"Betull, tugasnya kapan diserahkan?"
"2 minggu lagi pah, kelompok"
"Oke, hari sabtu ajak teman mu kesini"
"Oke makasih pah, dimas ke kamar dulu"
Di luar dugaan, bokap mau bantu tugas ini. Kayaknya se excited itu respon bokap.
Dimas
Gais, sabtu sibuk gak?Tasya
Tidak, kenapa dim?Mau ngajak janjian
Diskusi hari sabtuCelline
Sorry dim, gue gereja 🙏Fian
Bisa gua dimOh iya gapapa cell
Oke fianBagas
GabisaaaaaReyhana
InsyaAllah bisa dim, jam berapa?Siapa yang ngajak lu @bagas
Jam 10an yaaTasya
OkeSetelah memberikan informasi ke mereka, gue lanjut baca buku.
Dimas Mahesa Off
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionSelamat Membacaa🌾 "Reyyy,"panggil Dimas Aku menoleh, "hmm, kenapa?" "Gak tau kenapa, gue rasa lo tuh unik" "hah unik gimana maksud lo?" tanyaku butuh penjelasan "Gue juga gak tau, tapi menurut gue lo unik" ucap dimas dengan wajah yang gak bisa di...