𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐬𝐞𝐯𝐞𝐧𝐭𝐞𝐞𝐧

791 77 21
                                    

Last Breath

"Kalian boleh masuk, tapi tolong jangan berisik" ucap dokter itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian boleh masuk, tapi tolong jangan berisik" ucap dokter itu.

"Terima kasih dok" jawab Sena mewakili semuanya.

Satu persatu melangkah masuk ke ruangan putih itu, cukup luas karena ruangan itu VVIP. Disana, dibangsal itu, Defan masih setia menutup matanya. Berbagai alat medis terpasang, alat bantu pernafasan, infus, pendeteksi detak jantung, alat bantu makan serta alat bantu buang air.

Angel menggigit bibirnya, menahan rasa tangis dan sesak. Wajah yang biasa tersenyum kini tergeletak tak berdaya dengan berbagai bantuan alat medis. Matanya terpejam enggan terbuka, namun deru nafas dan detak jantung masih terdengar.

Biar Defan istirahat sejenak dari kejamnya dunia kehidupan. Biar jiwanya bersenang senang dialam bawah sadar untuk sementara.

Semoga hanya sementara tak sampai tinggal selamanya disana.

"Def..." ucap Juna

"Bangun nak" ucapnya lagi

Tak ada respon, tak ada jawaban. Mata itu masih setia terpejam, raga itu masih setia beristirahat.

"Defan" panggil Angel

"Defan bangun hiks" isakan terdengar, Celline mengelus pelan punggung Angel menenangkan.

"Dek" kata Yoga

"Epan bangun yuk, nanti belajar sama main bareng kakak lagi" kata Yoga

Nit... Nit... Nit...

Untuk beberapa menit ruangan itu hanya di isi suara monitor pernafasan dan jantung serta tekanan darah. Semua nampak stabil menurut Yovi selaku dokter diantara mereka.

"Uhmm..." Defan bersuara

"Defan" kata Angel

"Panggil dokter" kata Sena

"Ja...ngan..." suara Defan melemah

"Panggil" kata Sena memaksa

Juan langsung pergi memanggil dokter. Tak lama dokter itu datang bersama perawat, memeriksa Defan sebentar.

"Kondisinya stabil, namun masih perlu dipantau beberapa waktu kedepan. Saya harap jangan terlalu banyak di ajak bicara, dia perlu istirahat" ucap dokter tersebut.

"Saya pamit sebentar, pasien di ruangan sebelah sedang krisis" ucapnya lalu segera pergi.

"Def" kata Sena

Defan hanya merespon dengan tatapan sayu nya sembari mengangkat sebelah alisnya pelan.

"Semangat, bisa kok pasti, ada kita disini" kata Sena tersenyum

"I...ya" kata Defan

"Defan, maafin papa" kata Juna

"Maafin Kak Yoga" kata Yoga

Last Wish | Dodam ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang