Terik matahari dengan hembusan angin sepoi sepoi dan bising suara kendaraan tidak membuat hyunsuk terganggu samasekali dalam renungan panjangnya dipinggir balaikota.
Sudah 3 jam lamanya usai pertemuannya dengan setengah baya tadi ditempat ini.
Hyunsuk membuang nafasnya berat sesekali terpejam menenangkan diri,emosinya masih tersulut usai percakapan singkat dengan sang ayah tadi.Hyunsuk beranjak berniat meninggalkan tempat untuk kembali kerumahnya sebelum pergerakannya terhenti kala ada tangan kekar yang memegang pergelangan tangannya.
Hyunsuk mengerutkan alisnya lantas menengok memperlihatkan presepsi sang ayah yang kembali tanpa diundang.
"Ayah mohon... ayah mau ketemu sama adek kamu. Ayah mohon hyunsuk." Hanbin menautkan kedua telapak tangannya didepan sang putra sembari memelas
"Om... hyunsuk mohon jangan campuri lagi urusan kami... jangan korek lagi luka bunda yang udah lama sembuh. Penderitaan bunda saya sudah sangat besar setelah om pergi tinggalin kami waktu itu" ucap hyunsuk dengan nada penuh penekanan menahan emosi.
"Hyunsuk ayah janji ini yang terakhir. Ayah janji setelah ini gaakan nemuin kalian lagi. Ayah udah sesali semuanya seenggaknya beri ayah kesempatan untuk minta maaf sama bundamu asahi dan anak bungsu kami"
Kalimat terakhir hanbin membuat hyunsuk mendecih tah suka bagaimana mungkin lelaki ini dengan berani mengakui adik kembarnya dengan sebutan anak bungsu kami, Kurang ajar.
Bahkan dulu dia mengatakan bahwa bundanya hamil oleh lelaki lain, Sialan. Hyunsuk benar-benar muak.
"Kalo om masih kekeh. Hyunsuk tetep gak mau bantu seenggaknya om bersujud didepan bunda. Tapi kalaupun bunda mengijinkan om harus tepati janji untuk tidak merecoki hidup kami setelah itu" ucap hyunsuk final lantas berlalu pergi meninggalkan hanbin yang termenung dengan kelopak mata yang membendung airmatanya.
___________ThakyouMom___________
"Bunda..."
Setibanya dirumah hyunsuk tidak bisa membendung airmatanya sendirian. Dia butuh sang ibu dia memang lemah jika soal sang ayah mengingat dulu dia yang paling dekat dengan sang ayah dan diapula yang melihat secara langsung betapa brengseknya sang ayah membuat hatinya sangat sakit.
"Bunda dikamar bang..."
Jawaban sang bunda membuat langkah hyunsuk tertuju kedalam kamar jennie lantas mengunci pintu kamar sang bunda takut jika salahsatu adiknya melihat atau mendengar sesuatu yang menyakitkan ini.
"Loh... abang nangis kenapa" ucap jennie setelah tubuhnya direngkuh oleh sang putra yang kini sesenggukkan dipundaknya.
"Bunda... hyunsuk ketemu ayah"ucapan hyunsuk membuat jennie terdiam seribu bahasa.
Tidak bukan karna luka lama yang kembali digores tapi rasa takut kehilangan buah hatinya.
"Ketemu ayah kok nangis.... harusnya abang seneng dong" beginilah jennie dia tidak bisa memperlihatkan sisi rapuhnya bahkan kepada orang terdekat sekalipun
Hyunsuk lantas melepas rengkuhannta dan mendudukan diri didepan sang bunda.
"Dia brengsek banget bunda. Hyunsuk gak bisa nahan emosi pas ketemu sama dia, rasanya hyunsuk pengen habisin dia sampai masuk rumah sakit" ucapnya
"Eh abang gak boleh gitu! dia ayah kamu. Segimana brengseknya dia kalo gaada dia abang gaakan ada didunia ini, abang udah gede abang harus dewasa ngadepin semua ini gak boleh kebawa emosi apalagi itu cuma masa lalu kita gak boleh terlarut-larut"
Ucap jennie sambil mengelus puncak kepala sang putra
"Bunda boleh marah kok bunda gak boleh kayak gini terus sesekali bunda harus keluarin isi hati bunda sendiri" jennie hanya tersenyum lalu kembali merengkuh tubuh sang putra dia hanya tersenyum atas ucapan sang putra yang cukup menyejukkan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ThankyouMom💍
Fanfiction"Aku milih dia. keputisan aku udah bulat! besok aku kirim surat perceraian" Hanbin menghela nafas sejenak lalu kembali membuka suara "Hyunsuk sama yoshi saya bawa soal asahi saya gapeduli saya gamau urus anak orang kalo kamu masih mau repot repot ur...