itsfine

469 62 3
                                    

"Bunda... ayoo dong buka pintunya! Bunda belum makan dari pagi" Haruto tidak menyerah setelah lebih dari sepuluh kali memanggil sang bunda yang terus mengurung diri dikamarnya sejak kemarin.

Bukan tanpa alasan. Jennie sedang merajuk kepada haruto jeno dan jaemin karna mereka bertiga kepergok sedang merokok di warung pak maman kemarin sore.

"Bunda... jaemin janji gak gitu lagi janji, tolong makan ya bunda..." jaemin mencoba mengetuk pintu dan berbicara selembut mungkin kepada sang ibunda

"Jeno dobrak nih kalo bunda gak bukain terus!"
Jaemin yang berada dipinggir jeno lantas menoyor kepala kembarannya cukup keras

"Bego! Ntar bunda tambah marah anying" ucapnya yang hanya dibalas cengiran tak berdosa dari jeno

Selang beberapa menit terdengar suara kunci pintu yang terbuka.

"Bundaa..... maafin dong..... sumpah kemaren lagi stress doang janji kok gak akan gitu lagi" haruto langsung bergelayutan ditangan sang bunda diikuti kedua kakaknya

"Lepasin ah berisik banget siapa si kalian ini maling ya gedor-gedor pintu kamar saya"

"Iiih bunda apaan si jangan gituu dong serius kita gaakan gitu lagi suerr takewer kewer" jeno berceloteh so imut

"Iya bunda sumpah deh itu yang terakhir" haruto menyatukan kedua telpak tangannya

"Diruang kerja bunda" ucapan jennie lantas membuat ketiga anak manusia itu melotot kaget.
Jika sudah seperti ini habislah mereka. Tapi ini kebih baik daripada harus diacuhkan oleh sang ibunda untuk selama-lamanya.
.
.
.
.
.
.
Haruto, jeno maupun jaemin ketiganya duduk anteng disofa yang berada didalam ruangan kerja sang ibunda. Sudah 15 menit lamanya sang ibunda tidak mengeluarkan sepatah katapun melainkan terus berkutat dengan komputer didepannya.

"Jeno besok kamu ikutan program bansos di daerah pemukiman rell kreta, jaemin kamu ikut om mino ke panti asuhan" ucapan jennie mampu membuat ketiganya merinding

"Haruto..."

Haruto memejamkan matanya takut percayalah jantungnya sudah berdetak tak karuan sekarang rasanya dia sangat lemas.

"Kamu nyuci jemur dan lipet baju jangan lupa masukin kedalam lemari masing-masing selama 3 minggu"

Kan apa haruto bilang. Mana pernah dia menyuci! Bahkan setiap baju yang sudah selesai dia pakai dia hanya sadar ketika bajunya sudah kembali rapih didalam lemarinya.

"Jaemin sama jeno kalian bansos 2 minggu." Jennie melirik kedua putranya

"Selama 3 minggu ini kalo kalian pulang kerumah lebih dari jam 8 malam... bunda gaakan pernah maafin kalian!" Jennie kembali berucap sembari menekan setiap kaliamat yang dia lontarkan

"Kamu ngerti kan kenapa hukuman kamu lebih lama" ucap jennie melirik haruto sekilas

"Ngerti bunda..." haruto mendongakkan kepalanya

"Kenapa?" Tanya jennie memastikan

"Karna haruto masih dibawah umur untuk merokok" haruto kembali menundukkan kepalanya

Jennie menganggukkan kepalanya lantas meninggalkan ruangan bergegas pergi ke ruang tengah untuk melanjutkan urusannya.
.
.
.
.
.
.
"Kalo kalian gak jujur bunda bener-bener bakal marah." Jennie berucap dingin

Kini dia berada diruang tengah mengintrogasi putra-putranya yang lain.

"Enggak bunda. Abang berani sumpah gak pernah ngerokok" ucap hyunsuk

"Yoshi pernah pengen sekedar nyoba doang bunda... tapi gak jadi karna takut"

"Asahi gak pernah bahkan pegang wadahnyapun gak"

"Uwoo apalagi bunda... nyium asapnya aja udah batuk-batuk"

Jennie menganggukkan kepalanya tanda percaya.

"Hyunsuk kamu awasin jeno dan yoshi ajarin haruto nyuci. Sekedar ajarin jangan dibantuin" jennie kembali berucap

"Kalo kalian liat antara mereka bertiga pulang kerumah lebih dari jam 8 malem. Bilang bunda atau abang" jennie lantas bergegas menuju kamarnya berniat mandi dan bersiap pergi kekantornya.
.
.
.
.
.
.
"Bang... maafin ruto dong. Sumpah kemaren khilaf banget" haruto sedang mengemis maaf dari sang kakak tertua tentu saja bersama jeno dan jaemin yang sedang bergelayutan dikaki pendek sang kakak.

"Jadiin pelajaran! Bunda bukan gak mau ngerti sama masa remaja kita tapi dia tau cita-cita kalian apa. Jadi abdi negara itu harus bener-bener sehat dan bugar dan dokter juga harus sehat apalagi pilot" ucapan hyunsuk lantas membuat ketiga adiknya menganggukkan kepala tanda mengerti

"Ini abang tadi dititipin ini sama mimi" ucap hyunsuk menyodorkan secarik kertas berwarna pink kepada jaemin

"Anjir sumpah bang tolongin napa si! Gua dikejar mulu sama si kimim! Udah dibilang gak mau pacaran juga anjir lelah dedek" jaemin misuh-misuh

"Ya kalo mau nolak itu yang halus gak boleh marah-marah gak gentle banget jadi cowo" nah loh... tuan asahi

"Tadinya mau ngadu sama bunda ngajak pacar-pacaran biar dia liatnya gua udah punya pacar. Tapi malah ketauan lagi berbuat dosa hiks mana dicuekin tiga hati lagi" jaemin kembali berucap dengan dramatisnya

"Bego si kalian...." jeongwoo nyeletuk tak berdosa

"What the fuck jeongwoo lu juga pernah mau nyobain ngerokok yah!!!" Haruto ngegas

"Kapan monyet! gua ngehirup asepnya aja udah batuk-batuk" jeongwoo tak kalah ngegas

"Berisik! Haruto cepet gua mau pergi nugas nih..."
Yoshi menghampiri mereka

"Cepet apaan bang?" Tanya haruto bingung

"Tadi bunda nyuru abang ajarin lo nyuci"

"Lagian nyuci di mesin cuci juga kaga becus dasar beban" jeongwoo memang suka sekali mencari ribut sepertinya

Haruto berdecih lentas melewati mereka bergegas pergi ke dapur mengikuti sang kakak tak lupa menginjak kaki jeongwoo sebelum meninggalkan ruangan

Sorry kemaren abis ide

ThankyouMom💍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang