Enam

1.4K 191 6
                                    

Ekspresi Scaramouche semakin marah, wajahnya kian memerah akibat amarah dan juga tatapan yang masih memancarkan rasa tidak suka.

Disaat seperti ini entah kenapa aku menawarkan nya sebuah permen, sebagai pendingin?

"Tidak, kalau kamu benci rasa melon aku punya rasa blueberry."

Sambil tersenyum aku mengatakan sesuatu yang bodoh, di saat yang tidak tepat. Apa ada orang yang menawari orang lain permen di saat mereka sedang bertengkar? Tidak aku belajar itu dari Tomo, tentu saja kakak sepupu ku.

"Kau gila!"

"Iya aku gila karena mu."

Seolah olah tidak peduli terhadap kalimat terakhir ku, Scaramouche memutuskan untuk menghela napas dan menenangkan pikiran. Well itu pilihan yang bagus.

"Kaedehara, aku bukan tipe orang yang suka masalah nya di perhatikan."

"Kapan aku memperhatikan masalah mu? Bukan kah aku hanya memuji matamu saja," Yah sejujurnya aku memang tidak peduli dengan masalah Scaramouche karena itu bukan urusan ku. Aku hanya memuji matanya yang terlihat mati tetapi begitu indah.

"Bagaimana aku harus menjelaskan agar kau mengerti, baiklah karena selama tiga bulan kedepan kita tinggal bersama. Aku mohon anggap saja masalah hari ini tidak pernah terjadi," nada suaranya datar namun tatapan matanya tetap fokus pada mataku. Aku bisa merasakan perasaan tertekan dari hanya dia menatap ku.

"Baiklah jika itu yang kamu mau, aku bukan tipe orang yang terlalu memperhatikan."

"Tapi aku ingin memperhatikan mu,"

"Kau mengatakan sesuatu Kazuha?"

Aku menatap Scaramouche kembali, kali ini nada suaranya biasa saja dengan ekspresi ala Scaramouche yang biasa juga. "Tidak ada."

Dengan begitu kami pun pergi dan kembali ke kelas masing masing.

"Aku tidak paham..."

Xiao dengan kebingungan menatap ku, rupanya dia tidak mengerti cerita ku sedari tadi.

"Intinya, kamu menyukai nya atau tidak?"

"Menurut mu?"

"Oh ayolah Kazuha! Jangan membuat jawaban yang membuat seseorang berpikir keras,"

Xiao mengeluh, baru kali ini aku melihat Xiao si dingin es mengeluh. Apa karena aku adalah Kazuha? Entahlah aku tidak tahu.

"Itu tidak membuat seseorang berpikir keras, kamu hanya perlu menjawab iya atau tidak mudah kan."

"Maka dari itu menjadi sulit, terutama tempramen mu yang sulit di tebak membuat nya makin sulit."

Aku menatap intens Xiao, rupanya yang ia katakan benar terkadang jika aku dihadapkan oleh pertanyaan seperti itu. Aku juga akan mengalami kesulitan.

"Baiklah, aku memang tidak tahu bisa saja aku menyukai nya dalam artian lain atau malah tidak menyukai dirinya."

"Kazuha," Kali ini dengan pandangan sulit di artikan Xiao menatap ku. "Kau memang manusia penuh misteri."

"Ahahaha benarkah? Aku tidak merasa begitu,"

Dengan santai aku bersandar pada kursi tempat ku duduk, menatap langit langit kelas yang biasa saja.

Rahasia sang angin [KazuScara Au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang