Chapter 9|| keseharian

1.1K 144 6
                                    

Kaki remaja itu berjalan dengan langkah gugup, badan nya sedikit bergetar kala ia mendengar caci maki dan hinaan yang memang di lontarkan untuk nya.

'Lihat! Anak itu masih masuk sekolah'

'Setelah mempermalukan nama sekolah, berani nya ia masuk sekolah seenaknya'

'Bukan kah selama seminggu dia tak masuk sekolah, aku yakin dia sibuk dengan para pria kaya di luar sana'

'Menjijik!'

Begitulah lontaran-lontaran yang di ucapkan begitu gampang oleh siswa siswa.

Remaja itu mempercepat langkah nya menuju kelas. Bahkan ia nyaris tersandung karena badan nya yang bergetar.

Dengan langkah bergetar, ia berjalan menuju meja yang biasa di tempati nya saat belajar.

Meja yang di tempati nya itu di penuhi coretan-coretan hinaan dan kata kata kotor untuk nya.

Lengkap sudah kesialan nya hari ini.

Jam pelajaran pertama telah di mulai, beberapa murid nakal dari kelas nya mulai menjaili anak itu dengan melemparkan kertas yang sudah remuk.

Mengerikan.

Beberapa murid perempuan menatap nya dengan pandangan kasian, namun tak berniat menolong atau membela nya. Hanya sekedar kasian belaka.

Selama pelajaran pertama, ia hanya menunduk, namun telinga nya berusaha fokus pada suara guru yang sedang menjelaskan materi dan menghiraukan cacian dari beberapa siswa nakal.

Setelah jam pelajaran pertama selesai, pelajaran jam kedua pun tiba.

Kini mata pelajaran bahasa inggris.

Ia tidak memperhatikan pelajaran guru sepenuh nya. Toh, ia tumbuh di amerika, ia juga memiliki nilai yang terbilang tinggi di pembelajaran bahasa inggris.

Lonceng berbunyi, tanda istirahat makan siang telah tiba.

Ia mengambil kotak bento di dalam tas nya. Membuka isi bento, ternyata menu bento kali ini adalah Yakiniku.

Memakan makanan nya dengan tenang, beruntung karena tak ada yang menggangu nya kali ini.

Selesai memakan nya, ia beralih pada ponsel nya dan memainkan nya sampai jam istirahat selesai.

Jam ketiga di mulai.

Setelah jam ketiga selesai, di lanjut pelajaran terakhir.

Pelajaran terakhir selesai. Ia beranjak keluar dari kelas tanpa menyapa atau pamit. Percuma, ia akan di abaikan, bahkan lebih parah nanti nya ia akan di bully lagi.

Berjalan ke arah loker, mencari benda yang ia cari. Melangkah kan kaki menuju ruang ganti dan mengganti baju nya.

Selesai mengganti baju, berjalan menuju belakang sekolah, tempat dimana gym voli berada.

Menggeser pintu gym pelan namun cukup menghasilkan suara yang cukup kuat.

Perhatian semua orang di dalam gym beralih menatap surai jingga itu lalu beberapa detik kemudian mereka kembali melanjutkan aktifitas masing masing.

Mereka memulai kegiatan club, namun surai jingga pendek itu di abai kan.

Ya dia sudah mulai sedikit terbiasa di asing kan.

Remaja itu mengambil bola voli di dalam keranjang itu dan memulai latihan nya.

Partner nya dengan sedikit tak ikhlas memberinya toss, remaja itu berlari mengambil ancang-ancang untuk melompat dan memukul bola itu dengan keras.

HAIKYUU: Kambe Shoyou Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang