Keesokan harinya. Hari di mulai dengan Taehyung yang termenung di meja kasir. Ia sedang menggantikan Seulgi sementara wanita itu pergi berbelanja bahan-bahan yang diperlukan untuk cafe. Untungnya pagi ini masih sepi jadi Taehyung bisa bermalas-malasan dulu.
Tidak bermalas-malasan juga sebenarnya. Pria manis Kim itu tengah berkecamuk dengan hatinya. Sungguh, ia ingin segera memberikan jawaban atas pernyataan Jungkook yang disampaikan beberapa waktu lalu. Karena, demi apapun dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
"Yak! Kim Taehyung!"
Barulah ia tersentak ketika namanya disebut dengan kencang. Sang empu mendapati rekannya, Min Jae yang mendengus padanya.
"Kau mengagetkanku tahu!"
"Salahmu tidak menyahut." katanya sebal. "Kau memikirkan CEO itu, ya?" tanya rekannya tiba-tiba.
Taehyung sontak mendelik, namun dirinya tidak bisa menyangkal. Kan kenyataannya memang seperti itu. Taehyung menghela nafas, ia melipat kedua tangannya di meja kasir lalu menumpukkan wajahnya disana.
"Aku dengar dari Seulgi Noona katanya dia menyatakan perasaannya padamu? Kau menerimanya?" kini Min Jae duduk di kursi di depan pemuda Kim itu.
"Justru itu, aku tidak tahu.."
"Kau ini, kalau mau terima ya terima saja. Kalau tidak mau nerima berarti aku masih ada kesempatan kan?" Taehyung sontak mengangkat wajahnya yang semula tertunduk.
"Jangan gila, Kim Min Jae."
Taehyung tahu. Jika sebenarnya pemuda di hadapannya ini menaruh hati pada dirinya. Tapi, ia tidak bisa. Selain dirinya tidak memiliki perasaan yang sama, ia juga hanya menganggap Min Jae sebagai teman dekatnya saja. Taehyung tidak mau menerima perasaan pria itu hanya karena kasihan.
Berbeda cerita jika itu Jungkook. Entahlah, Taehyung merasa nyaman dengan perlakuan yang di berikan pria Jeon itu. Bahkan hanya dengan melihat senyumnya saja mampu membuat hatinya berdetak tak karuan.
"Aku serius."
"Dan aku tidak bisa, Min Jae-ssi." balasnya dengan suara pelan. Bisa di lihat jika pria itu menampilkan senyuman pahitnya.
"Maaf.." Min Jae menatap Taehyung, "Tidak, tidak perlu minta maaf, bukan salahmu. Seharusnya aku lebih sadar diri."
Lalu keadaanpun menjadi canggung. Hei, ini masih pagi, tapi kenapa hawanya terasa panas? Baik Taehyung dan Min Jae sama-sama mengalihkan pandangannya. Min Jae kemudian melirik Taehyung yang nampak berpura-pura sibuk membersihkan meja.
"Aku akan ke belakang." pemuda itu pergi tanpa menunggu jawaban Taehyung. Di rasa Min Jae sudah pergi ia menghela nafas. "Jangan menyukaiku, Min Jae-ya."
. . .
Terlihat wanita dengan pakaian terbuka berjalan memasuki perusahaan Jeon Corp. Langkahnya begitu anggun, banyak pasang mata menatap ke arahnya. Park Lisa, wanita itu menghampiri resepsionis.
Wajahnya begitu angkuh, karyawan resepsionis itu membungkukkan sedikit tubuhnya. "Selamat pagi, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis sopan, tak lupa dengan senyum ramah.
"Aku ingin bertemu CEO perusahaan ini." katanya, sambil membenarkan helaian rambut panjangnya.
"Maaf sebelumnya, Nona. Apa Nona sudah membuat janji dengan Jeon sajang-nim?"
Lisa mengerutkan alisnya tak senang. "Apa itu penting?" si resepsionis terdiam, "Kau hanya perlu memberitahu bos kalian."
"Maaf, Nona. Namun jika tidak membuat janji terlebih dahulu Nona tidak bisa sembarangan bertemu Jeon sajang-nim. Itu sudah kebijakan dari perusahaan." ucap resepsionis berusaha untuk tetap sopan walau nyatanya tidak. Ingin sekali ia menampar wajah angkuh wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae, Saranghae | KookMin/KookV
Fanfiction[On Going] Jungkook sangat mencintai Jimin. Namun disisi lain, Jungkook tertarik dengan pelayan cafe bernama Kim Taehyung itu. Pada awalnya, semuanya baik-baik saja. Hingga Jungkook nekat membawa Taehyung masuk ke kehidupannya. Merahasiakan tentan...