kring..... kring..... kring......"Babiii, mimpi gua belum selesaiiiii!!!!!!" Noah langsung mengambil jam wekernya kemudian ia membanting jam tersebut karna rasa kesalnya
"Ganggu orang mimpi indah ajaaa!!" kesalnya kemudian melanjutkan tidurnya.
mentari sudah memunculkan sinarnya. Namun, pemuda tersebut belum juga bangun dari mimpinya.
hingga akhirnya telfon dari rakha yang membangunkannya.
drrt... drrt... drrt...
"hmm.. paan??" ucapnya dengan suara parau khas orang bangun tidur
"lu gak sekolah??" tanya dari sebrang sana
"bentar lima menittt lagiii" ucapnya
"lu gila? LIMA MENIT LAGI NI GERBANG TUTUP NOAHHH!!" teriaknya yang membuat Noah kaget.
"ANJINGG!!" ia mengutuki kebodohannya dan langsung mematikan sambungan telfon lalu bangun.
Setelah itu, Noah langsung mengambil tas serta kunci motor dan mengganti seragamnya dengan terburu-buru.
Ia memacu motornya dengan kecepan tinggi dan tidak mempedulikan teriakan orang-orang. Noah hanya perlu fokus agar tidak terkena hukuman kembali. Namun, keberuntungan tidak memihaknya dihari itu. Ia tidak sengaja menabrak sebuah mobil mewah hingga membuatnya terjatuh. Tetapi, Noah tetaplah seorang yang keras kepala dan merasa dirinya benar.
"WOY PAK! KALAU NYETIR LIAT-LIAT DONGGG!!" kesalnya
Namun, tiba-tiba seorang pria berjas dan bertubuh tinggi keluar dari mobil dengan aura wibawanya.
"Kamu yang nabrak mobil saya kenapa kamu yang marah?" ucapnya santai.
"Lahh, kalau mobil bapak gak menghalangi juga gak akan ketabrak! Udahlah saya udah telat!" Ucapnya lalu ia menuju motor, namun pria tersebut menahannya.
"obati dulu lukamu itu."
"bodo amatt!! udah lepasin gak?!" kesalnya
"tidak akan saya lepaskan sebelum kamu obati lukamu itu.." ia memberikan kotak obat tersebut, tetapi tidak diterima oleh Noah.
"Lah bapak siapa nyuruh-nyuruh saya, hah?!!" kekesalan Noah memuncak dengan pria ini.
Pria itu langsung menarik Noah masuk kedalam mobilnya yang membuat Noah memberontak.
"Hehh!! Mau lu apaan sih?!! Lepasin!!" Noah terus memberontak. Namun, mobil tersebut langsung dikunci.
"Diam lah dulu, saya obati lukamu.." Ujarnya
"Bodo amat, buka gak?! Gua udah telat!!"
"Keras kepala." Pria itu langsung mengobati luka di tangan Noah.
Bohong kalau Noah merasa biasa saja dengan perlakuan pria tersebut. Nyatanya ia sangat merindukan diperlakukan seperti itu oleh sosok yang kini sudah bahagia dengan keluarga barunya "Ayah".
Setelah selesai diobati, Noah langsung keluar begitu saja tanpa mengucapkan maaf atau terima kasih sekalipun (tolong ajarkan Noah sopan santun plisss).
***
Karena kejadian tadi pagi, Noah pun memutuskan untuk tidak masuk sekolah karena percuma juga. Ia pun akhirnya pergi ke sebuah restoran dan menunggu teman-temannya pulang sekolah di restoran tersebut. Namun, siapa sangka ia justru melihat sosok seorang wanita yang dahulu ia panggil "mama" sedang bersama seorang anak laki-laki.
"Iri" satu kata yang dapat dideskripsikan melihat pemandangan itu. Wanita tersebut terlihat sangat bahagia dan tersenyum lembut kepada anak tersebut. Oh ayolahh, Noah tidak pernah mendapatkan perlakuan tersebut. Melihat adegan tersebut lebih lama membuatnya merasa sesak.
Sungguh, Noah sudah tidak sanggup lagi memakai topeng ini. Topeng untuk selalu tertawa didepan semua orang padahal ia ingin menangis, topeng untuk telihat bahagia padahal ia merasa hancur, dan topeng bahwa ia kuat tapi ternyata ia sangat rapuh. Bolehkan Noah mengeluh? Ia hanya remaja yang masih ingin diperhatikan dan disayangi oleh orang tua.
Ia sudah tidak tahan untuk melihat hal itu lebih lama. Noah pun akhirnya pergi dengan emosi yang memuncak. Air mata tanpa sadar terus mengalir ketika ia mengendarai motornya. Ia pergi ke taman yang menjadi tempat pelariannya saat masalah datang.
Taman itu sepi dan terdapat danau di taman tersebut.
"AAAAAAAAA..... KENAPA GUA GAK BISA BAHAGIAAA???" Teriaknya frustasi.
"Anjingg!! Seberapa jauh gua harus bertahan???"
"HAHAHA... Malang banget nasib gua..." Noah hanya bisa menertawai nasibnya.
Tak lama ia mengeluarkan sebuah botol obat. Ia membeli obat itu dari uang hasil ia bekerja. Jika sedang ada masalah yang sudah tak bisa ia tahan, maka ia akan mengonsumsi obat penenang itu.
Namun, saat ia ingin memasukan obat tersebut ke mulutnya, ada tangan yang mencegahnya. Sosok pria yang tadi Noah temui yang ternyata menahannya dan mengambil obat tersebut.
"Wehh pak! obat saya kenapa dibuang?!" sewotnya
"Tidak baik mengonsumsinya terlalu sering." Ucapan pria tersebut sontak membuat Noah bingung. Darimana ia tahu kalau Noah sering mengonsumsinya.
"Bapak kalau mau minta ganti rugi, nanti saya gantii" kesalnya.
"saya tidak minta ganti rugi.."
"yaudah balikin obat saya!!" Noah semakin kesal.
"obat ini tidak akan bisa memberikan kebahagiaan. Tenanglah dulu.."
Pria itu adalah Alexander. Ia seorang pengusaha kaya raya yang disegani banyak orang. Sejak pertemuan tadi Alex sudah mengikuti Noah.
"Obat ini mungkin memang memberikan rasa nyaman tapi hanya sesaat karena dampak buruknya akan kamu rasakan dimasa depan nak." Ucapnya santai yang sedari tadi sudah duduk. Kemudian Alex menarik tangan Noah untuk ikut duduk disampingnya.
"Hidup tidak akan pernah adil nak. Setiap orang punya porsinya masing-masing. Saya tahu kamu punya banyak masalah dan mencoba untuk menutupinya." Sontak saja Noah kaget dan langsung menatap Alex bingung.
"Kita tidak perlu terus terlihat kuat karena itu akan semakin menyakitkan. Menangislah jika memang itu membuatmu merasa lebih baik." Pria itu lalu melihat kearah Noah yang sedang berusaha menahan tangisnya.
"Laki-laki boleh menangis. Masih banyak orang yang menyayangimu." Ucapnya lalu merangkul Noah.
Tanpa sadar tangis Noah pun pecah, lalu ia memeluk Noah untuk menenangkannya.
__________
Sorry guys baru bisa upload huhuhuhu
Part ini agak mewek sihh :):):)
semoga suka yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
NOAH
Teen FictionNOAH, seorang anak berusia 15 Tahun yang rindu akan kasih sayang dan melampiaskan semuanya dengan ulah kenakalannya. Tidak ada arti keluarga bagi dirinya. Berjuang sendiri untuk bisa menikmati hidup dengan balapan motor. "Boleh kah gua bahagia seper...