STORY :: O6

492 102 30
                                    

. . .  . . . †

Ten merasa dirinya tertarik dengan gencang, ia pasrah ia tidak bisa mengerjakan tubuhnya sama sekali, matanya terpejam kuat harap-harap kemungkinan baik terjadi.

Oh ayolah...yah tuhan!! Kenapa sulit sekali mengerakan tubuhku!

Sayangnya, berapa kali pun ia mencoba tetap sama hasilnya Ten tetap tidak bisa mengerakan tubuhnya sama sekali.

Sial sial....haiiss

Dia hanya bisa berbicara pada pikirannya sendiri, mengerakan mulutnya pun terasa berat dan di kunci. Sebenarnya apa yang terjadi kenapa begini, apa yang terjadi padanya tolong! Tolong katakan padanya apa yang terjadi pada dirinya sekarang.

Sungguh, ia tidak berani membuka matanya. Sampai ia merasakan tarikan itu mulai lebih kencang lagi dan membuat ia terkejut.

Sriing....!!

Wuuuuusss — !

Sreet sreet..

Brukk~

Bruuk~

"Hhaaaahhh...!!"

"Ten!?"

"K—kalian!!"

"ugh! Apa yang terjadi, astaga kepalaku sakit sekali."

"L-loh, haiss kepalaku pening."

— • •

//Di sarankan//
  ! — Play song — !
Then, Now and forever - CNBLUE

— • •


Kejadian yang begitu cepat, tapi membuat lega di satu sisi, membuat mereka bisa bernapas lega setidaknya untuk sekarang karna semua telah kembali dalam kesadaran masing-masing.

"T-ten!! TEN SIALAN!!."

"KUN!!"

Astaga!
Apa lagi ini. Seperti semesta tidak berpihak pada mereka untuk hari ini.

Bugh..bugh!!

Sreett — braakkh

"Arghh!! H-hentikan!!"

"KUN BERHENTI!!"

"AARRGHHH!!"

sekali lagi, masalah bisa datang kapan saja dan dalam waktu yang cepat.
Diri sendiri pun bisa menjadi biang masalah dalam hal apapun itu.

Sreett — !! Wuusss

PIAARRRSSS!! . . . 

"J-jisung!"

"H-hah"

"Api itu!! Tidak mungkin."

Lelah, tentu saja itu yang di rasakan setiap tubuh dan raga yang berdiri di sana.
Kesal, itu yang di rasakan seorang yang kini berapi-api melampiaskan kekesalannya.
Sedih, semua merasakannya.


Langit yang gelap, dengan titik-titik kecil bintang menghiasi langit menemani sang rembulan yang bersinar di atas sana.

Manik mata tajam itu menatap lurus kearah langit malam. Bayang-bayang kejadian yang belum lama berlalu menjadi sebuah peristiwa dalam benak nya.
Terputar dengan berulang-ulang setiap detik dan setiap kejadiannya.

Warna gelap menjadi tanda yang tepat untuk menggambarkan keadaannya saat ini.
Setiap langkah yang ia ambil selalu ada duri yang menusuk kakinya membuat ia terjatuh. Ia belum mengetahui, lebih tepatnya tidak tau jawaban dari peristiwa demi peristiwa yang terjadi.

Park Jisung ( Sequel of War )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang