STORY ::17

521 92 34
                                    


  Dentuman keras dari atas bukit mengalikan atensi ketiga ratu yang baru saja kembali ke Alkius melalui portal. Para Dreamculture telah diamankan dengan bantuan Yeonjun yang untungny datang tepat waktu, dengan bantuan Wooyoung yang berhasil mendeteksi aura pemuda itu menggunakan sisa kekuatannya, walaupun harus sedikit bertaruh akan seluruh sisa kekuatannya sendiri. Berbalik pada keadaan Alkius yang benar-benar hancur lebur, kepingan bangunan dimana-mana, tanaman dan pepohonan yang mati bahkan tidak terlihat jejak kehidupan disana baik dari penduduk sekitar maupun hewan-hewan magis yang dilindungi di Alkius.

Ratu Nathali mengeram marah bercampur kecewa, emosi yang meluap-luap akan kebenciannya kepada kegelapan yang memporak-porandakan rumahnya. Sorot mata wanita itu bergetar lirih melihat tumbuh-tumbuhan yang sebelumnya hidup dengan subur kini layu dan mati.

"Aku tau kini dirimu dilanda amarah yang dalam, tapi tujuan kita adalah Jisung dan Taeil! Aku juga merasakan hal yang sama saat para kegelapan menghancurkan Elkius, tapi kita tidak boleh lupa. Ada seseorang yang lebih penting dari itu yang harus kita lindungi kini." Ujar Ratu Haneul.

  Dengan pasrah, ratu yang sebelumnya selalu sabar akan situasi apapun itu kini nampak sangat berbeda. Hanya rasa pasrah dan hampa yang dia rasakan saat merelakan tempat yang telah dia jaga sepenuh hati dan jiwanya kini harus hilang dan hancur dalam satu hari.
 
  Sona mendongakan kepalanya, menatap awan gelap di langit yang suram ingatannya kembali terbang jauh ke masa lalu. Dimana dia kehilangan Jisung untuk pertama kalinya, dan rasa sakit itu dia simpan dalam-dalam. Saat inipun, nyawa putranya kembali dipertaruhkan jika tidak cepat bergerak mungkin dia akan kehilangan Jisung untuk kedua kalinya, dan Sona sangat tidak siap untuk itu ; bahkan dirinya tidak akan pernah siap. Dengan pergerakan cepat, Sona bergerak gesit dengan kepakan sayap Phoenix dipunggungnya, kedua ratu yang tertinggal tidak menanggapi banyak. Mereka tau apa yang akan putri mereka lakukan untuk putranya.

  Para makhluk iblis tersebut mulai mengelilingi Jisung yang terbaring jauh dari Taeil yang mulai mendapatkan kesadaran kembali. Samar-samar bisa ia lihat, tubuh Jisung perlahan tertutupi dari jangkauan matanya ditutupi oleh para makhluk iblis itu.

  Dengan sisa kekuatannya, Taeil memaksakan dirinya kembali bangkit bahunya bergetar menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya Taeil hampir terjatuh lagi karna tidak bisa menopang berat tubuhnya sendiri. Dirinya tidak bisa melihat Jisung berakhir seperti ini, akan menjadi penyesalan terbesarnya jika dia kehilangan Jisung hari ini.

Dia tidak akan kehilangan Jisung untuk kedua kalinya.

  "S-sial!!! K-kalian... Me-menjauhlah dari Jisung." Sergak Taeil, manik matanya berkilat akan kemarahan menatap sekumpulan makhluk iblis yang hendak menyerap kekuatan Jisung. Alis wajahnya menekuk tajam, semburat warna hijau pekat berkilat dimatanya serta disayapnya.

   Taeil mencoba menggerakkan tubuhnya tapi tidak berhasil, sekujur tubuhnya seperti mati rasa ia tidak dapat merasakan pergelangan tangannya sendiri. Jika begini, apakah dia bisa melindungi Jisung? Kenapa disaat seperti ini dia terlibat sangat lemah padahal selangkah lagi dia bisa membawah Jisung kabur menjauh dari para makluk iblis tersebut.

  Tapi sepertinya dia kalah cepat.

Tapi siapa sangka! Taeil mendapatkan keajaiban yang telah lama dinantinya sebagai simboliser.

  Taeil terdorong akan kekuatan hatinya,   tubuhnya terasa ringan seakan-akan tidak ada beban yang ditanggungnya. Kekuatannya terasa penuh dengan begitu dalam. Apa ini sebuah keajaiban?

Ia melangkah perlahan tapi pasti, aura yang dimilikinya mulai terasa berbeda semakin lama semakin pekat dan suram. Entah sadar atau tidak, tato berukiran Yunani ditubuhnya mulai bercahaya kemerahan lalu bergerak ke atas mengelilingi tubuh sampai ke wajahnya. Kali ini dia benar-benar menguras seluruh tenaganya sampai titik terkahir, dia tidak peduli dengan konsekuensi akan nyawanya bisa saja lenyap bersamaan dengan kekuatannya yang telah sampai pada batas maksimal. Setidaknya dia tidak mati dengan konyol saat hengak melindungi adik bungsunya.

Park Jisung ( Sequel of War )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang