[5/10]

3.9K 775 52
                                    

[Name] melepaskan blazer miliknya karena sudah terkena cipratan darah. Duduk di sebelah Haitani bersaudara, wanita itu hanya sibuk dengan ponsel di tangan. Sama-sekali tidak memiliki niat untuk berinteraksi dengan orang di sekelilingnya.

"[Name]?" panggil seorang laki-laki gagal move on yang justru menjadikan dirinya kelebihan uang. Ketika sang pemilik nama sudah menoleh ke arahnya, ia menatap datar—tetapi jantungnya berdebar. "Nanti malam, 'datang' ke kamarku." Yah, daripada menyewa pelacur di luar sana, sekali-kali Koko juga ingin bermain dengan wanita yang kini duduk di hadapannya itu.

[Name] bersungut kesal. "Sialan, kau pikir aku mau?"

"Aku akan memberimu bayaran tinggi," Koko menatap remeh ke arah [Name]. Koko tahu, wanita itu gila uang, sama seperti dirinya. Tetapi kenyataannya justru....

"Aku sudah kaya," [Name] terkikik geli menatap wajah cengo Koko, bahkan setelahnya ia menjulurkan lidah—menirukan hal yang selalu Koko lakukan. "Kecuali jika dibayar dengan seluruh kekayaanmu."

Ran dan Rindou menatap Koko prihatin. Merasa kasihan dengan nasib laki-laki itu. Tetapi disisi lain mereka juga merasa takjub dengan Koko. Bagaimana tidak? [Name] sudah sering menolaknya, tetapi Koko tidak pernah menyerah.

Karena walaupun [Name] itu kriminal Bonten yang sudah terkenal dengan kejahatan prostitusinya, wanita itu tidak pernah menyerahkan tubuhnya kepada siapapun. Alasannya hanya satu, ia tidak mau sampai terkena penyakit menular seksual akibat bermain seks dengan sembarang orang. Lagipula kini tubuhnya sudah menjadi milik Sanzu.

Koko berdecak. "Kau memang gadis licik, [Name]."

"Bagaimana? Mau membayar ku dengan seluruh kekayaanmu untuk satu malam?" [Name] tertawa kecil saat melihat wajah kesal Koko. "Dan perlu kau tahu, jika aku bukan lagi seorang gadis."

"HAH?!?!" Terkejut? Tentu saja. Yang Koko tahu, [Name] itu tidak pernah mau menyerahkan tubuhnya ke siapapun, walaupun dengan iming-iming uang miliaran.

Rindou menahan tawa. Ia lupa, jika Koko tidak tahu tentang hal yang terjadi satu minggu lalu. "[Name] sudah nikah sama Sanzu."

Koko semakin terkejut. Bahkan rahangnya terasa merosot. Akane saja belum berhasil ia lupakan, lalu sekarang ia juga harus melupakan [Name] dan mengikhlaskan perempuan itu kepada Sanzu?

"Kenapa tidak memberi tahu ku?" Saat itu Koko tengah di sibukkan dengan urusan uang di luar kota. Tetapi setelah kembali, ia justru ditinggal nikah.

"Kita itu kriminal, menggelar pesta pernikahan secara besar-besaran bukannya bahagia malah berakhir jadi tahanan." Benar juga yang Rindou katakan.

[Name] menatap Koko yang tengah menekuk wajahnya—terlihat seperti baru saja kehilangan semangat hidup. "Masih banyak gadis di luar sana yang mengantri ingin jadi istrimu, Ko." Sebelum benar-benar beranjak, wanita itu kembali membuka suara, "Pelet uangmu terlalu kuat." Lantas kenapa dirinya tidak tergoda?

Sanzu yang sejak tadi hanya mengamati interaksi sang istri dengan ketiga eksekutif Bonten dari kejauhan kini beranjak dan berjalan mendekatinya.

"Sudah selesai Nyonya?"

𝐖𝐈𝐅𝐄 » sanzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang