[7/10]

3.3K 701 43
                                    

[Name] masuk ke dalam rumah lebih dulu, meninggalkan sesosok manusia yang masih asik dengan obat terlarang di dalam mobilnya. Wanita itu langsung melangkahkan kaki jenjangnya ke kamar mandi. Sembari menunggu bathtub terisi penuh oleh air hangat, [Name] mengikat rambutnya cepol.

Belum lebih dari lima menit berendam, Sanzu kembali mengacaukannya. "[Name], buka pintunya!!" teriaknya seraya mengetuk pintu belasan kali.

Ingin rasanya [Name] langsung menembakkan peluru tepat ke jantung sang pria. Bukankah jika benar-benar melakukan hal tersebut, [Name] tidak perlu lagi bekerja dan cukup menikmati sisa hidup dengan harta Sanzu?

"Pakai kamar mandi lain, Zu." [Name] menjawabnya dengan lirih, kemudian menyandarkan tubuhnya di pinggiran bathtub dan memejamkan kedua mata.

"Mau mandi denganmu," Sanzu masih terus mengetuk pintu. "Boleh ya, [Name]??"

Tidak mendapat sahutan dari dalam, Sanzu menggedor-gedor pintu tersebut dan semakin merengek. "Buka pintu atau ku dobrak?"

"Tutup mulutmu, atau ku bunuh?" [Name] beranjak dari bathtub, dengan segera ia mengenakan bathrobe. Jari lentiknya meraih gagang pintu, lalu membukanya—bukan mengizinkan Sanzu mandi bersama, melainkan memukul kepalanya. "Berisik!!"

Sanzu mengedipkan matanya berkali-kali. Lupa jika sang istri juga berandalan. Sebelum singa di depannya mengamuk, Sanzu memilih untuk segera masuk ke dalam kamar mandi saja.

Tak perlu waktu lama untuk laki-laki itu membersihkan tubuh dari bau anyir khas darah. Sanzu yang hanya memakai celana pendek selutut keluar dari kamar mandi dengan kondisi rambut masih basah.

Setelah pintu di buka, Sanzu di kejutkan dengan ujung pistol yang mengarah tepat di dahinya. Mungkinkah sang singa benar-benar marah dan berniat membunuhnya?

Tetapi kalimat yang terlontar dari bibir peach wanita itu mampu membuat Sanzu terdiam untuk beberapa saat.

"Sejak awal tujuanmu menikahi ku memang hanya untuk membunuhku 'kan?"

𝐖𝐈𝐅𝐄 » sanzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang