-3- Omega dan Queen

944 109 40
                                    

°•°
.

««--------------»»
.


Jam menunjukkan angka enam, lelaki manis dengan rambut putih nampak tak terganggu dengan keadaan langit yang makin menggelap.

Lee Taeyong meletakkan beberapa potong buah semangka ke piring kecil yang kemudian diletakkannya di lemari makan. Tangannya kembali bergerak mengisi piring kosong dengan hasil karyanya, masakan.

Teokpokki, sup dan nasi merah memang masakan sederhana, tapi percayalah apa yang berasal dari seorang Queen memiliki sisi spesialnya sendiri.

"Sempurna." Taeyong tersenyum bangga melihat meja makan kecilnya telah terisi oleh piring piring yang tertata rapi.

Kringg Kringg

Jari lentiknya meraih benda persegi tipis yang tadi dia letakkan begitu saja di pantry dapur.

"Ya Jaemin-ah."

.....

"Ya, semuanya sudah selesai, kau bisa kesini sekarang jika kau mau."

.....

"Baiklah jangan terlalu lama, masakanku tak bisa memanas dengan sendirinya, seperti heat kita."

Taeyong kembali melempar ponselnya. Hari ini adalah hari terakhir heat Taeyong. Berniat untuk menghibur tetangganya, dia mengajak omega muda itu makan malam.

Setelah membersihkan diri, Taeyong keluar kamarnya dengan sweater biru muda dan celana putih panjang yang menutup seluruh tubuhnya. Betapa manisnya sang Queen sekarang.

Pukul 19.03, tidak biasanya Jaemin terlambat jika untuk sesuatu yang gratisan. Taeyong menekan tombol dial di kontak Jaemin, sekali, dua kali, Taeyong melakukannya berkali kali namun tetap tak ada jawaban. Rasa khawatir menuntun kakinya melangkah ke pintu sebelahnya dan mengetuk beberapa kali.

"Jaemin-ah." Tak ada jawaban dari dalam, ketukan pelan Taeyong makin lama makin kuat hingga menjadi gedoran.

"Na Jaemin! Kau di dalam?"

Taeyong menekan angka pada lockpad pintu Jaemin, dan angka pertama yang dia masukkan ternyata benar. '1122, beruntung Jaemin orang yang malas ribet.' batin sang queen.

Hal yang pertama kali menyambut Taeyong saat kakinya melangkah masuk adalah sunyi, semua lampu masih padam.

"Jaemin-ah.." Taeyong menelisik ruang utama rumah apartemen Jaemin sembari menekan saklar lampu ke tombol on.

"Nggghhh~" Taeyong menajamkan pendengarannya saat mendengar rintihan kecil dari arah dapur.

"Na Jaemin!!"

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
---[Alpha Touch]---

NoMin

By. FaltterPie
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

"Itu benar-benar beta, aku menerima berkasnya dari Hendery dan itu benar-benar beta!" Pekikan Chenle membuat kedua rekannya menutup telinga.

"Aku sudah membacanya, jadi kau bisa berhenti berteriak Chenle-ya." Ujar Jeno yang langsung mendapat pukulan berkas dari Chenle.

"Yak!!"

"Itu artinya alpha itu menggauli beta, para alpha gila itu memasukkan penis mereka ke beta Jeno Lee!"

Oh ingatkan Chenle bahwa ini masih di laboratorium, kaca peralatan mereka bisa pecah jika dia terus menggunakan frekuensi ultrasoniknya.

Alpha Touch [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang